Masa lalu yang sebenarnya 2

16 13 7
                                    

Happy Reading❤️

****

Pangeran Velf menunggangi kudanya di malam itu. Kuda itu berlari dengan kencang ke pedalaman hutan. Setelah memasuki hutan yang dalam itu  terdengar suara nyanyian yang indah.
“Suara ini, pasti suara Risha.” batin Pangeran Velf dengan semangat. Setelah memasuki pedalaman hutan akhirnya pangeran Velf sampai di sebuah danau. Betul itulah Danau Kurumuri. Dapat dilihat sosok gadis berambut pendek berwarna merah muda dengan tiara yang gemilauan dan ekor yang gemerlapan bak bintanh di langit malam yang cerah. Ia sedang menatap ke danau yang jernih itu. Dialah Putri Shira, Putri dari bangsa mermaid.

“Risha” panggil Pangeran Velf. Risha berbalik, menatap Pangeran Velf.

“Pangeran Velf? Ada apa?” jawabnya dengan lembut. Tanpa berpikir Pangeran Velf memeluk Risha kedalam dekapannya.

“Aku sangat merindukan mu Risha” ucapnya, Risha membalas pelukan Pangeran Velf.

“Ada apa pangeran? kita baru saja tidak bertemu selama 2 hari” ucapnya.

“Itu sangat lama Risha.” jelas Pangeran Velf.

“Risha, ada kabar baik.” ucap Pangeran Velf dengan penuh semangat.

“Apakah itu?” balas Risha.
Pangeran Velf berlutut di depan Risha. Ia menatap Risha dengan tatapan yang penuh makna, lalu mengulurkan tangannya pada Risha.

“Aku sudah mendapat izin dari sang ratu. Untuk menjadikan kamu menjadi ratuku, Risha. Will you be mine?” ucap Pangeran Velf. Risha sedikit terkejut atas pengakuan ini, walau Risha dan Pangeran Velf telah menjalin hubungan sepasang kekasih cukup lama. Namun Risha tidak menyangka hal ini akan terjadi, karena Ratu Veliova selalu melarang mereka untuk bersama.

“Mau kah?” ucap Pangeran Velf dengan penuh harapan. Risha menatap Pangeran Velf dengan penuh kasih sayang, dengan keyakinan penuh Risha mengatakan

“Iya, mari kita bersama hingga di penghujung hayat kita nanti” ucap Risha. Pangeran Velf mengenggam tang Risha dengan erat.

“Sekarang, ikut aku ke istana. Ratu Veliova ingin bertemu denganmu Risha” ucap Pangeran Velf.
Deg! Entah mengapa Risha memiliki perasaan yang buruk, namun ia mengabaikan hal itu padahal insting seekor mermaid tidak pernah salah, tapi karena cinta Risha pada pangeran Velf sangat besar ia mengabaikan insting itu. Tapi dia tetap berhati-hati.

“Tentu Pangeran, kau tunggu lah aku
akan menyampaikan pesan kepada ayahku terlebih dahulu.” ucap Risha, Velf membalas nya dengan anggukan.
Risha sedikit bersiul, beberapa detik setelah itu muncul sebuah ikan kecil berwarna emas muncul di permukaan danau.

Risha memberikan sepotong kertas kecil pada ikan tersebut.

“Tolong kirimkan ini pada raja.” ucap Risha pada ikan kecil itu. Tak lama ikan itu kembali menyelam kedalam danau. Risha mengucapkan kan sebuah mantra yang membuat ekor nya berubah menjadi sepasang kaki manusia. Lalu Risha berjalan ke arah Pangeran Velf.

“Ayo pangeran, ayo kita pergi menemui Ratu Veliova.” ucap Risha. Pangeran Velf tersenyum, lalu mengangkat Risha ala bridal style, lalu menaruh nya perlahan di atas kuda milknya, Pangeran juga menunggangi kudanya lalu mereka bersama pergi ke istana.

Tidak dapat di percaya, saat sampai diistana yang penuh akan tumbuhan terutama bunga-bunga yang indah. Tak disangka-sangka Risha yang katanya di benci oleh Ratu Veliova, ia malah di sambut baik oleh sang Ratu dan para pengikutnya.

“Selamat datang di istana kami, Putri Risha.” ucap Ratu Veliova dengan ramah.

“Terimakasih atas sambutan yang hangat ini yang mulia Ratu” ucap Ratu,  menjawabnya dengan sangat sopan.

“Ah, beruhubung kamu sudah datang disini, aku sudah menyiapkan tempat yang cocok untuk kalian menghabiskan waktu bersama. Oh atau apakah kamu lelah putri Risha? Kami sudah menyiapkan kamar untukmu.” ucap Ratu Veliova, Risha heran kenapa Ratu Veliova begitu baik padanya.

“Ah, aku akan mengikuti pangeran Velf saja.” ucap Risha.

“Baiklah, apa yang ingin kamu lakukan pangeran” tanya Hati Veliova.

“Aku ingin menghabiskan waktu
bersamamu, Risha.” ucap Pangeram Velf.

“Baiklah, aku sudah menyiapkan tempat minum teh yang indah dan nyaman di taman istana” ucap Rati Veliova. Menunjukan jalan menuju taman Istana.

Terlihat hamparan bunga terbentang luas dengan jalan setapak yang rapi. Di tengah gaman bungan yang indah itu terdapat suatu teras kecil yanh di dalamnya sebuah meja yang cantik. Begitu banyak camilan diatas meja itu serta 2 cangkir teh yang telah di siapkan diatas meja itu. Terhirup wangi teh yang menyebar.

Risha dan Pangeran Velf duduk di teras itu. Mereka saling tatap menatap. Entah mengapa mereka malu untuk berbicara. Pangeran Velf meminum teh yang diatas meja untuk mengurangi rasa malunya. Tapi…
UHUK UHUK! Pangeran mulai terbatuk-batuk, Risha yang panik dan bingung, iya segera mengusap-usap punggung pangeran dengan lembut.

“Pangeran kamu kenapa?”  ucap Risha.

“Aku tidak-UHUK UHUK.” batuk pangeran semakin parah dan Risha juga semakin panik.

“UHUK-UHUK HUEK.” pangeran mengeluarkan darah. Risha sakit panik ia berpikir apa yang harus dia lakukan ia memeluk pangeran erat-erat. Tak sadar Risha meneteskan beberapa air matanya.

‘Apa yang harus ku lakukan batin Risha’ sambil menangis. Satu tangan mengusap pipi mulus Risha.

“Kenapa menangis?” ucap Pangeran Velf. Risha menggeleng keras.

‘Tidak-tidak semua akan baik-baik saja’ batin Risha. Setelah batuk berdarah tanpa henti dada Pangeran Velf mulai sakit dan susah bernafas. Tiba-tiba Ratu Veliova datang menghampiri mereka, dengan keadaan pangeran yang terbatuk-batuk berdarah.

Ratu Veliovia berteriak histeris, dengan cepat ia menarik pangeran dari pelukan Risha.

“Apa yang kau lakukan dasar mermaid sialan.” bentak Ratu Veliova.

”R- ratu, maafkan aku- aku tidak tau.” ucap Risha sambil menangis tersedu-sedu.

“Seharusnya kamu yang meminum ramuan itu, DASAR MERMAID BODOH.” ucap ratu Veliova dengan penuh amarah. Pangeran Velf berbaring di pangkuan ratu, dengan nafas yang hampir hilang. Pangeran Velf  menatap Risha

”R- ri- Risha” ucap Pangeran dengan nafas terngah-engah.

”Mari kita hidup bersama di kehidupan selanjutnya” ucap pangeran, walau sulit bicara. Ia tersenyum, senyuman yang tulus untuk Risha. Setidaknya di akhir hayatnya ia masih dapat melihat Risha, lalu Pangeran Velf menutup matanya, dan beristirahat. Kaki Risha lemas hampir tak bisa apa-apa, Risha menggenggam tangan Pangeran Velf.

”Jangan menyentuh pangeran, dasar mermaid sialan.”  entah berapa kali ratu Veliova melarang Risha menyentuh pangeran Velf, namun Risha enggan menyerah ia, ingin sekali memeluk pujaan hatinya itu untuk terakhir kalinya.

Akhirnya Risha berhasil kembali membawa kekasihnya itu kedalam dekapannya kembali, walau dalam keadaan yang tidak bernyawa.

”Tunggu aku disana, pangeran” ucap Risha sembari terisak. Lalu memeluk Pangeran Velf dengan erat.

Terdengar suara seseorang yang mengucapkan sebuah mantra.
“uthathe ubomi bakhe”  itu adalah mantra membunuh.

CTARR! Sepancar sinar mengenai Ratu Veliova, hal ini terjadi tepat dimata Risha. Ratu Veliova membeku sejenak, tak lama, Ratu Veliova terjatuh, dan sudah tidak bernafas.

“Apa yang terjadi?” Risha kebingungan, baru saja ia menangisi sang pujaan hatinya, dan sekarang kematian orang lain terjadi tepat di depan matanya.

***
Jangan lupa vote & comment

PenghalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang