Hawa panas menusuk setiap inci kulit yang ada, jeritan dan raungan meminta pertolongan menggema dimana mana. Penyiksaan yang terus terusan berulang, menyucikan dosa dosa yang telah di perbuat raga mereka. Semua suara menyakitkan itu tak bisa menenangkan pikiran salah satu iblis yang sedang duduk di singgasananya, sebuah pikiran mengganjal mengganggu kepalanya.
' sebenarnya aku memikirkan apa ' batin jonggun frustasi
Jonggun bangun dari duduknya, melesat pergi dari tempat penyiksaan itu, dia ingin pergi kemana pun untuk menenangkan otaknya.
Bersama dengan itu, jungoo pun telah sampai di surgawi, menghadap pada dewa yang telah menunggunya pulang.
" goo, ku lihat kau dekat dengan salah satu iblis dari neraka? "
Jungoo tersentak mendengar penuturan itu, dia tau cepat atau lambat semuanya akan terungkap. Jungoo juga tak akan bisa terus menutupi ini dari surgawi, dengan bersimpuh lesu jungoo mengaku atas kebeneran itu.
" atas nama diriku dan surgawi, aku mengakuinya itu benar "
Dewa duduk di kursi kebesarannya, menatap nanar pada malaikat kesayangannya yang telah tercoreng dengan dosa.
" jungoo, kau tau kita dan iblis itu tak pernah bisa bersatu. Kita tak pernah menjalin hubungan apa pun dengan iblis, mereka adalah lambang dari dosa jungoo "
" aku mengerti..........
aku akan melepas surgawi untuk menebus dosa ku " ujar jungoo yakin dengan gemuruh di hatinyaMalaikat yang telah di usir dari surgawi tidak akan bisa di terima di neraka atau pun kembali ke surga, selamanya raga itu akan berada di bumi, tak akan pernah bisa kembali ke akhirat. Jungoo yakin akan pilihannya, dia telah berbuat dosa dengan menentang peraturan surgawi, jungoo adalah aib malaikat karna ternoda oleh dosa.
" goo.... kau malaikat kesayangan ku, tapi kau telah melanggar peraturan surgawi, kau harus menebus dosa mu, tunggulah hukuman Tuhan turun dan kita lihat bagaimana nanti "
" baik "
Jungoo bangkit dan berjalan lesu keluar dari ruangan itu, membentangkan sayap indahnya dan terbang menjauh dari surgawi. Dia ingin singgah di bumi lagi sebentar, sebelum Tuhan menghukum dirinya. Jungoo kembali kehutan dimana dia dan jonggun pertama kali bertemu. Menyusuri hutan itu menuju padang rumput dimana menjadi tempat dia dan jonggun saling mengetahui fakta masing-masing.
Jungoo merebahkan tubuhnya di padang rumput itu, bentangan sayap putih dan berkilau sengaja dia biarkan terbuka, menyatu dengan ilalang yang tertunduk sayu seakan mengerti perasaan sesosok malaikat yang sedang merebahkan dirinya di atas mereka.
Jungoo menatap sang rembulan, kilauan mata itu seakan tak takut dengan hukumannya nanti, jungoo sudah tau hukuman apa yang akan dia terima dari Tuhan. Namun yang membuat hatinya nyeri adalah fakta bahwa dirinya dan jonggun akan semakin jauh, meski jungoo berbuat banyak dosa di bumi, dia tetap tak akan pernah bisa mati dan kembali ke akhirat. Tapi tak apa, jungoo sudah cukup senang kemarin bisa begitu dekat dengan jonggun.
Mata berkilau itu akhirnya tertutup, menghela nafas lelah dan sebuah senyum indah tercipta di sana. Asik dengan pikirannya sendiri, tanpa sadar sebuah kilatan hitam mendekat ke arah jungoo, duduk di sebalahnya tanpa kata sepatah pun. Jungoo yang merasa sebuah aura mencekam di sekitarnya hanya tersenyum simpul, tanpa membuka matanya dia sudah tau siapa itu.
" kenapa kau turun kemari ? " suara jungoo memecah keheningan itu
" jangan berpura-pura santai goo "
Jungoo membuka matanya, menatap ke arah jonggun yang sedang melihatnya dengan sinis. Jungoo menghela nafasnya, merubah dirinya agar tak melukai jonggun. Dia kembali tersenyum ke arah jonggun, jonggun merasa senyum itu sekarang terkesan menyebalkan.
" memangnya apa yang bisa ku lakukan selain menikmati sisa waktu ku " jelas jungoo dan kembali menatap pada rembula yang bersinar terang di atas kepala mereka
" dari awal sudah ku katakan bahwa kita bertentangan "
" baiklah tuan jonggun, aku yang bersalah karna tak mau mendengarkan mu " jawab jungoo dengan sedikit menggoda
Jonggun menghela nafasnya, dia mengetahui fakta bahwa jika sesosok malaikat dan iblis bersama, maka yang paling di rugikan adalah malaikat. Karena mereka di anggap ternoda oleh dosa, sedangkan sang iblis memang sebuah lambang dari dosa, itu sebabnya jonggun memikirkan apa hukuman yang akan jungoo terima nanti.
" lalu hukuman apa yang surgawi turunkan pada mu "
" jika aku memberitahu mu, apa yang akan kau lakukan? " tanya jungoo dengan nada jahilnya
" menggantikan mu "
Mata jungoo membulat sempurna, apa apaan jonggun ini, berkata seperti tak menggunakan otaknya. Hingga akhirnya sebuah kekehan kecil terdengar, membuat jonggun menoleh pada sumber suara itu
" kenapa kau tertawa, aku serius! "
" baiklah aku percaya, aku akan memberitahu mu apa hukuman ku "
Jungoo mulai menjelaskan apa saja yang akan dia terima sebagai hukumannya nanti, sedangkan jonggun hanya mendengarkan dengan teliti, dirinya tak ingin melewatkan sedikitpun apa yang akan terjadi pada jungoo nanti.
" nah begitu, bagi ku itu cukup mudah. kau terlihat mengkhawatirkan ku seakan kau punya hati "
Jonggun yang awalnya iba pada jungoo berubah menjadi kesal kembali, mulut itu benar benar akan jonggun robek jika itu bukan milik jungoo. Jungoo yang menatap ekspresi kesal jonggun malah tertawa, jungoo selalu suka ekspresi itu, benar benar favoritnya.
" gun, kemari lah " perintah jungoo dengan menepuk pahanya
Jonggun yang mengerti, berseru senang dalam hatinya, merebahkan kepalanya pada paha empuk jungoo. Perlahan jungoo mulai menyisir rambut itu dangan jari-jari lentiknya, jonggun memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan itu, benar benar nyaman dan menenangkan.
Berbeda dengan jungoo, setiap jari jari lentiknya mengenai rambut jonggun rasanya begitu menyakitkan dan sesak. Senyum kecut tercipta di wajah indah milik jungoo, genangan air mata yang jungoo tahan agar tak jatuh membuat suasana hatinya makin sakit. Dulu dia harus menelan fakta pahit bahwa jonggun adalah seorang iblis dan sekarang fakta pahit itu kembali datang dengan dirinya yang tak akan pernah bisa kembali bersama jonggun.
Di balik mata tertutup milik sang iblis, jonggun tau jika jungoo sedang menahan tangisnya. Namun jonggun enggan untuk membuka mata itu, dia menghargai usaha jungoo yang berusaha menutupi sakitnya dari jonggun.
' aku akan mengantikan sayap mu goo '
' aku akan menatap mu dari bumi gun '
Ehehehehe ( ͡°з ͡°)
Habis yah readers ku
Okey ini up terakhir ku yang jadwalnya acak wkwkwk
Setalah berpikir kembali, I memutuskan untuk update setiap hari Jum'at
Jadi kita akan bertemu kembali di Jumat depan okeyyLove you readers ku
Jan lupa vote dan komennya yah (〃゚3゚〃)
KAMU SEDANG MEMBACA
gungoo | heaven chasing hell [ END ]
FantasíaPernahkah terlintas di benak seseorang bagaimana caranya seorang malaikat jatuh cinta pada sang iblis? Haruskah malaikat itu mematahkan sayap putihnya dan menggantikannya dengan warna hitam ? Bisakah sang malaikat mengejar takdir cintanya Ataukah...