9

161 23 0
                                    

DALAM CERITA INI HANYA FIKSI

DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN

TERIMAKASIH SEBELUMNYA

*

*

*

.

.

.

"Selamat malam, Tuan Cruz, meja Anda yang biasa." ucap Pelayan tersebut.

Saat mereka tiba di restoran, sudah hampir pukul 7 malam. Chika telah diperkenalkan kepada sopir sekaligus kepala keamanan Adel, Jack. Yang merupakan pria yang sangat menakutkan. Jack mengantar mereka ke sebuah restoran mewah beberapa blok dari hotel. Rupanya restoran itu sering dikunjungi Adel.

Dari luar hingga dalam, restoran ini tampak seperti restoran Italia yang mewah. Suasana restorannya sangat menenangkan, dengan alunan musik lembut yang dimainkan sebagai latar belakang untuk menciptakan suasana hati dan obrolan ringan di antara para tamu.

Pelayan itu membawa keduanya ke tempat duduk mereka menuju area yang lebih privat dan terpencil di sudut restoran.

"Pelayan Anda akan segera datang," katanya sambil meletakkan dua menu di atas meja.

Karena dia pria sejati, atau mungkin dia hanya ingin membuatnya terkesan, Adel menarik kursi agar Chika bisa duduk. Wajahnya memerah saat dia mengucapkan terima kasih dengan lembut.

Chika meletakkan tasnya di belakangnya dan meraih menu, membolak-baliknya. Dia mengerang dalam hati ketika melihat tidak ada gambar di sana. Panggil saja dia anak kecil, tetapi dia selalu lebih suka melihat apa yang dimakannya sebelum memesannya. Nama-nama hidangan yang mewah dan deskripsi yang membingungkan sama sekali tidak membantu.

"Kamu tidak tahu harus memesan apa?" ucap Adel memperhatikan Chika sementara alisnya berkerut karena bingung.

"Rekomendasikan sesuatu padaku." ucapChika tersenyum malu, menjauhkan menu dari wajahnya.

"Biasanya aku pesan steak panggang dengan kentang dan jamur. Spaghetti aglio e-olio itu juga sangat lezat." jawab Adel dengan lancar.

"Bagaimana kamu tahu aku ingin makan spageti?" tanya Chika tersenyum lebar pada Adel. Ia kemudian mencoba mengucapkan nama hidangan itu, tetapi gagal total.

"Aku merusaknya, bukan?" ucap Adel.

Adel tertawa kecil sesaat sebelum seorang pelayan menghampiri mereka sambil membawa dua gelas dan sebotol anggur merah yang tampak mahal. Ia meletakkan sekeranjang kecil roti di tengahnya bersama mentega. Adel membantu Chika memesan, menyelamatkannya dari rasa malu karena salah mengucapkan nama itu lagi.

"Apakah kamu sering makan di sini? Sepertinya mereka tahu pesananmu." tanya Chika begitu pelayan itu pergi membawa pesanan mereka.

Adel tertawa kecil. Ia masih geli melihat Chika tidak menyadari pengaruhnya di dunia. Meski baru beberapa kali ke restoran itu, stafnya sudah hafal apa saja yang biasa Adel pesan, termasuk anggur merah.

"Biasanya aku tidak datang ke restoran mewah seperti ini kecuali ada yang mengundangku. Tapi jujur ​​saja, aku merasa agak kurang berpakaian." ucap Chika.

Meski bagian terakhir diucapkannya pelan, Adel tetap menangkap apa yang diucapkannya.

"Kamu cantik. Kalau begitu, kamu biasanya makan apa?" kata Adel, cepat-cepat menepis pernyataan Chika. Pujiannya membuat pipi Chika kembali memanas.

Cruz x San Jose (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang