9. hari itu tiba juga

170 21 17
                                    

Di balik mata tertutup milik sang iblis, jonggun tau jika jungoo sedang menahan tangisnya. Namun jonggun enggan untuk membuka mata itu, dia menghargai usaha jungoo yang berusaha menutupi sakitnya dari jonggun.

' aku akan mengantikan sayap mu goo '

' aku akan menatap mu dari bumi gun '

。・:*:・゚★,。・:*:・゚

Cukup lama mereka berdua bersama di hutan itu akhirnya panggilan surgawi masuk ke telinga jungoo. Hukuman yang akan di berikan pada jungoo sepertinya telah di tentukan. Jungoo mengusap wajah iblis di hadapannya itu, menatap bagaimana wajah menyeramkan itu tertidur. Senyum menyakitkan terlukis di wajah jungoo, dia ingin di sini lebih lama, namun takdir tak mengizinkan nya.

Setelah pertimbangan menyakitkan itu, jungoo memutuskan untuk kembali, menerima semua yang akan menjadi takdirnya berikutnya. Jungoo tak menyalahkan siapa pun, bahkan dirinya juga menerima semua takdir ini. Menurut jungoo semua yang terjadi adalah sebuah jalan yang sudah Tuhan tentukan sejak awal, jadi tak ada alasan bagi jungoo untuk menyesali ini.

Sebelum kepergiannya, jungoo masih sempat menyatukan kepalanya dengan kepala sang iblis, setitik air mata yang menyakitkan lolos dari mata jungoo. Jungoo meletakkan kepala jonggun dengan hati hati, merebahkan kepala itu pada rumput yang lembut ( tapi ga selembut paha goo :v )

Jungoo bangkit dari duduknya, merubah wujudnya, bentangan sayap putih yang terpantul sinar rembulan memang seindah itu. Sekilas jungoo melihat sosok iblis yang masih tertidur itu, jungoo melepas sehalai bulu dari sayap putihnya, meletakkan potongan itu di dekat kepala jonggun.

" jonggun, aku pergi dulu "

Salam perpisahan itu begitu menyakitkan jika di dengar. Namun jungoo harus berpamitan terlebih dahulu pada temannya ini, dia akan menemuinya lagi nanti. Iyaa nanti, saat dirinya di buang ke bumi.

Jungoo akhirnya pergi meninggalkan tempat itu, menyisakan jonggun yang masih tertidur lelap di sana. Jungoo kembali ke surgawi, menghadap pada dewa yang telah menyiapkan semuanya. Sang dewa yang melihat malaikat kesayangannya akan di hukum hari ini hanya menghela nafas berat. Sungguh di sayangkan menurutnya, di antara malaikat yang lain, jungoo lah yang paling sempurna. Tapi hari ini, semua kesempurnaan itu akan hancur, semuanya akan di renggut dan di ambil kembali dari jungoo.

Jungoo duduk di kursi hukuman yang telah Surgawi siapkan untuknya. Tangan putihnya yang terikat, mata biru laut yang tertutup dan bentangan sayap putih yang berkilau menghadap pedang di atasnya yang siap memotong sayapnya kapan pun. Jungoo menghela nafasnya dan melanjutkan dengan senyum indahnya, mendengarkan deretan kalimat yang terlontar sebagai hukumannya.

" kim jungoo, malaikat pilihan surgawi, malaikat pelindung, sang membawa hujan dan kebahagiaan, hari ini dirinya akan melakukan penebusan dosa. Ada pun beberapa rangkaian hukuman yang akan dia terima hari ini. Pertama...... "

Malaikat itu terdiam sesaat, hatinya cukup ngilu untuk melanjutkan membaca semua hukuman yang akan di berikan pada jungoo. Bagaimana pun, jungoo adalah satu satunya malaikat yang sempurna di surgawi, dia adalah Poros dari seluruh malaikat. Namun itu juga yang menyebabkan jungoo tak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun, seperti ini contohnya, meski terkesan sepele namun untuk Poros malaikat seperti jungoo, ini merupakan hal yang fatal dan jungoo harus menanggung akibatnya.

" pertama, penarikan seluruh anugrah yang telah surgawi berikan, kedua pengusiran dari surgawi setelah penyucian, ketiga kekekalan di duniawi yang tak akan membuatnya kembali ke akhirat sekalipun itu neraka, keempat sebuah cap yang di berikan sebagai malaikat yang gagal atau malaikat jatuh, dan yang terakhir adalah pemotongan sayap sebagai bentuk penyucian lambang gerbang surgawi " hukuman terakhir yang di bacakan membuat beberapa malaikat disana shok, benar benar separah itu

 gungoo | heaven chasing hell [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang