You Are The Reason

149 97 119
                                    

WARNING
Bahasa suka suka
Banyak typo
Happy Reading
Play music diatas ya:)
.
.
.

Liora duduk di bangku taman, matanya terpaku pada sekelompok anak muda yang bermain basket di lapangan.
Di antara mereka, ada satu sosok yang selalu menarik perhatiannya, Abian.

Liora telah menyukai Abian sejak lama, tetapi sayangnya, Abian tampaknya tidak pernah memperhatikan keberadaannya.

Setiap hari, Liora datang ke taman itu, berharap mendapatkan perhatian dari Abian. Namun, Abian selalu sibuk dengan teman-temannya, tertawa dan bermain tanpa menyadari pandangan Liora yang penuh harap.

Liora merasa hatinya hancur sedikit demi sedikit setiap kali Abian berlalu tanpa melihatnya.

Abian adalah sosok yang populer di sekolah, dengan senyum yang memikat dan sikap yang ramah. Setiap kali dia melintas, jantung Liora berdetak lebih kencang.

Namun, Abian seakan-akan buta terhadap perasaan Liora. Dia terlalu sibuk dengan kerumunan teman-teman dan para penggemarnya.

Di sudut taman yang lain, seseorang selalu memperhatikan Liora. Namanya adalah Zio. Dia duduk di bawah pohon besar, membaca buku atau bermain gitar, sesekali melirik ke arah Liora yang duduk sendirian.

Zio telah lama menyukai Liora, tapi dia terlalu malu untuk mendekatinya.
Setiap kali Zio melihat Liora tersenyum kecil ketika Abian melintas, hatinya ikut berbunga.

Tetapi saat melihat kesedihan di wajah Liora karena diabaikan Abian, Zio merasa ingin menghiburnya. Dia tahu perasaan Liora, karena dia sendiri juga mengalami hal yang sama.

Zio adalah tipe pemuda yang lebih senang berada di belakang layar. Dia bukan orang yang suka menarik perhatian, tetapi kepribadiannya yang tenang dan hangat membuatnya disukai banyak orang.

Meskipun begitu, Zio tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya pada Liora. Dia selalu takut ditolak dan kehilangan kesempatan untuk melihat senyuman Liora setiap hari.

Suatu hari, ketika hujan tiba-tiba turun, semua orang di taman bergegas mencari tempat berteduh. Liora tetap duduk di bangkunya, terlalu terjebak dalam pikirannya untuk menyadari hujan yang turun semakin deras.

Zio melihat ini sebagai kesempatan untuk mendekati Liora. Dia mengambil payungnya dan berlari ke arah Liora.

"Hai, kamu bisa sakit kalau terus duduk di sini dalam hujan," kata Zio sambil membuka payung di atas kepala Liora.

Liora terkejut dan menoleh. Dia belum pernah benar-benar memperhatikan Zio sebelumnya. "Oh, terima kasih. Aku tidak menyadari kalau hujan turun."

Zio tersenyum, senyum yang hangat dan tulus. "Tidak masalah. Namaku Zio, aku sering melihatmu di sini."

Liora akhirnya menyadari bahwa selama ini dia terlalu fokus pada Abian sampai-sampai mengabaikan sekitarnya.

Liora tersenyum kecil pada Zio. "Aku Liora. Terima kasih sudah peduli."

Mereka berbincang di bawah payung itu, dan untuk pertama kalinya, Liora merasa ada seseorang yang benar-benar memperhatikannya.

Zio dengan sabar mendengarkan cerita-cerita Liora, membuatnya merasa dihargai dan dipahami.

Hari-hari berikutnya, Liora mulai memperhatikan Zio lebih banyak. Dia melihat betapa tulusnya perhatian Zio, bagaimana dia selalu ada dengan senyuman indahnya.

Perlahan tapi pasti, hati Liora mulai beralih dari Abian yang selalu mengabaikannya ke Zio yang selalu ada untuknya.

Suatu sore, Liora dan Zio duduk di bangku taman, mengamati matahari terbenam.

Liora merasa nyaman berada di samping Zio, seperti menemukan teman sejati yang selalu siap mendengarkan dan memberinya dukungan.

"Aku heran, kenapa kamu selalu di sini, Zio?" tanya Liora tiba-tiba.

Zio tersenyum dan menatap matahari yang mulai tenggelam. "Aku suka suasana taman ini, tenang dan damai. Lagipula, di sini aku bisa melihatmu setiap hari."

Liora tertegun mendengar pengakuan Zio. Selama ini, dia begitu fokus pada Abian sehingga tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam memperhatikannya dengan penuh kasih.

Hatinya tersentuh oleh ketulusan Zio.
"Zio, terima kasih sudah selalu ada untukku," kata Liora dengan suara lembut.

Zio menatap Liora dengan mata yang penuh rasa sayang. "Aku akan selalu ada untukmu, Liora."

Mereka terus berbincang hingga malam tiba, berbagi cerita dan tawa. Liora merasa bahagia dengan keberadaan Zio di sisinya.

Liora mulai menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari orang yang kita harapkan, tetapi dari mereka yang selalu ada untuk kita, tanpa kita sadari.

Waktu berlalu, dan Liora semakin dekat dengan Zio. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, menjelajahi tempat-tempat baru, dan berbagi mimpi serta harapan.

Liora merasa hidupnya menjadi lebih berwarna dan bermakna dengan kehadiran Zio.

Suatu hari, ketika mereka duduk di bangku taman yang sama, Liora menatap Zio dengan penuh rasa syukur. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak mendekatiku waktu itu, Zio. Terima kasih telah menjadi teman yang luar biasa."

Zio tersenyum lembut. "Aku juga berterima kasih, Liora. Karena kamu, aku menemukan kebahagiaan yang selama ini aku cari."

Liora menggenggam tangan Zio, merasakan kehangatan dan ketulusan yang terpancar dari dirinya.

Liora tahu bahwa dia telah menemukan seseorang yang benar-benar peduli dan mencintainya. Dalam pandangan Zio, Liora melihat masa depan yang cerah dan penuh dengan cinta.

Mereka terus melangkah bersama, menghadapi segala tantangan dan rintangan dengan keyakinan dan cinta.

Liora dan Zio tahu bahwa kebahagiaan sejati ditemukan dalam hubungan yang didasari oleh ketulusan, pengertian, dan dukungan yang tak tergoyahkan.

Dan dengan senyuman indah yang selalu menghiasi wajah Zio, Liora menyadari bahwa dia tidak perlu lagi mencari perhatian dari orang lain.

Liora telah menemukan cinta sejatinya dalam sosok Zio, seseorang yang selalu melihatnya dengan penuh cinta dan kebahagiaan.
.
.
.
END

Jangan terlalu fokus pada mereka yang mengabaikanmu, karena ada hati yang selalu berharap dapat melihat seyummu.

You Are The Reason END

Terimakasih ya yang sudah baca :)
Sunnie💥
(03.08.24)

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang