5. kenyataan, iblis?

120 24 0
                                    

Mencoba untuk bangkit, menerima semuanya jika memang kenyataannya jonggun adalah iblis. Tapi jungoo tak ingin, benar benar tak bisa menerimanya. Bisakah dia meminta kenyataan mengatakan bahwa jonggun adalah manusia.

Sudah cukup dengan semua kenyataan ini, dia punya tugas sekarang. Jungoo akan bertanya langsung pada jonggun nanti. Jungoo tiba di hutan itu, mendaratkan tubuhnya di dahan pohon pertama yang dia hinggapi kemarin. Menatap ritual itu dengan pikiran yang berkecambuk, sungguh jika ini kenyataan, ini sangat menyakitkan.

Berbalik keadaan dengan jonggun, netra hitam itu menatap tajam pada kilauan putih di seberang sana. Jonggun yakin jika itu adalah malaikat, jadi kemarin dia tidak salah lihat soal benda putih yang melesat dari hutan itu

' kau juga disini rupanya '

Semuanya berjalan seperti kemarin, jonggun yang akan mengabulkan semua permintaan yang sekte itu minta dan jungoo yang menyelamatkan nyawa anak perempuan itu.

Selesai sudah tugas malaikat dan iblis ini, jungoo ingin bergegas pergi, dia akan langsung bertanya pada jonggun.

Belum sempat mengepakkan sayapnya, sebuah bayangan hitam melesat ke arahnya, tanpa persiapan apa apa bayangan itu membentur dirinya, membuat mereka berdua jatuh dari atas pohon. Sebuah cengkraman di leher jungoo terasa begitu panas dan menyakitkan.

Netra putih itu membulat sempurna, menatap siapa yang berada di atasnya dan mencengkram lehernya.

" jonggun? "

" jungoo " ucap mereka bersama

Apa ini, malaikat itu jungoo? Kenapa jonggun tak sadar selama ini. Kenapa harus jungoo. Begitu juga sebaliknya bagi jungoo. Iblis ini jonggun? Kenapa harus jonggun. Jungoo sadar akan semuanya, tapi ini kenyataan yang tak mau dia terima. Tapi sekarang.......

Jonggun melepas cengkeramannya dari leher jungoo, turun dari badan jungoo dan duduk di batu yang berada hutan itu. Bentangan sayap hitam yang menakutkan dengan terpaan sinar rembulan dan netra hitam yang menatap lekat pada jungoo seakan mengisyaratkan jungoo untuk membuka suara.

Berbanding terbalik dengan jungoo, sayap putih yang tadinya membentang indah, sekarang tertekuk lesu, dengan pemilik yang duduk di atas rerumputan dengan raut wajah yang menunjukkan kekecewaan yang dalam. Mata berkilau itu menatap sayu ke bawah, mencoba mencerna bahwa semua ini sebenarnya hanya lah mimpi buruk, tapi apakah malaikat bisa bermimpi buruk?

Jonggun yang menatap junggo tak mau membuka suaranya, akhirnya memecah semua keheningan itu.

" kenapa surga mengirim mu ke bumi? " suara berat dan serak menerpa indra pendengaran jungoo

" aku melindungi anak perempuan itu "

Hening....... Tak ada lagi obrolan dari mereka, namun keduanya seakan enggan untuk beranjak dari tempat masing masing.

" jonggun........ kau benar benar seorang iblis? "

Nada serak dan gemetar, junggo mencoba mencari kenyataan bahwa ini semua tidak benar, ini pasti bohong

" iya "

Jungoo terkejut, mata itu membola sempurna, menelan kenyataan pahit bahwa jonggun benar benar seorang iblis. Jungoo mengangkat wajahnya, menatap laki laki yang sedang duduk dengan gagahnya di atas batu. Iblis, itulah hal yang jungoo liat saat ini.

" kenapa? Kau ingin membunuhku? "

Senyum kecut tercipta di wajah sempurna jungoo, membunuh? Jungoo tak akan pernah melakukan itu. Jungoo hanya punya jonggun yang mau mendengarkan semua keluh kesah tak jelasnya, mendengarkan semua yang jungoo katakan. Tapi sekarang semuanya sudah berakhir. Jungoo ingin jonggun, benar benar ingin jonggun ada bersama nya. Selalu

" apa iblis dan malaikat bisa bersama? "

Jonggun menatap terkejut pada pertanyaan jungoo. Benarkah jungoo bertanya seperti ini? Bukankah dia seharusnya tau dari awal bahwa itu semua tidak akan pernah terjadi.

" tidak "

" lalu apa yang harus di lakukan malaikat agar bisa bersama dengan sang iblis? "

" memutuskan semua hubungan surgawi dan memotong sayapnya "

" jika aku melakukannya, bisa kah aku selalu bersama mu? "

" ya "

" aku akan melakukannya "

" jangan lakukan itu, kita bisa dekat saat kita menyamar menjadi manusia, bahkan aku tak bisa merasakan aura mu dan bukankah kamu juga sebaliknya "

Jungoo terkejut, apa yang jonggun katakan itu benar, dia dekat dengan jonggun saat pagi sampai sore hari. Meski harus berpisah di malam hari, itu kan hanya sebentar. Jungoo bangkit dari duduk nya, tersenyum ceria dan melompat ke arah jonggun. Jonggun menghindarinya, bukan karna tak berperasaan. Namun jika kilauan jungoo mengenai dirinya itu akan membuat luka pada jonggun.

" kau benar benar ingin membunuh ku yah " ucap jonggun ketus

" ahahaha maaf aku terlalu senang, berjanjilah kau akan menemani ku dari pagi hingga sore hari " jungoo berucap dengan senang, merencanakan apa yang harus iya lakukan dengan jonggun besok.

" ya aku janji "

Jonggun melesat pergi setelah mengucapkan janjinya, meski dia seorang iblis bukan berarti dia akan ingkar janji. Jonggun pergi meninggalkan jungoo yang merebahkan dirinya di hamparan rumput tempat dia berjanji dengan jonggun. Jungoo benar benar senang, kenapa dia tak kepikiran sejak tadi.

" pfffttt ku harap telinganya baik baik saja besok "

















(〃゚3゚〃) baaaa habis wkwk
Segini dulu yah cintanya ku, happy reading lup
Jangan lupa vote and komennya


 gungoo | heaven chasing hell [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang