03. Berhasil

206 25 2
                                    

°
°
°
°
°
°
[ BAGIAN TIGA ]

Sore ini Diana baru saja selesai kuliah. Diana termasuk orang yang jarang sekali membawa kendaraan pribadi, karena menurut dia, kalau pakai angkutan umum akan lebih sehat dan tidak banyak mengeluarkan bensin. Saat Diana sedang menunggu angkutan umum, tiba tiba saja Dikta menghampirinya dan membuat Diana terkejut.

"Hai, Di" ucap Dikta sambil menepuk pundak Diana pelan

"Mas Dikta? Kuliah disini juga?" Diana memang orang yang sangat cuek tentang berita apapun dikampusnya yang menurutnya tidak penting, makanya ia tidak tau kalau Dikta kuliah di kampus yang sama dengannya dan Dikta anak dari seorang Dosen.

"Iya, kamu sendirian disini?" Tanya Dikta

"Aku lagi nunggu angkutan umum. Aku kok gak pernah lihat kamu ya, Mas?" Tanya Diana

"Kamu memang tidak pernah lihat saya, tapi saya selalu lihat kamu"

Ucapan Dikta kali ini membuat Diana tersenyum tipis, jujur saja sebenarnya didalam dirinya, ia sudah tersenyum lebar dan ingin salto rasanya. Tapi apa daya, namanya juga wanita. Gengsi

"Boleh saya antar kamu pulang?" Tawaran dari Dikta membuat Diana rasanya ingin teriak saat itu juga. Diana sendiri pun bingung, kenapa dirinya ini seperti senang dan malu malu saat berbicara dengan Dikta. Sepertinya Diana mulai membuka pintu hatinya untuk laki laki lain setelah sekian lama ia tutup.

"Ah tidak usah, aku bisa naik angkutan umum kok, lagi pula kalau aku pulang bareng kamu nanti jadi merepotkan" ucap Diana dengan suara lembutnya

"Lho kok merepotkan, saya kan yang menawarkan diri untuk mengantar kamu pulang, kalau saya menawarkan diri itu artinya tidak merepotkan sama sekali dan saya senang menjalani nya, Ibu Diana" ucap Dikta dengan senyum manisnya yang diarungi oleh lesung pipinya.

Diana hanya tersenyum dan menunduk saja. Tidak ada jawaban dari mulutnya.

"Jadi boleh kan, saya antar kamu?" Tanya Dikta untuk yang kedua kalinya

Diana hanya mengangguk kecil dan tersenyum tipis, hal itu membuat Dikta sangat senang, karena akhirnya ia berhasil mengantar Diana. Didalam mobil hanya ada percakapan kecil dari mereka, keduanya masih sama sama canggung dan malu malu.

"Kamu dari fakultas apa, Di?" Tanya Dikta untuk membuka percakapan

"Saya Ekonomi, kalau kamu?"

Mendengar hal itu membuat Dikta sedikit kaget dan senang, karena dengan Diana kuliah di FE Ui dan mengingat kalau ayah dari Dikta adalah Dosen disana yaitu Profesor Widjayanto. Dikta merasa akan lebih gampang mendekati Diana karena artinya Diana adalah mahasiswi ayahnya. Dikta tidak memberi tahu soal siapa ayahnya kepada Diana, karena Dikta takut kalau ia memberi tahu hal itu kepada Diana, akan membuat semuanya berantakan.

"Saya dari Fakultas Hukum" ucap Dikta

"Oalah kamu anak hukum toh, keren juga. Ajarin saya debat dong" balas Diana

Dikta yang mendengar itu langsung terkejut dan tertawa, bukannya hampir semua wanita jago berdebat ya? Sampai ada yang bilang "laki laki selalu salah" kata kata itu bukan kah keluar dari mulut wanita yang sedang berdebat?

"Memangnya kalau saya ajarkan kamu untuk berdebat, kamu mau debat dengan siapa?" Tanya Dikta dengan jahil.

"Dengan siapa yaa?" Diana membalas pertanyaan Dikta dengan senyum nya yang jahil

Perjalanan itu cukup memakan waktu lama. Sesaat sudah sampai depan gerbang rumah Diana yang berada di jalan Cendana No. 8.

"Terima kasih ya, Mas Dikta" ucap Diana dengan senyum yang terukir diwajah cantiknya.

"Sama sama, Diana. Kalau kamu tidak keberatan, saya besok ingin jemput kamu dan berangkat ke kampus bareng. Apakah kamu mau?" 

Diana hanya tersenyum dan menunduk, padahal jiwanya sudah salah tingkah dan rasanya ia ingin teriak saat itu juga.

"Maaf ya Mas, bukan maksud aku untuk menolak ajakan kamu. Kalau saja aku berangkat ke kampus bersama laki laki selain supir, nanti bapak bisa marah" ucap Diana dengan sangat hati hati takut menyinggung hati Dikta

Dikta yang mendengar itu langsung paham dan mengangguk kecil. Bukannya langsung pulang, justru Dikta malah turun dari mobil dan menghampiri Diana yang sudah berada tepat didepan gerbang.

"Kalau gitu, saya ingin melamar untuk jadi supir pribadi kamu, Di" ucap Dikta

"Kenapa gitu?" Tanya Diana dengan heran

"Agar saya bisa bertemu kamu setiap hari, dan menikmati kecantikan kamu setiap saat"

Ucapan Dikta kali ini benar benar berhasil membuat seorang Diana tersenyum malu malu dan langsung memalingkan wajahnya. Baru kali ini Diana bisa luluh dengan kata kata lelaki.

Dikta yang melihat Diana tersenyum malu, justru semakin senang dan merasa bahwa ia sudah berhasil mendapatkan hati gadis ini. Dikta mendekatkan dirinya pada diri Diana, hanya 2 jengkal saja kira kira jarak antara mereka berdua. Dikta membisikkan Diana sesuatu.

"Do'a kan saya ya, Di. Saya ingin mendekati wanita bernama Diana Rahandika dan ingin menjadikannya sebagai istri saya" ucap Dikta pelan.

Diana yang mendengar itu langsung terkejut bukan main, secepat ini kah Dikta langsung ingin melamarnya?

Setelah bicara seperti itu, Dikta langsung pergi meninggalkan Diana tanpa pedulikan bagaimana reaksi Diana saat dirinya bicara hal tadi. Saat sudah lumayan jauh dari rumah Diana, Dikta baru tersadar bahwa ternyata dompet Diana tertinggal di mobilnya. Dikta punya ide yang cemerlang untuk mengembalikannya kepada Diana besok pagi

***

Saat makan malam bersama tiba, semua tidak ada yang membuka mulut untuk memulai percakapan. Akhirnya Jendral Rahandika yang memulai percakapan.

"Diana, siapa pria yang mengantarmu tadi? Bapak lihat sepertinya kalian dekat sekali didepan gerbang. Kekasih mu?" Tanya Rahandika

Diana mendengar bapaknya menanyakan hal itu entah kenapa rasanya tiba tiba suasana di meja makan terasa mencekam.

"Hanya teman saja, Pak" balas Diana dengan pelan

"Yakin hanya teman? Sepertinya Bapak kenal deh sama teman pria mu itu, seperti familiar dimata Bapak"

Mendengar hal ini Diana yang tadinya sedikit takut langsung berubah jadi tersenyum dan senang. Kalau Bapaknya memang mengenal Dikta, mungkin bisa lebih memudahkan.

***

Segini dulu ya guys😌🤍

Jangan lupa VOTE ya, biar Author tambah semangat dan bisa sering up deh😌🤍 soalnya Author perhatiin yg baca lumayan banyak tapi yang vote sedikit banget wkwk🙂

Ig Author : @/mcflurallery

Diana Et Son Amour [ ENDING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang