Viviana yang akhirnya menemukan tempat dimana ia bisa beristirahat tenang, suara bising yang mengganggu telinga sudah tidak ada, kaki yang terasa pegal sudah bisa di istirahatkan dengan duduk di sebuah sofa mewah.
Dibalik itu..
=°=°=°=
"Countess Helene, bukankah itu anakmu?" tanya viscountess Brisha yang terlihat dekat dengan Helene.
"Aku khawatir pada anakmu, apa dia baik baik saja?" lanjut Brisha.
"Aku juga khawatir, tapi dia bersama pangeran, akan aku tanyakan nanti bila sudah di rumah," jawab Helene
Brisha dan Helene memang begitu akrab, Brisha yakin Viviana tidak bersalah, karena dia percaya kepada Helene teman dekat nya pasti mendidik anak anaknya dengan baik, terlebih selama ini Viviana adalah anak baik dan ceria.
Tiba tiba..
"Untuk apa nyonya Viscountess Brisha khawatir kepada lady Gracewell? bukankah anak saya lebih mengkhawatirkan? ucapan Lady Gracewell itu sangat tidak sopan," ucap tiba tiba nyonya Baroness Saoirse Turner.
Kedua orang tua Clete Turner, yaitu Baron Evans Turner dan Baroness Saoirse Turner menghampiri kedua orang tua Viviana.
Mereka menyalahkan apa yang di perbuat oleh Viviana kepada Clete.
Helena menoleh ke arah suara yang terdengar sangat menyebalkan itu."Bukankah menguntit seseorang juga hal yang tidak sopan nyonya Saoirse Turner?" jawab Helene dengan senyum yang terpaksa di tutupi oleh kipas yang bercorak sama dengan gaunnya.
"Theodore, apa kau tidak bisa mendidik putri dan istrimu? keduanya sama sama berbicara dengan tidak sopan," ucap Baron Evans kepada Theodore dengan marah karena mendengar ucapan Helene.
"Bukankah memang benar menguntit adalah hal yang tidak sopan? Sebaiknya kau yang harus mendidik putri dan istri mu agar tidak menguntit seseorang," jawab Theodore berbalik marah.
kedua keluarga bersitegang, Clete menangis di aula pesta, dengan tega nya putra mahkota justru pergi ntah kemana.
Orang tua Clete sibuk beradu argumen dengan orang tua Viviana, tidak peduli dengan Clete yang menangis di aula dan di lihat banyak orang, walaupun akhirnya Clete pergi meninggalkan aula dan entah kemana.
Ketegangan dan kericuhan berakhir ketika Baginda Kaisar Gwyn Celeste datang, semua orang hormat dengan menundukkan setengah badan nya, Kaisar yang bijak dan murah hati itu meminta maaf atas keributan yang di buat putra mahkota, ia tidak malu untuk mengatakan bahwa putra mahkota lah yang bersalah, Kaisar Gwyn memang lah sangat bijak, tidak peduli dengan reputasi, jika keluarga nya salah ataupun dia salah, maka dia akan mengakui salahnya, tidak ingin ada pembenaran, begitupun jika ada seseorang bersalah maka salah lah.
Setelah Kaisar Gwyn membereskan kekacauan, ia pergi ke ruangan khusus untuk dirinya diikuti dengan Ratu Stella Celeste yang kesal karna Kaisar menyalahkan anaknya.
=°=°=°
"Silahkan diminum teh nya Lady, ini disiapkan oleh saya langsung," ucap Killian pada Viviana.
"Lady?" panggil pangeran.
"Aku baru ingat, keluarga Gracewell adalah faksi putra mahkota, makanya keluarga Gracewell bisa ikut terbunuh oleh pangeran yang merebut takhta, apa se pulang dari sini aku akan di marahi karena berdekatan dengan pangeran?" kata Viviana dalam hati, ia melamun dan memikirkan hal yang lain lain sehingga ucapan pangeranpun tidak terdengar oleh nya.
"Lady?" panggil pangeran lagi kepada Viviana.
"Lady Viviana?" panggil pangeran untuk kesekian dengan nada sedikit berteriak.
"Uh, maaf. Saya sedikit melamun," jawab Viviana kaget dan malu.
"Apa yang sebenarnya Lady pikiran sampai melamun seperti itu? apa masalah yang tadi?" tanya Killian penasaran.
"Tidak, bukan apa apa, saya hanya kelelahan. Terimakasih untuk teh nya," jawab Viviana sambil tersenyum.
Sambil menikmati jamuan teh dan beberapa kudapan, mereka berbincang ringan lagi untuk kedua kalinya seperti di taman.
Rumor yang mengatakan bahwa Killian adalah sosok tiran menyeramkan, bersifat dingin dan tidak berperasaan sangat berbeda dengan yg dialami Viviana.
"Ternyata sosok tiran yang katanya menyeramkan ini tidak begitu, walaupun sifat nya sedikit datar, walaupun begitu tetap saja dia adalah pembunuh keluarga Viviana di cerita asli" ucap Viviana dalam hati.
"Berbincang dengan Lady Viviana ternyata sangat menyenangkan, bagaimana jika lady menyempatkan waktu untuk bertemu lagi dengan saya?" ajak Killian pada Viviana.
"Benar juga, jika aku berada di pihak pangeran, dan tidak merebutkan putra mahkota sialan itu, mungkin aku tidak akan mati kan? aku harus membuat rencana," kata Viviana dalam hatinya merencanakan sesuatu.
"Suatu kehormatan bagi saya untuk bisa bertemu lagi dengan pangeran, pangeran bisa mengirimkan saya undangan," jawab Viviana dengan sopan.
=°=°=°=
Lima hari berlalu setelah pesta perayaan pendirian kekaisaran selama 3 hari berturut turut, walaupun Viviana hanya datang di hari pertama dan terakhir ia tetap merasakan kelelahan.
Ditambah Viviana meski berfikir untuk merencanakan sesuatu, memutuskan hubungan dengan pangeran sudah terjadi dengan kekacauan setelahnya.
Untuk selanjutnya, Viviana terpikirkan rencana untuk berada di pihak pangeran agar jika suatu saat pangeran membunuh orang orang di istana dan juga membunuh para faksi putra mahkota, keluarga Gracewell tidak akan ikut terbunuh karena berada di pihak pangeran, namun itu tidaklah mudah karena dia harus berdiskusi dengan keluarga nya.
Air teh mawar yang hangat, dengan angin yang berhembus pelan, Viviana yang sedang menikmati teh dan cemilan sore di teran balkon kamar nya, menerima surat dari pangeran yang mengundangnya datang ke istana pangeran, seperti yang sudah ia janjikan.
"Wah cepat sekali dia mengirim undangan," ucap Viviana sambil dengan bibir sedikit tersenyum.
Continue>>>
hai semuaa, makasih udah mau baca cerita aku ^^
jangan lupa kasih aku vote, komen saran dan kritik nya yaa(。•̀ᴗ-)✧
KAMU SEDANG MEMBACA
VIVIANA
FantasyAku Viviana, tidak. Aku Monica yang menjadi Viviana setelah masuk ke dalam komik yang aku baca. Kenapa bisa? aku tidak tahu, karena ketika aku terbangun dari tidurku, dan disaat aku membuka mata, aku sudah berada di kamar megah ini. Setelah aku meng...