Ditengah keramaian pesta yang megah, dan aula pesta yang sangat berkilau penuh dengan kristal itu, para bangsawan sangat menikmati pesta dansa.
Viviana yang terpaksa mengiyakan ajakan killian pun mulai berjalan ketempat yang dituju.
Namun belum ia berjalan setengah jalan, seseorang memanggil nya dengan keras dan lantang seperti sengaja ingin mempermalukan Viviana.
"Lady Viviana Gracewell!" kata Kayleight Putra Mahkota itu.
"Ada apa kau menghentikan langkah kami?" tanya Killian pada kakanya itu.
"Jadi Lady Viviana meninggalku demi adikku yang kucinta?" tanya Kayleight.
"Apa maksudmu? aku tidak punya hubungan apapun dengan pangeran," jawab Viviana.
"Tidak usah menyangkal, semua juga sudah melihat kedekatan anda dengan adik saya, terlebih ada seseorang yang melihat kalian di taman berduaan," jelas Kayleight.
Saat itu, memang Killian rasakan ada seseorang yang memperhatikan mereka, namun Killian tidak memberi tahu Viviana.
Killian tidak menyangka bahwa ini rencana Kayleight.
Viviana sangat marah saat ini, bisa bisanya orang yang akan memberinya hukuman mati, sekarang juga sangat menggangu hidupnya.
Semua orang yang ada di pesta gaduh dengan kejadian ini, penasaran dengan apa yang terjadi, orang tua Viviana khawatir tapi tidak berani mendekat, karena berfikir lebih baik melihat situasi terlebih dahulu.
"Maksudmu Lady Clete Turner? ya, aku melihatnya, tidak kusangka ternyata dia suruhan mu," kata Killian tersenyum miring.
"Apa? Clete Turner? tokoh utama wanita di komik ini?" ucap Viviana dalam hati penasaran.
"Lady Turner, kemarilah. Jangan hanya berdiri disana, jelaskan pada semua orang disini apa yang lady lihat," ucap Kayleight pada Clete.
Seorang Lady yang terlihat lembut, anggun, polos, baik hati, itu mendekat kepada putra mahkota. Semua orang yang memandang nya dengan tatapan iba.
"Cantik sekali, memang benar benar tokoh utama wanita. pantas saja di dalam cerita tokoh utama pria sangat mencintai dia," ucap Viviana dalam hati terkagum kagum melihat Clete.
"Benar, saya melihat lady Gracewell sedang berduaan di bangku taman dengan pangeran, terlihat sangat akrab sampai obrolan nya pun menyenangkan dan tertawa bersama," jelas Clete pada orang orang.
Viviana sangat terkejut mendengar perkataan Clete yang tidak ada bedanya dengan bangsawan lain yang hobi bergosip, dan menyebarkan rumor palsu, sejak awal menginjakan kaki di tempat ini, Viviana selalu menjadi bahan rumor tidak jelas hingga membuat dia benar benar kesal.
"Huh, benar benar. Lalu seperti apa aku harus bersikap pada seorang pangeran? aku harus berbicara ketus? itu sangat tidak sopan, wajar jika seseorang ramah kepada pangeran," jawab Viviana menjelaskan dengan kesal.
"Walaupun tadi di taman aku belum tahu jika pria ini adalah pangeran hahaha," lanjut ucapan Viviana dalam hati.
"Bahkan hari di mana saya memutuskan untuk meninggalkan putra mahkota, saya masih berbicara dengan sopan, karena dia putra mahkota. Dasar, kau tidak ada bedanya dengan bangsawan lain yang senang bergosip lady Turner, hanya terlihat polos dari luar nya saja," ucap Viviana lagi dengan sangat marah.
Viviana sangat geram dengan tingkah para bangsawan itu, semua orang sangat terkejut mendengar perkataan Viviana dan mulai membicarakan nya, ada yang bangsawan yang membenarkan ucapan Viviana, ada juga yang tidak terima dengan ucapan Viviana.
"Sudah, jangan ladeni orang yang ingin mengacaukan pesta yang sudah susah payah baginda kaisar buat, mari pergi," ucap Killian mengajak Viviana pergi agar tidak semakin kacau.
"Saya permisi," ucap Viviana lalu meninggal aula bersama Killian yang mengikutinya dari belakang.
Dilorong istana yang sepi, Viviana terus memikirkan kejadian tadi, raut wajah yang seperti gelisah, dengan berjalan perlahan di lorong istana, tanpa sadar Killian mengikuti nya sedari tadi.
"Sepertinya aku sudah keterlaluan berkata seperti itu kepada Clete, di cerita aslinya dia adalah wanita yang polos dan baik hati. Bagaimana jika ia menangis karna perkataan ku? bagaimana jika sebenarnya dia di paksa dan di ancam oleh putra mahkota?" pikiran Viviana sangat kacau dan merasa bersalah.
"Dasar putra mahkota brengsek!" ucap Viviana tidak sengaja. Kata kata yang ia lontarkan tadinya hanya akan terucap dalam hati, namun tidak sengaja terucapkan.
Pangeran yang mendengar itu langsung tertawa, baru kali ini dia menemukan wanita yang berani, dan apa adanya, kebanyakan wanita di kekaisaran ini, hanyalah wanita wanita munafik yang terlihat lugu dan polos tapi ternyata sangat licik.
"Hahaha...," tertawa Killian sangat puas.
"Apa yang lucu? saya tidak sengaja melontarkan ucapan yang seharusnya saya ucapkan dalam hati, tidak usah mengejek," ucap Viviana pada pangeran.
"Tidak, tapi anda sangat lucu ketika sedang emosi," kata Killian sambil menahan tawa.
"Dan juga, kenapa pangeran masih mengikuti saya?" tanya Viviana.
"Bukankah tadi di aula saya yang mengajak anda pergi? tapi kenapa anda yang berjalan mendahului saya dan mengumpat putra mahkota?" tanya Killian dengan tersenyum.
Viviana sangat malu, dia lupa karena seharusnya dia pergi dengan pangeran, tapi malah meninggalkan pangeran dan membiarkan nya mengikuti dari belakang.
"Maaf saya tidak ingat, saya sangat marah sampai melupakan pangeran," jawab Viviana malu malu.
"Baiklah, tidak apa apa. Mari kita masuk ke ruangan di ujung lorong itu," ajak Killian pada Viviana.
Merekapun akhirnya beristirahat di ruangan yang di tunjuk Killian, rasa lelah Viviana benar benar ia rasakan.
seluruh tubuhnya merasa pegal, di tambah suasana hatinya juga buruk.continue>>>
*Gambaran clete Turner
*Gambaran Clete dan Kayleight
Hai semua, makasih yang udah baca cerita aku.
jangan lupa vote yakk
kasih aku juga kritik dan saran nya
(。•̀ᴗ-)✧
KAMU SEDANG MEMBACA
VIVIANA
FantasyAku Viviana, tidak. Aku Monica yang menjadi Viviana setelah masuk ke dalam komik yang aku baca. Kenapa bisa? aku tidak tahu, karena ketika aku terbangun dari tidurku, dan disaat aku membuka mata, aku sudah berada di kamar megah ini. Setelah aku meng...