SL 03

773 135 14
                                    

Arayya telungkup diatas meja sambil melihat sang kekasih yang sibuk memasak. Aroma masakan dengan kuat menyeruak di seluruh apartemen Anchika.

"kenapa?" Anchika bertanya bingung kepada Arayya disela-sela aktifitasnya memasak.

Arayya berdehem kemudian menggeleng.

"Gracia mengajakku mengunjungi teman yang sedang sakit, boleh?"

"Teman yang mana? Aku mengenalnya?"

Anchika menoleh sejenak kearah meja makan, ketika mendapati gelengan kecil dari Arayya alis kanannya terangkat, ada kilatan tidak suka di matanya.

"Aku pikir teman kamu hanya Gre"

Sudut bibir Arayya terangkat, dari nada suara kekasihnya dia tahu jika pemilik mata cokelat itu tengah kesal, sedikit.

Arayya menggeser bangku lalu bangkit berjalan ke arah Anchika, tangan kanannya bergerak mematikan kompor sebelum mengangkat pinggang Anchika untuk duduk di meja makan.

"Araaa!" Pipi Anchika bersemu merah.

"Kamu cemburu? Hmm?"

"Kenapa aku harus cemburu? Aneh..."

"Jadi tidak cemburu?"

"Tidak!" Anchika menjawab dengan cepat.

"Yakin?"

"100 persen yakin"

"Okee...teman Gracia yang sedang sakit ini mantan crushku"

Tiba-tiba sebuah cubitan hinggap di pinggang ramping Arayya, membuatnya meringis karena sakit.

"Sayang sakit! Aduhhh aw aw"

"Salahmu sendiri!" Pipi Anchika menggembung, Arayya yang gemas dengannya memberikan ciuman singkat di bibir.

Dan meskipun enggan Anchika tetap memberi ijin.

Arayya tidak tahu kenapa harus melakukan itu, meminta ijin dengan kekasihnya meskipun mereka tidak serumah dan hanya sesekali saling mengunjungi apartemen.

Udara di sore hari sedikit lebih segar daripada tadi siang. Anchika yang takut jika Arayya akan pulang malam dan masuk angin dengan penuh perhatian memakaikan jaket pada Arayya.

"Cepat pulang..." Ujar Anchika, keduanya tengah berada diambang pintu.

"Siap bos!" Jawab Arayya dengan senyum lebarnya, matanya ikut tersenyum.

"Kenapa masih disini? Gracia menunggumu Ara..."

Arayya memainkan bibirnya tidak ingin membalas ucapan Anchika.

"Kamu lupa?" Tanya Arayya dengan ekspresi dibuat sedih.

"Apa?"

"Cium Chika~~~" Rengek Arayya.

Anchika tertawa geli, wajahnya kemudian maju kedepan dan mengecup seluruh permukaan wajah Arayya. Di mulai dari kening, kelopak mata, pipi dan berakhir di bibir merah apel Arayya.

"Selesai. Sekarang berangkat..." Anchika mendorong tubuh Arayya pelan.

"Iyaa aku berangkat, nanti malam aku menginap disini"

"Iyaa Araaa...."

Anchika melambaikan tangannya saat Arayya dengan langkah berat menyusuri lorong menuju lift.

Sepeninggal Arayya, Anchika kembali masuk. Dikuncinya pintu dengan cepat.

Langkah Arayya santai ketika berjalan keluar bangunan dan memasuki sebuah mobil. Di kursi kemudi, Gracia menunggu sambil bermain ponsel.

SUGAR LOVE (ArayyaXAnchika)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang