Viviana yang kembali mengingat kejadian dalam komik, mulai berfikir bagaimana mana caranya ia bisa terus hidup dan tidak sampai mendapatkan hukuman mati.
"Jika aku mengikuti alur cerita di dalam komik, dan aku berakhir mati...," ucap Viviana terpotong.
"Tidak! aku tidak boleh mati," lanjut ucapan Viviana.
"Sia sia aku masuk kedalam komik ini dengan tiba tiba lalu berakhir mati," ucap Viviana lagi.
"Aku harus mencari cara agar aku tidak mati." kata Viviana berambisi.
Tok! Tok! Tok!
"Permisi nona, tuan muda Leonardo akan segera berangkat." kata pelayan yang datang memberi tahu.
"Baik, saya akan segera turun." jawab Viviana.
"Hah! aku kaget dia tiba tiba datang, apa dia dengan perkataan ku ya? sepertinya tidak, tempat ini luas dan kedap suara," ucap Viviana setelah pelayan itu pergi.
Viviana lalu bersiap untuk pergi keluar, mengantar kepergian adik tercintanya pergi ke asrama terbaik di kekaisaran untuk belajar ilmu perdagangan.
"Kak! Saya pergi dulu, jaga ayah dan ibu dirumah" ucap Leonardo kepada Viviana
"Iya, baiklah hati hati diperjalanan," jawab Viviana.
"Kalau tidak salah, tiga tahun setelah kepergian Leonardo ke asrama sekolah perdagangan, itu adalah waktu dimana Viviana mati. Tidak, sekarang aku adalah Viviana, maka tiga tahun lagi itu adalah kematianku," ucap Viviana dalam hati.
"Viviana, kenapa kamu melamun? cepat masuk, Leonardo sudah pergi jauh," kata Theodore ayah Viviana.
"Kami duluan ya nak," sambung Helene ibu Viviana.
"Baik ayah, ibu," jawab Viviana.
Viviana pun kembali ke kamarnya, dan kini ia sendirian di kamar.
Dengan keheningan kamarnya, hanya ada suara angin yang melewati jendela, ia masih merasa ketakutan, dan gelisah."Aku harus membuat rencana, tiga tahun bukanlah waktu yang lama, aku harus segera bersiap siap," ucap Viviana semangat.
"Saat ini seharusnya aku masih menjadi kekasih putra mahkota, lalu tidak lama tokoh utama wanita muncul dan mereka jatuh cinta. kalau begitu, aku harus putus dengan putra mahkota, jika di komik Viviana di ceritakan sebagai tokoh jahat karena tidak terima di tinggalkan, maka untuk tidak terjadinya konflik aku harus putus dengan putra mahkota, dan membiarkan cinta para tokoh utama bahagia," kata Viviana merencanakan strategi dengan sangat panjang.
"Tidak! semua tidak akan berakhir begitu saja dengan mudah, karena aku harus menggagalkan kudeta yang dilakukan pangeran yang merebut takhta," lanjut ucap Viviana.
"ini sangat membuatku bingung, tapi untuk pertama tama, aku harus putuskan hubunganku dengan pangeran," tekad Viviana.
=°=°=°=
Setelah mengirimkan surat kepada putra mahkota, 2 hari kemudian mereka bertemu di taman istana, tempat mereka biasa berduaan.
"Salam kepada yang mulia putra mahkota," ucap Viviana sambil menundukkan badannya.
"Tidak usah terlalu formal, anda itu kekasih saya, bicaralah dengan santai," jawab Kayleight seorang putra mahkota.
"Baik," jawab Viviana.
"Apa yang ingin anda bicarakan? sepertinya sangat serius," tanya Kayleight pada Viviana.
"Saya ingin mengakhiri hubungan kita. Karena saya rasa, perasaan saya sudah hilang kepada anda yang mulia," ucap Viviana jelas.
"Apa? Bagaimana bisa anda berkata seperti itu, saya ini putra mahkota. walaupun anda sudah tidak menyukai saya, tapi di masa depan saya bisa membuat anda menjadi ratu. Bahkan sebelum itu, sebentar lagi kita bertunangan dan anda akan menjadi putri mahkota," jawab Kayleight menjelaskan.
"cih, sebelum aku menjadi putri mahkota bahkan bertunangan dengan nya, aku justru mati karena dituduh memberi racun pada wanita kesayangan mu itu," kata Viviana dalam hati dengan wajah tersenyum miris.
"Tidak, saya hanya ingin hidup dengan pria yang saya cintai," jawab Viviana.
"Saya akan terus berjuang agar anda mencintai saya lagi, dan mencintai saya selamanya," ucap Kayleight berusaha.
"Dasar buaya, tidak lama dari ini kau akan meninggalkan ku dengan wanita lain, di duniaku yang dulu banyak pria sepertimu tahu," Kata Viviana mengejek dalam hati.
"Maaf yang mulia, keputusan saya sudah tidak bisa diubah," ucap Viviana tegas.
"Saya permisi," lanjut ucap Viviana.
"Apa yang wanita itu pikiran sampai ingin mengakhiri hubungan dengan ku?" tanya Kayleight pada dirinya sendiri.
"Dasar wanita jalang, anda pikir saya tidak tahu maksudnya? anda ingin saya mengejar anda? baiklah, di pesta dansa nanti aku akan merayunya seperti yang dia harapkan," ucap Kayleight tersenyum puas.
Begitulah perbincangan Viviana dengan putra mahkota, walaupun taman istana ini indah, sepertinya hati putra mahkota sangat buruk.
=°=°=°
BRUK.
"Ah, lelahnya...,"ucap Viviana sambil merebahkan tubuhnya.
Tok. Tok. Tok.
"Permisi nona, saya ingin memberikan surat dari istana," ucap seorang kepala pelayan di depan pintu.
"Masuklah, taruh saja di meja," jawab Viviana.
Kepala pelayan itupun pergi setelah menaruh surat dan memberi salam.
"Istana? apakah dari putra mahkota," ucap Viviana mendekati meja.
Viviana pun membuka surat itu.
"Ah! iya. Aku lupa sebentar lagi adalah perayaan pendirian kekaisaran, aku kira surat dari putra mahkota ternyata surat undangan pesta dansa perayaan pendirian kekaisaran," kata Viviana.
"Sebaiknya aku mulai mencari gaun yang indah untuk pesta dansa, di bumi aku tidak pernah merasakan pesta dansa, sepertinya seru," lanjut kata Viviana.
=°=°=°
"Aduh, sepertinya aku terlalu banyak membeli gaun," ucap Viviana.
"Bukankah sudah menjadi kebiasaan nona membeli banyak barang?" tanya pelayan pribadi Viviana.
"Itukan Viviana yang asli," ucap Viviana dalam hati.
"Maksudnya, sepertinya aku akan kebingungan memilih gaun yang akan di pakai," kata Viviana
"Tenang nona, saya akan pilihkan gaun dan riasan yang akan membuat nona terlihat sangat indah di pesta dansa nanti, percaya lah pada saya," ucap Marry dengan semangat dan penuh keyakinan.
"Hahaha, baiklah Marry aku percaya padamu," kata Viviana tertawa melihat tingkah lucu pelayannya itu.
Continue>>>
Hai, makasih udah baca cerita aku(。•̀ᴗ-)✧
KAMU SEDANG MEMBACA
VIVIANA
FantasyAku Viviana, tidak. Aku Monica yang menjadi Viviana setelah masuk ke dalam komik yang aku baca. Kenapa bisa? aku tidak tahu, karena ketika aku terbangun dari tidurku, dan disaat aku membuka mata, aku sudah berada di kamar megah ini. Setelah aku meng...