Kini suara pedang yang beradu saling bersahutan. Teriakan demi teriakan terdengar menggema bersatu dengan udara dan terik matahari yang menyengat kulit, sampai peluh butiran keringat di tubuh mereka yang tak dihiraukan.Sepasang mata itu memperhatikan setiap pergerakan. Netranya bergerak lincah. Wajahnya tak memancarkan ekspresi apapun, dan diamnya di sana tidak membuatnya lantas dihiraukan.
Sampai sepatah kata yang keluar dari mulutnya, cukup untuk menghentikan aktivitas yang mereka lakukan.
"Hentikan!" Seluruhnya pandangan beralih pada pemilik suara.
Pria itu berjalan mendekat ke arah kumpulan warrior itu. Iris merahnya terlihat berkilau diterpa cahaya matahari. Tubuhnya yang hanya berbalut celana panjang membuat kulit putih semakin terlihat, dan jangan lupakan otot liatnya yang terbentuk itu.
Alpha Jaehyun,
Aura dominasi yang ia punya terasa sangat pekat. Tidak dapat dipungkiri jika dia adalah pemimpin yang sangat disegani. Darah Alpha terdahulu yang mengalir di tubuhnya membuat pria itu mendapatkan gelar Alpha saat ini.
Setiap perintah yang diucapkannya mutlak seakan menghipnosis, submissive. Dan Alpha tone yang terdengar selalu mendominasi diantara Alpha lain.
Sebuah Ulfberht Sword sudah berada dalam genggaman tangan kanannya. Bukan jadi rahasia lagi jika pedang khas bangsa viking itu adalah salah satu pedang kesayangan Sang Alpha selain Estoc dan Zweihander-nya.
Semua warrior yang berada di sana sangat tahu apa yang setelah ini akan Sang Alpha ucapkan. Ia akan menantang setiap warrior untuk melawannya, seperti biasa.
Hanya memikirkannya saja sudah membuat mereka berkecil hati, karena mereka sudah bisa menerka siapa yang akan memenangkan duel itu. Alpha mereka tidak akan berhenti sampai salah seorang di antara mereka bisa mengalahkannya, setidaknya bisa menggores sedikit bagian tubuhnya, dan itu sudah cukup untuk mengakhiri duel.
Selama ini baru Sang Beta yang bisa melakukannya, itupun hanya menggores sedikit lengan sang Alpha yang pasti akan segera sembuh dengan cepat. Sedangkan Sang Beta sudah dibuat kewalahan hanya untuk sekadar menciptakan sebuah goresan kecil di tubuh junjungannya itu.
Lalu sekarang, siapa yang akan menghentikan duel ini saat The second-command sedang pergi melaksanakan tugasnya.
Acara makan malam yang dilakukan berjalan seperti biasanya, tenang tanpa ada suara pembicaraan. Dan sekarang, mereka sedang saling mengobrol satu sama lain.
****
"Jaehyun!" Jaehyun hanya menatap malas ke arah laki-laki yang baru saja memanggilnya. Ia tetap diam sambil menyesap minumannya dengan tenang.
"Coba ceritakan saat sedang berkunjung ke pack-pack lain. Apakah kau berhasil menemukan Matemu?" Ucap seorang pria cantik yang sudah berumur di sebelah laki-laki tadi ikut menyahut.
Setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkannya, beberapa pasang mata menatap penuh harapan ke padanya.
"Aku kesana karena urusan pekerjaan Mommy, bukan untuk mencari Mate," jawabnya.
Semuanya yang mendengar hal itu melemaskan bahunya. Harapan mereka untuk mendapat kabar saat pria itu pulang membawa pasangan hidupnya pupuslah sudah, harus berapa lama lagi mereka menunggu sang luna.
"Kau itu seorang Alpha. Seharusnya kau mencari dia, bukan malah sebaliknya." Sang daddy,Jung Yunho, sudah beberapa kali memberi pengertian pada anak bungsunya itu untuk segera mencari mate yaitu lunanya.
Sial.
Pembicaraan seperti inilah yang selalu bisa membangkitkan keinginannya untuk bertemu dengan Mate nya. Ia dan Jeffrey wolfnya, ingin sekali melihat bagaimana rupa Mate nya tersebut. Hingga ia membayangkan bagaimana aroma memabukkan yang akan menjadi feromon itu terhirup oleh inderanya setiap saat dan setiap waktu.
Aroma yang pasti bisa dengan mudah meningkatkan kadar serotonin dalam dirinya. Sebagai seorang Alpha, sifat posesif terhadap pasangannya lebih besar. Ia juga ingin tahu bagaimana rasanya menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan takdirnya.
Dan sepertinya mulai saat ini ia harus lebih keras lagi untuk mencari sang Luna. Kemanapun dan dimanapun matenya berada sekarang, semoga Moon Goddess membantu memudahkan tujuan nya ini.
Setelah suara teriakan dari seorang lelaki cantik membuyarkan lamunannya. Kini ia melihat keributan di depan matanya dengan jengah.
Selalu seperti ini.
Si kembar, yang tidak lain dan tidak bukan adalah kedua kakanya, sedang beradu mulut tentang suatu hal yang tidak penting. Usia mereka mungkin sudah bisa dikatakan dewasa, tapi untuk urusan sifat, mereka masih bisa dibilang seperti Mama's boy.
Krystal dan Johnny, kedua kakaknya itu memiliki sifat yang bertolak belakang dengannya. Tapi mungkin hanya sifat keras kepala mereka yang sama Karna menurun dari Sang ibu.
****
Jaehyun kemudian beranjak dari kursinya, berjalan menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.
'Jika Mate kita berada disini, rasa lelah ini pasti akan cepat hilang bukan?' Suara Jeff menginterupsi pikirannya.
Jaehyun menarik napas panjang, setuju dengan apa yang serigalanya katakan. Ia pernah dengar dari sahabatnya. Saat ia lelah maka hanya dengan bersama matenya semua perasaan lelah akan menguap seketika, hilang tak tersisa.
'Nanti kita akan mulai mencarinya lebih keras. Semoga kali ini kita cepat bertemu dengannya' balas Jaehyun.
Sesampainya di tilam, pria itu mulai merebahkan tubuhnya yang lelah. Menengok ke arah jendela yang memancarkan sinar bulan. Entah mengapa saat ia merasa, Dewi bulan ingin menyampaikan sesuatu padanya bahwa tak lama lagi ia akan dipertemukan oleh takdirnya. Belahan jiwanya. Matenya. The Luna.
****
TBCPlease give me feedback and comments so I can improve my writing^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna The Werewolf (ON GOING)
FantasíaSeorang Alpha yang mencari Takdirnya, belahan jiwanya, Lunanya.