Chapter 35

25.1K 1.9K 488
                                    

Lydia menangis begitu kencang di bawah sana. Regan dan ayahnya sampai bingung bagaimana harus menenangkan wanita itu.

Di tempat yang sama pula, Gerald masih setia berperang dalam pikirannya.

Bingung. Merasa terkalahkan.

Dua kata itu yang memenuhi Gerald saat ini.

Sungguh, dia tidak menyangka akan secepat ini dikirimi surat penceraian.

Gerald pikir, Ayana hanya main-main, tapi ternyata perempuan itu sungguh-sungguh ingin bercerai.

Ada rasa bahagia tersendiri dalam hatinya karena bisa menikahi Ivana setelah ini, tapi entah kenapa perasaannya bertolak belakang.

Ada sebuah benda tak kasat mata yang membuat perasaan Gerald ganjil. Berat. Seperti ada sesuatu yang menahan langkahnya.

"Mama nggak mau, Pa! Mama nggak rela mereka cerai!"

Lydia masih terus menangis di lantai. Merasa sangat kehilangan.

Dia tahu, Lydia sangat menyayangi Ayana. Bahkan melebihi rasa sayang kepada anak-anaknya.

Gerald mengambil pulpen di meja. Matanya sama sekali tak pernah lepas dari surat itu.

Surat yang akan mengubah seluruh alur kehidupannya. Entah menjadi lebih baik atau buruk.

"Ger, lo serius?" Regan Tiba-tiba datang. Meskipun dia sempat kagum dengan pesona seorang Ayana, ia tidak seegois itu membiarkan adiknya bercerai.

"Ger, kalau ada masalah, ceritain baik-baik masalah lo. Lo gak bisa kayak gini, Ger. Pikirin soal Aksa. Dia masih kecil, masih butuh kasih sayang orang tuanya. Lo tega ngebiarin--"

"Cewek di dunia ini, nggak cuman Ayana. Di luar sana, banyak kok yang pinter ngurus anak, jago masak, perhatian, dan lain sebagainya."

"Pikiran lo aja yang sempit. Nganggep cuman dia yang baik," tambah Gerald sombong.

"Ger--"

"Hargai keputusan gue, Gan. Mending lo diem daripada ngurusin hidup gue. Sumpah, lo nggak akan dapet apa-apa."

Setelah mengatakan hal itu, Gerald langsung cepat-cepat membubuhkan tanda tangannya di sana.

Persetan dengan pernikahan.

Hidup Gerald akan jauh lebih bahagia bersama Ivana dan Aksa.

Ayana tidak begitu penting di hidupnya. Selama tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, maka melepaskan Ayana adalah hal yang mudah.

Lagi pula, Gerald sudah memiliki semuanya. Harta, anak, dan orang tua yang sehat.

Wanita? Di luar sana masih banyak. Dia tinggal memilih.

Semudah itu.

Tidak perlu dibuat pusing.

***

"Sayang? Kok di luar terus?"

Ivana melangkahkan kaki jenjangnya ke balkon. Pemandangan yang dia lihat pertama kali, adalah punggung lebar Gerald.

Semakin dekat jarak mereka, Ivana semakin mencium asap rokok. Untuk kebiasaan Gerald satu ini, Ivana memang sudah menyerah.

Memang tidak mudah membuat Gerald berhenti merokok. Dulu memang mudah, tapi sekarang susah.

Ivana memeluk Gerald. Di malam yang dingin ini, perasaannya menghangat bersama pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akhir Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang