" JONGGUN BANGUN " heboh jungoo di pagi itu dengan menggedor pintu kamar jonggun
" AYO PERGI MAIN SALJU DI LUAR, BANGUN GUN "
Ceklek .........
Pintu kamar itu akhirnya terbuka, tampak seorang laki laki berwajah masam dengan mata yang masih sedikit tertutup.
" ck, aku malas goo " jonggun berdecak kesal, kelakuan jungoo benar benar di luar otaknya
" ayo lah gun, kau lihat salju itu, mereka menggoda seakan menanti kita untuk bermain bersama mereka "
Seru jungoo heboh pada laki laki di hadapannya" itu hanya ada di otak mu goo "
Grup........
Pintu kamar itu tertutup lagi, jungoo berdecak kesal, dia memikirkan bagaimana caranya agar jonggun mau bermain salju bersaman dirinya. Jungoo memikirkan banyak cara di kepalanya, apa cara yang tepat agar jonggun mau keluar dari persemayaman nya ini. Cukup lama jungoo berpikir di depan pintu kamar jonggun, akhirnya sebuah ide terlintas di kepalanya.
" gun, aku akan membiarkan mu tidur lagi di paha ku jika kau mau menemani ku bermain salju di luar "
Jonggun yang mendengar tawaran jungoo akhirnya kembali membuka pintu kamarnya
" tepati janji mu "
Jungoo berseru senang, akhirnya berhasil juga. Mereka berdua keluar dari apartemen itu. Tampak tumpukan salju ada di mana mana. Jungoo bersorak riang, meski dia bisa menurunkan salju kapan pun yang dia mau, tapi kali ini rasanya berbeda, mungkin karna sekarang jungoo bersama jonggun jadi lebih menyenangkan dan spesial.
Tangan jungoo meraih beberapa butiran salju yang bertumpuk, mengepalkan salju itu, membentuknya seperti bola. Jonggun yang menatap jungoo merasa aneh dengan apa yang jungoo lakukan, dia merasa jungoo akan melakukan sesuatu pada dirinya lagi. Jonggun sedikit bergeser dari tempatnya berdiri dan benar saja, sebuah bola salju melesat ke arah dimana pertama kali jonggun berdiri.
" pfffttt tak kena goo "
Jungoo yang mendengar jonggun tertawa lantas menoleh, benar saja, ternyata tembakannya meleset. Tapi...... tadi jonggun tertawa? Benarkah? Atau jungoo hanya salah dengar.
" gun, kau tertawa? " tanya jungoo memastikan
Jonggun kembali ke wajah datarnya, menyahuti pertanyaan jungoo dengan pertanyaan juga
" memangnya iblis tak diperbolehkan tertawa? "
Jungoo terkekeh, jungoo benar benar suka wajah kesal jonggun saat mendengar pertanyaannya.
" boleh sih, tapi jika kamu yang tertawa, itu terkesan menyeramkan ahahahaha "
Jungoo tertawa dengan berlari meninggalkan jonggun. Jonggun yang menatap kepergian jungoo tersenyum masam, memikirkan bagaimana jika surgawi tau bahwa salah satu malaikatnya dekat dengan seorang iblis.
Jonggun yang merasa jungoo sudah jauh akhirnya memutuskan untuk menyusul anak itu. Dari jauh tampak seorang laki laki berambut blonde sedang berdiri di bawah pohon menatap sesuatu yang berada di atas pohon itu. Jonggun mendekat, mengikuti arah yang jungoo lihat, tampak seekor kucing berada di atas pohon itu.
" gun, apakah anak kucing itu ada di sana semalaman "
" mungkin "
" gendong aku, aku akan mengambilnya "
" ck, merepotkan "
Jonggun mengangkat tubuh jungoo, jungoo mencoba meraih anak kucing itu. Tak berlangsung lama akhirnya anak kucing itu berada di dekapan jungoo, jonggun menurunkan badan jungoo yang sedang mendekap kucing itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
gungoo | heaven chasing hell [ END ]
FantasyPernahkah terlintas di benak seseorang bagaimana caranya seorang malaikat jatuh cinta pada sang iblis? Haruskah malaikat itu mematahkan sayap putihnya dan menggantikannya dengan warna hitam ? Bisakah sang malaikat mengejar takdir cintanya Ataukah...