SL 05

588 102 9
                                    

Anchika mengigit bibir bawahnya saat tubuh Arayya bergerak merangkak naik ke atasnya, tubuh telanjang keduanya panas dan menggairahkan.

Arayya tersenyum lebar, membuat matanya ikut menyipit.

"Kamu cantik..." Puji Arayya.

"Kamu juga, sangat cantik" Tidak ingin kalah, Anchika balas memuji.

Keduanya saling melempar senyum dan kembali berciuman. Arayya yang berada di atas tubuh Anchika menggerakkan tangannya ke payudara kenyal kekasihnya itu. Telapak tangannya terkepal dan terbuka gemas merasakan lembutnya daging menggairahkan punya Anchika.

"Arahhhh..." Desah Anchika, tangannya bergerak meremas lengan Arayya.

Mata Arayya berkabut mendengar desahan Anchika, membuatnya dengan beringas menghisap puncak payudara Anchika.

Hisapan...

Gigitan...

Jilatan...

Dan remasan pada payudaranya membuat tubuh Anchika meliuk dan menegang setiap detiknya. Keringat mengalir dengan deras dari keningnya, bahkan urat-urat lehernya menyembul.

"Uhmmm, Arahhhh" Kembali, desahan Anchika terdengar.

Ini adalah pengalaman pertama mereka, tidak banyak yang keduanya ketahui, tangan-tangan yang bergerak itu karena adanya sedikit naluri.

Setelah selesai dengan payudara Anchika, Arayya bangun duduk, dengan gerakan ragu-ragu dan penasaran dia meraih pangkal paha Anchika lalu membukanya membuat lipatan daging yang tersembunyi di dalamnya terlihat.

Jakun Arayya bergerak melihat pemandangan panas di depannya. Lipatan daging berwarna merah tua dengan dihiasi bulu-bulu tipis dipangkal paha Anchika menambah panas suhu tubuh Arayya.

Arayya menarik nafas sebelum kembali bergerak, memposisikan tubuhnya di pangkal paha Anchika lalu menyatukan miliknya yang basah dengan milik Anchika yang tak kalah basahnya.

"Ahhh...Chikkk"

"Arahhhh"

Desahan keduanya memenuhi kamar persegi.

Bunyi gesekan yang tadinya lembut berubah keras dan semakin basah. Arayya yang berada diatas menggerakkan pinggulnya cepat, aroma ambiguitas tercium.

Di bawah Arayya, Anchika menggapai apapun yang bisa dia raih. Miliknya yang bergesekan dengan milik Arayya berdenyut dan kian basah.

"Ahhh...ahbh..ssshh...."

"Raaa ahhh enakkkk"

"Ghhhh, lebihhh cepat Arahhh"

Nafas Anchika tersengal, begitupun dengan Arayya yang bergerak diatasnya.

Bulir-bulir keringat Arayya berjatuhan di tubuh panas Anchika.

"Chikaa...ahhhh"

"Shit! Ahhhhh"

Gesekan milik mereka berakhir dengan keluarnya cairan licin dan putih.

Arayya lelah, tubuhnya tersungkur jatuh di samping Anchika.

"Terima kasih" Lirih Arayya sebelum jatuh tertidur.

Anchika tersenyum lebar, dia menarik selimut di kakinya agar menutupi tubuh telanjang mereka berdua. Keduanya jatuh tertidur sambil berpelukan.

Pagi hari.

Pintu apartemen Anchika dibuka dari luar. Sepasang pria dan wanita dengan usia jauh di atas Anchika berjalan masuk.

"Chika mungkin di kamarnya, aku akan membangunkan dia..." Wanita yang berbicara itu sedikit mirip dengan Anchika.

SUGAR LOVE (ArayyaXAnchika)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang