Waktu sudah menunjukkan jam 19:30. Seorang gadis masih berada dalam mobil merah nya, yang terparkir di pinggir jalan.
Gadis itu adalah Jihan. Dia terlihat risau sambil sesekali memandang jam yang ada di lengannya dan memperhatikan sekitar. Dia sedang menunggu seseorang, perasaan nya terasa was-was takut rencana yang mereka rancang tidak berjalan lancar.
Karna lelah menunggu di dalam mobil, akhirnya dia keluar dan bersandar di badan mobil. Jalan nya sepi, tidak ada mobil atau motor yang lewat itu cukup membuat Jihan merinding karena sedang sendirian. Tapi dia lebih mencemaskan sahabatnya sekarang.
Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki yang berlari. Jihan menoleh dan melihat asya yang berlari ke arahnya.
"Asya"
"Ji, hahh....hahh...haahh sorry gw lama" ucap asya dengan nafas yang tidak beraturan.
"Astaga sya, Lo ngapain lari?"
Asya mencoba menormalkan deru nafasnya, "gw takut ketahuan, ini pertama kalinya gw memberontak dari aturan mama"
Rasa bersalah tiba-tiba hinggap di hati Jihan, asya sampai berani melanggar aturan mamanya demi menemani nya. "Gw minta maaf, gara-gara gw Lo sampai susah-susah kaya gini"
"Gak papa, gw juga cape sama tekanan mama jadi untuk malam ini gw mau lepas sebentar dan Seneng-seneng bareng Lo"
Jihan tersenyum senang, bolehkah dia bangga bisa memiliki sahabat sebaik asya ini?.
"Yaudah ayo masuk, konser nya juga bakal mulai bentar lagi".
Selama di dalam mobil mereka habiskan mendengar cerita asya yang berhasil kabur dari rumah tanpa ketahuan oleh Mila.
"Jadi sya, gimana cara Lo kabur?" Tanya Jihan sambil menyetir.
"Cerita nya gini...."
Flashback on
Asya menikmati makan malam seperti biasa, Tampa di temani sang mama. Hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan piring. Di rumah besar ini asya seperti tinggal sendiri, Mila selalu fokus dengan pekerjaan nya bahkan tidak ada waktu untuk makan bersama.
Selain itu di balik diam nya asya sekarang, otaknya sedang berpikir keras mencari cara keluar dari rumah tanpa sepengetahuan Mila. Masalahnya Mila sedang stay di ruang tamu seakan dia bisa menebak niat asya saat ini. Sebelum ini Mila sudah memerintah asya kalau selesai makan dia harus belajar, itu membuat asya muak.
"Non ngapain bengong? Udah selesai makan nya?" Tiba-tiba BI Sumi datang membuat pikiran asya Buyar seketika.
"Iya bi, udah selesai"
"Owh yaudah non, sini piring nya biar bibi cuci" ujar BI Sumi mulai membersihkan meja makan dan membawa piring kotor ke belakang.
Asya Masi diam di tempat, mencoba mencari ide. Jangan sampai Jihan menunggu lama di pinggir jalan.
Akhirnya sebuah ide muncul di pikiran asya. Dia berjalan ke belakang di mana dapur berada, di sana sudah ada bi Sumi yang sedang mencuci piring.
"Bi" panggil asya.
"Eh iya non, kenapa?"
"Maaf aku ganggu bentar bi, Asya mau nanya sesuatu. Boleh?"
BI Sumi menghentikan aktivitas nya sebentar "Gapapa non, mau nanya apa emang?"
"Di sini ada gak pintu keluar selain pintu depan?"
"Hah pintu?, emmm itu ada sih non. Pintu belakang sana" tunjuk BI Sumi ke arah pintu kayu yang lumayan tersembunyi, pantas saja asya tidak pernah menyadari keberadaan pintu itu. walau bingung sesaat, BI Sumi tetap memberi tau di mana letak pintu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mousikos [ON GOING!]
Teen FictionIni kisah tentang Nasya skylana si gadis pencinta musik dengan impian besarnya ingin menjadi penyanyi terkenal dan tampil di panggung besar suatu hari nanti. Namun semua impian itu harus dia kubur sedalam mungkin karna larangan dari mamanya yang mal...