• dos •

414 56 15
                                    

Suasana ruangan kantor milik aslan terasa sunyi, hanya ada suara hariri yang tengah mengeringkan lengan bajunya menggunakan hydriyer milik Aslan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana ruangan kantor milik aslan terasa sunyi, hanya ada suara hariri yang tengah mengeringkan lengan bajunya menggunakan hydriyer milik Aslan.

Aslan tentunya tengah duduk di kursi kejayaannya. Membolak-balikan map yang tadi diberikan danniel padanya.

Sesekali hariri mengintip Aslan dari ekor matanya.

ah, jika di perhatikan lagi, Aslan itu sangat tampan.

anak sulung dari keluarga d'barack itu punya tubuh yang bagus, pahatan wajah yang sempurna, juga jangan lupakan kulit eksotisnya yang membuat pemuda 35 Tahun itu terlihat begitu menarik. Bosnya sangat attractive.

Tak heran banyak wanita yang mencoba mendekatinya. tapi sayang, bos nya ini begitu tertutup, tak banyak orang tau tentang seksualitas nya.

"hasil rangkuman kamu bagus, hanum."

Hariri terjengit dengan pujian yang begitu tiba-tiba, "ah, te- terimakasih pak." gagapnya.

Aslan tak menoleh, dirinya masih betah menaruh atensi pada berkas yang berada di tangannya saat ini.

hariri membatin dalam hati, ingin cepat-cepat menyelesaikan masalahnya disini. Bukan apa, hanya saja dia agak sedikit gugup jika di hadapkan dengan Aslan.

hariri spontan menoleh saat terdengar decitan kursi, Aslan bangkit dari duduknya.

Untuk sesaat pria 35 tahun itu menyusun dengan rapi berkas yang tadi dia baca di atas meja, "kamu sudah menikah, hanum?."

Haruto mengedip, "belum, pak."

ya, sebenarnya ini hanya pertanyaan biasa saja. Nada bicara Aslan juga terlihat bersahabat.

mendegar jawaban itu Aslan manggut saja, ya wajar jika si hanum itu belum menikah, toh dia masih muda umurnya. Begitu pikirnya.

Hariri mengumpati lengan kemejanya yang sial kenapa lama sekali keringnya. Dia menjadi gugup melihat Aslan yang melangkah mendekat ke arahnya.

"alatnya tidak berfungsi, hanum?." tanya Aslan saat sudah berada di depan Hariri.

Hariri mengadah dengan mata yang membulat, terpaku sesaat dengan wajah tampan milik bos didepannya ini. "kering kok pak, - ini, ini sebentar lagi kering." katanya, pemuda itu kembali menunduk berusaha menyibukkan dirinya.

Aslan kembali mengangguk, namun tidak menjauhkan diri dari Hariri.

"boleh saya bertanya?."

The Cure - JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang