02.

328 66 11
                                    

Happy Reading

!
\
¡

“Aish! Bisa-bisanya aku lupa membawanya,” gumam Rosé merutuki dirinya sendiri sambil berdiri di dalam kamar mandi, hanya mengenakan handuk kecil yang menutupi sebagian tubuhnya. Hari itu, cuaca benar-benar panas, membuatnya merasa gerah meski baru saja selesai mandi.

“Jisoo-ya!” panggil Rosé sedikit berteriak dari dalam kamar mandi, berharap suara air yang masih menetes tidak menenggelamkan suaranya.

“Ya?” terdengar balasan dari Jisoo yang sedang duduk di kursi meja belajarnya, matanya terfokus pada buku yang sedang dibacanya. Suaranya tetap tenang, tidak tergesa-gesa.

“Bisa tolong ambilkan bathrobe-ku?”

“Di mana?” tanya Jisoo dengan nada yang tetap datar, seolah permintaan itu bukan sesuatu yang mendesak.

“Coba lihat di dalam lemari,” jawab Rosé, sedikit khawatir Jisoo tidak akan menemukannya.

“Baiklah.”

Jisoo berdiri dengan perlahan, meletakkan bukunya di meja dengan rapi, lalu berjalan menuju lemari pakaian di sisi kamar. Setelah membuka lemari, dia menemukan bathrobe Rosé tergantung rapi di salah satu sisi. Dia segera mengambilnya dan berjalan menuju pintu kamar mandi, lalu mengetuk pintu dengan pelan.

Pintu kamar mandi terbuka sedikit, hanya cukup untuk mengeluarkan tangan Rosé yang segera menerima bathrobe dari Jisoo. “Terima kasih!” serunya, sebelum menutup pintu kembali dengan cepat.

Jisoo hanya mengangguk, meskipun Rosé tidak bisa melihatnya, lalu kembali ke meja belajarnya. Dia duduk kembali di kursi dan membuka bukunya lagi, dengan cepat tenggelam dalam dunia cerita yang sedang dibacanya. Buku itu adalah salah satu dari serangkaian novel yang selalu menemani Jisoo di saat-saat senggang. Bagi Jisoo, dunia fiksi adalah tempat di mana dia bisa merasa tenang, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.

Beberapa saat kemudian, Rosé keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan bathrobe, rambutnya masih basah dan terurai di punggungnya. Dia terlihat segar, namun ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa dia masih merasa gerah. “Kenapa cuaca hari ini begitu panas? Bahkan setelah mandi pun aku tetap merasakan panas,” keluhnya sambil berjalan menuju meja rias yang berada di samping meja belajar Jisoo.

Jisoo tetap fokus pada bukunya, tidak menunjukkan tanda-tanda mendengar keluhan Rosé. Namun, Rosé tidak menyerah.

“Apa kamu tidak merasakan hal yang sama?” tanyanya, kali ini menghadap Jisoo yang tadinya ia belakangi.

“Hm?” Jisoo akhirnya memalingkan wajahnya dari buku, tetapi saat pandangannya tertuju pada Rosé yang berdiri hanya dengan bathrobe, ekspresinya berubah seketika. Matanya membelalak, dan pipinya tampak sedikit memerah. “Ke-kenapa?” tanyanya terkejut, tidak menyangka akan melihat Rosé dalam keadaan seperti itu.

Rosé mengernyitkan dahi, bingung dengan reaksi Jisoo. “Kenapa apanya?”

Jisoo buru-buru memalingkan wajahnya ke arah lain, mencoba menutupi rasa canggungnya. “Ti-tidak... Lain kali bisa kamu memakai pakaianmu terlebih dahulu sebelum keluar dari kamar mandi?” ucapnya dengan nada yang sedikit bergetar, mencoba mempertahankan ketenangan.

Rosé semakin heran. “Kenapa?” tanyanya dengan nada bingung. Dia tidak pernah merasa ini masalah besar ketika dia bersama teman-teman sekamarnya dulu. Mereka semua terbiasa dengan kebiasaan Rosé yang sering keluar dari kamar mandi hanya mengenakan bathrobe.

“Hanya... tidak enak dilihatnya,” jawab Jisoo dengan nada rendah, masih tidak berani menatap Rosé.

Rosé terdiam sejenak, merasa tersinggung namun juga penasaran. “What? Apa-apaan orang ini? Yang benar saja tidak enak dilihat! Tubuhku sebagus ini dia bilang tidak enak dilihat,” gerutu Rosé dalam hati, merasa sedikit tersinggung oleh reaksi Jisoo yang aneh.

My Roommate || ChaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang