Aemond menggeram dengan satu tangan memegangi sisi wajahnya yang pernah terluka. Rasa sakit itu kembali datang, itu tidak pernah benar-benar hilang dan membuatnya selalu ingat pada kejadian itu. Selain sengatan rasa sakit disekitar matanya, dadanya juga merasa sesak. Kepalanya memutar kepingan memori yang tidak pernah bisa dia lupakan, tidak saat ada Ranaeia didalamnya.
Sepasang mata Ranaeia yang menatapnya penuh iba dan Aemond ingin memercayainya sebagai bentuk kasih sayangnya sesaat setelah dia menarik Lucerys darinya. Ranaeia menangis disampingnya dan berteriak dengan marah memanggil penjaga.
"Oh Aemond.." Ranaeia menyebut namanya sambil berderai airmata.
Aemond bernafas berat saat kembali membuka matanya, menguasai dirinya kembali sebelum tenggelam lebih jauh. Namun ia tidak bisa menghindari kepalanya dari bayang-bayang wajah perempuan yang selalu mengusiknya.
Ranaeia adalah ancaman terbesarnya sejak dia menginjakkan kakinya kembali di King's Landing, melihatnya bernafas menyiksanya lebih dari yang Aemond kira. Sungguh luar biasa bahwa kehadirannya saja mampu membuat isi kepala Aemond berantakan dan malam-malam yang dia habiskan dengan memanjakan diri dibawah tangannya sendiri sambil memejamkan mata membayangkan wajah Ranaeia. Ia mengetahui bahwa itu tidak pernah cukup. Tidak akan.
Bagaimana mulanya? Aemond tidak yakin dimana semuanya dimulai, apakah itu karena ketenangan gadis itu saat mereka bertemu kembali setelah sekian tahun-tahun yang Aemond lewatkan dengan merindukannya yang perlahan berubah menjadi kebencian di tahun keempat kepergiannya atau karena janji yang diingkari dan gadis itu sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atau rasa bersalah.
Fakta bahwa apa yang ibunya katakan adalah benar, Ranaeia tidak bersalah dalam konflik apapun yang terjadi. Itu hanya kekecewaan terpendam Aemond, kesal dengan anggapan bahwa hanya dia yang menginginkan gadis itu, hanya dia yang mengingat masa kecil mereka dan merindukannya. Bahkan saat Aemond menunjukman kebencianya, gadis itu tidak menggigitnya, tidak membalas atau mendebat seperti dua saudaranya yang bodoh. Gadis itu menanggapinya dengan tenang dan senyumnya yang sering Aemond lihat saat gadis itu menghadapi pria bangsawan yang mencoba mendekatinya. Senyum formalitas.
Kefrustasiannya atas sikap Ranaeia itu membawanya pada pemikiran bahwa dia harus melihat Ranaeia menderita meski melihatnya menderita berarti penderitaan pula untuknya. Kehadiran Ranaeia sendiri disini, di bawah bangunan yang sama dan hanya terpisah dua lorong sudah merupakan siksaan baginya. Melihatnya berdiri di taman atau di balkon kamarnya dengan mata yang lelah dan kelam menyakiti Aemond lebih dari yang bisa dia bayangkan.
Aemond hanya tidak mau mengakuinya.
Tetapi bagaimana dengan sekarang? Mata Aemond yang tersisa berkaca-kaca, itu adalah perasaan yang kompleks dan Aemond kewalahan menghadapi perasaan dan pikirannya sendiri. Jauh dalam lubuk hatinya, Aemond tau betul apa yang dia inginkan.
Dia menginginkan Ranaeia.
..
Ranaeia baru saja selesai mandi dan hanya memakai dalaman seputih susu sebelum berbaring miring dan memejamkan matanya, memaksa pikiran dan hatinya untuk beristirahat. Malam adalah waktu terbaik untuk meratap tetapi Ranaeia benar-benar lelah tetapi disat yang sama matanya kembali panas. Bagaimana dia bisa menjalani rencananya di esok hari jika malam ini saja masih terasa berat dan dia masih ingin menangis. Apakah Ranaeia bahkan masih bisa kembali bersemangat dan kembali menunjukkan minat untuk hidup?
Kedua matanya dengan segera terbuka saat sepasang telinganya mendengar langkah kaki dan tangannya diselipkannya kebawah bantal selagi dia mengangkat separuh tubuhnya untuk duduk menunggu dengan tenang. Langkah kaki yang terdengar ringan itu berhenti didepan pintu kamarnya dan perlahan tapi pasti pintu kamarnya terbuka. Ranaeia menunduk melihat sepasang kaki melangkah masuk dengan tenang dan menutup pintu dibelakangnya dan saat Ranaeia mendongak, kelegaan meliputinya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avenoir [Aemond Targaryen]
FanficAemond mungkin bukan apa-apa bagi Ranaeia, tetapi gadis itu akan selalu menjadi sesuatu untuknya. Kekosongan yang dia rasakan, hampa, kebencian, kerinduan, dan juga hasratnya. Warn! 18+ only (tolong tau batasan)