Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Saran kakak si gofood aja dulu Har jangan masak, kecapean nanti. terus itu jangan lupa istirahat yaa. "
mandat karina banyak sekali melalui seberang telepon sana, hariri mendengarkan setiap kata itu dengan baik, si manis tak henti hentinya tersenyum mendengar cerewetan gadis yang sudah ia anggap kakak itu.
"Lu apa apaan sih! ganggu pengantin baru aja anjing minggir ga lu!."
hariri tergelak sedikit saat terdengar pertengkaran kecil diseberang sana. ada sedikit rasa malu ketika mengingat bahwa dia sudah menikah sekarang. ya, sudah, hariri sudah menikah sekarang, menikah dengan Aslan.
tak selang berapa lama setelah saling ungkap perasaan itu, Aslan langsung melamar hariri. tiga hari kedepan mereka langsung menggelar pernikahan secara privat, yang bisa dihadiri oleh keluarga dan orang terdekat saja.
hariri disambut dengan sangat baik oleh keluarga Aslan, terutama si bunda. bunda Aslan begitu menerima hariri dengan hati penuh. Bahkan tadi saat acara pernikahan telah selesai katanya dia ingin menginap di kediaman putranya itu namun ditahan oleh sang suami, ayahnya Aslan.
Syukurlah, hariri merasa lega sebab keluarga sang suami termasuk ibu mertuanya itu menerima dirinya serta segala kekurangannya.
"har??."
Hariri terkesiap dengan panggilan karina, "iya mbak? maaf aku bengong." sahutnya.
"yaudah gapapa, kamu kecapean itu. inget inget terus pesan mbak tadi ya, kalo butuh apa apa call kita aja ya har." kata si kakak.
Hariri mengangguk kemudian menjawab dengan senyum manis, "iya mbak, makasih banyak ya mbak. aku tutup dulu."
"har! kalo bisa spill ya!! videoin-
TUT!!
lagi dan lagi si manis tergelak dengan sambungan telepon yang di putus tiba tiba oleh karina sebab teriakan tak sopan dari marissa.
"apa yang di video?."
Hariri mendongak cepat mendengar suara yang berasal dari ambang pintu, ada sang suami yang berdiri disana, dengan celana bahan kain juga kemeja putih yang masih terpasang rapi di badan kekarnya.
Hariri tersenyum tipis, "gak ada mas, ini tadi mbak karina yang nelpon."
Aslan melipat bibirnya kedalam, tungkai si pria melangkah menghampiri suami manisnya yang tengah duduk nyaman di tepi ranjang mereka.
