Part 3

199 25 8
                                    

Hallo guys...
Mohon dukungannya buat vote, coment, dan share cerita ini.

Ayyara mematut dirinya di cermin. Sekali lagi memastikan dia akan pergi atau tidak ke alamat yang sudah di kirim Nenek Hera dan memastikan lagi bahwa di akan mengambil keputusan ini untuk masa depannya.

Iya Ayyara, masa depan kamu bakalan cerah kalau mengambil keputusan ini meskipun resikonya tinggi sekali. Uang semester kamu bakalan aman dan kamu juga bisa memasukkan adik kamu ke SMP favorit sesuai keinginannya. Kamu tidak ada pusing lagi dengan segala biaya yang sedang ditanggung kamu.

Ayyara benar-benar sudah sangat frustasi dengan hidupnya, terutama masalah ekonomi yang makin menyengsarakan dia. Kebutuhan sehari-hari yang mendesak, biaya kuliahnya, dan biaya pendidikan untuk adiknya masuk ke SMP. Maka, dari itu Ayyara putuskan untuk berangkat ke tempat yang sudah di janjikan tersebut.

Tenang Ayyara, hanya beberapa tahun saja. Setelah beres wisuda dan dapat kerja, bisa minta cerai kepada lelaki itu. Taruhannya untuk semua itu hanya harga dirinya yang akan dipandang rendah oleh orang-orang. Dua tahun untuk sampai ke wisuda itu tidak lama Ayyara.

Dan disini lah Ayyara sekarang. Di depan sebuah restoran mewah yang ada di Jakarta. Mana pernah dia berfikir akan menginjakan kaki di tempat ini. Tapi, sekarang lihat, dia baru saja turun dari taxi online yang mengantarkan nya untuk sampai ke restoran ini.

Tidak mungkinkan dia ke sini naik angkot. Setidaknya Ayyara juga harus efforts lah. Maaf-maaf juga Ayyara takut bau apek kalau naik angkot, soalnya kan dia mau berteman keluarga calon suaminya.

Sepanjang hidup di Jakarta Ayyara jarang sekali menggunakan taxi online. Biayanya yang lebih mahal ketimbang angkutan umum lainnya menjadi pertimbangan Ayyara menaiki angkutan itu. Bisa dihitung dengan jati Ayyara menggunakan taxi online, itu pun suka bersama teman-teman. Tapi, khusus hari ini dia rela sedikit lebih besar mengeluarkan uangnya buat naik tadi online.

Turun dari taxi online, Ayyara melihat dulu bangunan mewah yang ada di depannya ini. Tangannya meremat tas selempang yang dia pakai, meyakinkan dirinya untuk terakhir kali bahwa dia siap dengan segala kemungkinan ketika mengambil keputusan ini.

Ayyara menghela nafas, baru dia melangkah masuk ke dalam restoran.

Gadis itu diantar oleh pramusaji untuk naik ke lantai atas setelah menyebutkan nama Nenek Hera.

Jantung nya semakin berdegup kencang kala langkah nya mengikuti pramusaji yang mengantarkannya ke ruangan privat tempat janjian mereka.

Tok tok tok...

Setelah mengetuk pintu, pramusaji dengan ramah membuka pintu ruangan privat tersebut, mempersilahkan Ayyara untuk masuk.

Ayyara mengucapkan terimakasih kepada pramusaji yang mengantarkan nya sebelum masuk ke dalam.

Ternyata disana baru ada Nenek Hera yang sedang memesan makanan.

" Duduk Ayy... "

Tidak langsung duduk begitu aja, Ayyara menyalami dulu Nenek Hera barulah dia duduk di depan perempuan yang ternyata sudah baya itu.

Awalnya kan Ayyara mengira Nenek Hera sepantaran sama alm ibu nya, tapi ternyata umurnya sudah mau tujuh puluh tahun dan beliau masih sehat dan awet muda.

" Sekalian mesen kamu Ayy, keluarga calon suamimu katanya sedikit telat. " Ujar Nenek Hera.

Ayyara meringis. Calon suami banget nih? Beneran dia mau nikah sana cucunya Nenek Hera nih? Ngeri banget. Kata calon suamimu yang dikeluarkan oleh Nenek Hera bikin Ayyara mau nangis rasanya. Beneran ini dia punya calon suami? Takut banget.

Ayyara & Abang PrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang