02 Adiora

9 1 0
                                    


Cahaya alami yang berasal dari matahari perlahan mulai memasuki jendela kamar ku di jam 6 pagi ini.

Tok..tok..tok

Terdengar suara ketukan pintu yang Adiora yakini itu adalah bik Jum, pengasuhnya sedari kecil hingga kini, orang yang selama ini menemani hari-hari nya di saat susah maupun senang.

"Non Dira, cah ayu, ayo bangun nduk, udah jam 6 ini, nanti non telat sekolah nya loh" ujar bik Jum dengan logat jawa nya itu

"Iya bik, ini Dira udah bangun, mau mandi ini" Bohong Adiora. Ingin mandi apanya, ia saja masih menempel di kasur nya yang bergambar kuromi itu.

"Yasudah, bibik kebawah dulu ya, mau lanjut nyiapin bekal buat non" Pamit bik Jum

Adiora yang tak mau kesiangan pun, mau tak mau beranjak dari kasurnya dan pergi untuk bersiap-siap.

Setelah menghabiskan waktu 30 menit untuk bersiap-siap, saat ini Adiora sudah siap dengan seragam putih abu-abu nya yang sangat pas di tubuh ideal nya, beserta wajah nya yang sudah cantik alami pun sedikit ia poles dengan bedak dan liptin agar tidak seperti mayat hidup.

Saat Adiora sedang menuruni tangga menuju ke dapur, ia sangat terkejut melihat pria paruh baya yang duduk di meja makan nya sambil berbincang dengan bik Jum.

Bik Jum yang menyadari kehadiran Adiora pun memanggilnya untuk duduk dan memulai sarapan nya.

Adiora yang masih terkejut itu pun hanya dia sambil menatap pria paruh baya yang tersenyum padanya, lalu dengan perlahan namun pasti pun pria paruh baya itu berdiri dan mendekati Adiora. Adiora pun tak bergeming, ia tetap diam menatap pria paruh baya tersebut dengan tatapan yang tak bisa dibaca semua orang yang ada disitu

"Halo Dira, apa kabar cucu cantik kakek ini?" Ucap pria paruh baya itu sambil menatap sendu sang cucu.

Ia adalah leonel Ferdinand Ladezma.
Ayah dari sang papa.

Adiora terkejut melihat sang kakek yang selama ini ia tahu, sang kakek sangat tidak menyukai keturunan perempuan di keluarga Ladezma, dan Adiora adalah keturunan perempuan satu-satunya di keluarga Ladezma.

Oh tidak. Isabella lupa bahwa ada 1 lagi keturunan perempuan dari keluarga Ladezma, yaitu Flora Velishia Ladezma.
Anak dari adik papanya. Paman Jazziel Devandra Ladezma.

Tetapi hidup nya sangat berbeda jauh dengan Flora. Flora sangat disayangi di keluarga Ladezma dikarenakan sedari kecil Flora memiliki penyakit bawaan dan hal itu yang membuat keluarga Ladezma tak tega jika ingin menyakiti Flora.

"Ada keperluan apa anda kemari? saya ingin berangkat sekolah jadi mohon untuk cepat bila ingin berbicara penting dengan saya" Ujar Adiora dingin

Kakek yang saat itu merasakan sifat dingin yang dipancarkan Adiora pun, ada perasaan sedih dalam hatinya

"Kakek hanya ingin mengundangmu ke perayaan ulang tahun kakek besok malam di mansion kakek. Kakek harap kamu datang ya Dira" Ujar kakek sambil tersenyum dan bola mata yang memancarkan harapan.

Entah akan ada bencana apa di hidup nya kali ini, sampai-sampai sang kakek yang sedari ia lahir pun tak pernah menganggap nya ada tiba-tiba datang kerumah nya, menyapanya, dan mengundang nya secara langsung keulang tahun yang selalu di rayakan setiap tahun, dan setiap tahun itu Adiora tak pernah diundang untuk datang sekalipun, tapi kali ini, ini sangat lah janggal.

"Anda ingin apa dari saya? sampai-sampai mengundang saya keulang tahun anda yang meriah itu tuan Lionel?" Tanya Adiora dengan penuh kecurigaan

"Aku hanya ingin semua keluarga Ladezma datang keulang tahunku. Aku takut ulang tahun ku kali ini akan menjadi ulang tahun terakhir di hidupku." Ujar Kakek sambil tersenyum sendu.

Sejujurnya hati Adiora sedikit luluh saat melihat tatapan sendu kakeknya itu, tetapi dalam otak nya, ia menangkal semua yang terjadi saat ini. Adiora sangat yakin, ada sesuatu yang kakek tua ini rencanakan.

"Saya usahakan datang. Karna seperti nya urusan kita sudah beres, anda bisa pergi dari sini." Setelah mengatakan hal tersebut Adiora pun beranjak menuju meja makan untuk sarapan. Kakek yang melihat sifat dingin Adiora pun lagi dan lagi merasa sedih dan bersalah, ingin rasanya ia memeluk Adiora, dan mengucapkan seribu kata maaf karna tak bisa melindungi Adiora selama ini, tapi ia masih belum punya keberanian untuk itu.

Mimpi nya beberapa hari belakangan yang memperlihatkan rasa sakit yang selama ini Adiora rasakan membuat nya sangat-sangat menyesal, bila ia bisa membeli ruang waktu, ia akan membeli nya dan memutar kembali waktu untuk memeluk Adiora yang selama bertahun-tahun ini merasakan rasa sakit yang dalam.

Kakek pun yang tak mau membuat Adiora terus menerus tak nyaman pun akhir nya beranjak pergi dari rumah Adiora. Adiora yang melihat itu pun bernapas lega dan kembali memikirkan apa yang sudah kakek nya rencankan untuk nya nanti. Adiora tak sebodoh itu untuk memasuki perangkap kakek tua bangka nya itu, ia harus menyiapkan benteng sebelum badai datang.

Setelah sarapan tadi, Adiora langsung bergegas berangkat sekolah dengan Gabii, motor Vespa Matic berwarna putih yang ia beli dengan menabung selama bertahun-tahun. Yah mana mungkin ia meminta pada si tua bangka itu, yang ada ia di tembak mati di tempat.

Saat sampai di sekolah, Adiora berjalan menuju kelasnya, kelas 11 Ips 1, dengan sesekali tersenyum membalas sapaan teman, adik kelas ataupun kakak kelasnya.

Saat sudah sampai di kelas nya, Adiora disambut dengan suara triakan dari arah bangku belakang, bangkunya dan teman-temannya.

"WEDEH IBUK ADIDAS SUDAH DATANG" Teriak Febrian Alaska itu berakhir mengundang lirikan sinis dari teman kelasnya

"Si anjing, lu teriak nya jangan di depan muka gua napa, napas lu bau setan" Ujar Gabriela Adisty, wanita dengan mulut nya yang ceplas ceplos itu sangat kesal dengan Febrian, lelaki setengah wanita itu memiliki mulut yang bau nya sama seperti kentut biawak milik ayahnya.

"Heh udah, stop berantem nya, gua bawa berita hot nih dengerin" Ujar Adiora dengan semangat membawa gosip yang menurut nya sangat lah eksklusif.

"Berita apa dulu nih? kalo berita tentang penderitaan idup lu cerita nya nanti aja napa Dir, masih pagi ini gua males kalo sedih-sedih an" ucap Gabriela yang berakhir mendapat tabokan dari Kezia.

"Kagak, ini berita nya seru gak ada sedih-sedih nya, jadi tuh ya tadi pagi gu-"

KRINGG..KRINGG!!

Suara bel yang memotong omongan Adiora membuat nya kesal, apalagi saat ia melihat guru yang akan mengajar di kelas nya masuk kedalam kelas.

"Ah udah lah lanjut nanti di kantin" ujar Adiora membenarkan duduknya diikuti Febrian yang duduk di sebelahnya dan Gabriel, Kezia yang duduk di belakangnya.

༺♡༻

Hai sayangnya aku!

gimana nih chapter kali ini? seru ga? atau malah bikin bingung?

bantu vote yaa!

love u all!

Cur Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang