WARNING
Bahasa suka suka
Banyak typo
Happy Reading
Play music diatas ya:)
.
.
."Ketakutanku membuatku kehilangannya, lalu apakah aku akan kehilanganmu juga?"
○●○●○
Hari ini adalah hari yang paling dinantikan seluruh siswa, pertandingan final antara tim basket SMA Bima Sakti melawan SMA Galaxy.
Aku bersama dengan yang lainnya sudah duduk di tribun penonton untuk mendukung SMA Galaxy.
Ketegangan mulai terasa dimenit pertengahan saat kedua tim belum ada yang berhasil mencetak skor, mereka sama-sama kuat sampai akhirnya suara gemuruh penonton terdengar ketika Bian ketua dari tim basket SMA Galaxy berhasil mencetak skor untuk timnya.
Sorakanpun semakin kencang saat Bian melihat dan tersenyum ke arah tribun penonton, aku yang melihat itu ikut tersenyum membalasnya.
Jika kalian tidak tahu, aku dan Bian sudah saling mengenal sejak kami berada di SMP yang sama, awalnya kami tidak begitu dekat, aku hanya sebatas tahu kalau Bian adalah teman satu sekolahku dulu, sampai sebuah pengakuan yang membuat hubungan kami menjadi semakin dekat hingga saat ini kami menjadi sepasang kekasih.
Semua murid SMA Galaxy sudah mengetahui hubunganku dan Bian, awalnya Bian hanya memperkenalkan aku sebagai kekasihnya dihadapan anggota tim basketnya saja, tetapi berita itupun tersebar dengan cepat hingga satu sekolah mengetahuinya, meski begitu tidak sedikit wanita yang masih berusaha mendekati Bian.
Cemburu? Tentu saja, melihat apa yang menjadi milik kita berusaha direbut oleh orang lain, tetapi meskipun begitu aku tidak pernah meragukan ke tulusan hati Bian kepadaku.
Aku hanya ragu pada diriku sendiri.
Apa aku bisa bersaing dengan mereka? Apa aku cukup pantas bersama Bian? Aku hanya murid biasa, tidak ada prestasi akademik maupun non akademik yang aku raih, berbanding terbalik dengan Bian yang memiliki segudang prestasi.Rasa overthinking dan insecure yang menggangguku ini menjadi penghambat untuk hubunganku dan Bian.
Sejauh ini Bian selalu berusaha membuatku nyaman dan sangat menjaga perasaanku, dia akan menjelaskan sesuatu bahkan ketika aku belum bertanya kepadanya, aku tahu Bian melakukan itu karena dia tidak ingin membuatku khawatir dan salah paham.
Tentu saja aku bersyukur dan merasa beruntung memiliki Bian disisiku, tetapi terkadang kebaikannya membuatku merasa sedikit takut.
Aku takut tidak bisa membalas kebaikannya sebesar yang telah dia berikan kepadaku.
Lagi-lagi overthinking, ini diluar kendaliku, aku tidak bisa mencegahnya bahkan jika aku ingin berhenti sekalipun.
Mungkin orang lain akan mudah sekali memberikan solusi, tetapi apakah akan semudah itu untuk dilakukan?
Aku pernah kehilangan seseorang karena rasa ini.
Rasa tidak berdaya, ketakutan akan masa depan, tidak percaya diri yang membuatku mengambil langkah untuk melepaskannya.
Tetapi aku tidak pernah menyesali keputusanku saat itu, yang lalu maka biarlah berlalu.
Yang aku takutkan saat ini adalah apakah aku bisa mengatasi rasa ini?Apakah aku akan kalah untuk kedua kalinya? Apa aku akan kehilangan lagi?
Bagaimana pikiran buruk itu selalu datang, rasa percaya diri pun terus menghilang.
Mempertanyakan seberapa pantasnya diriku untuknya? Sudahkah aku melakukan yang terbaik dalam hidupku?
Ada banyak sekali pertanyaan yang sangat mengangguku, terkadang aku merasa lelah dengan pikiranku sendiri, aku berharap akan ada waktu dimana aku tidak perlu terlalu mengkhawatirkan apapun.
Terlalu sibuk dengan pikiranku, aku bahkan tidak menyadari pertandingannya telah usai yang dimenangkan oleh SMA Galaxy.
Aku melihat Bian masih bersama teman-temannya dan beberapa wanita menghampiri Bian untuk memberikannya air minum, tetapi tidak ada satu pun yang diambil Bian.
Aku melihat dia tersenyum menatapku dan berjalan ke arahku, saat dia sudah berdiri dihadapanku, aku pun segera memberinya air minum yang sedari tadi sudah aku siapkan.
"Terimakasih" ujarnya, lalu meminumnya sampai habis.
Aku tersenyum melihat Bian menghabiskan minuman itu, dapatku lihat dibelakang sana wanita tadi menatap kearah kami.
Sejenak aku berpikir, Bian lebih memilih menghampiriku dari pada mengambil minuman yang mereka berikan, bukankah itu tandanya Bian menghargaiku sebagai kekasihnya? Lalu apa yang membuatku takut?
"Aku liat kamu tidak fokus selama pertandingan, ada apa?" ujar Bian.
Lihat, bahkan Bian masih sempat memperhatikanku disaat dia sedang bertanding, lalu kenapa aku masih ragu?
Aku tersenyum dan menggeleng menjawab pertanyaannya.
"Yaudah aku ganti baju dulu, setelah ini mau makan?" Ujar Bian.
Aku mengangguk penuh antusias, Bian pun terkekeh dan mengusap kepalaku sebelum pergi.
Aku melihat Bian berjalan semakin menjauh dan aku sudah membuat keputusan.
Aku mencintai Bian dan aku tidak ingin kehilangan orang yang kucintai lagi hanya karena pikiran bodoh yang membuatku takut tanpa alasan.
Aku memang tidak tahu bagaimana hubunganku dengan Bian kedepannya, yang aku tahu saat ini aku menyayanginya dan ingin bersamanya.
Bahkan jika aku tidak sebanding untuk bersanding dengan Bian, aku akan berusaha sekuat mungkin agar aku bisa terus bersamanya.
Akan aku pastikan untuk memenangan pertempuran kali ini.
Pertempuran antara aku dan rasa tidak percaya diriku.
.
.
.
.
.
ENDSetiap orang pasti pernah berada dititik di mana kehilangan rasa percaya diri, entah itu karena melihat karir, fisik maupun prestasi pencapaian orang lain yang berada di atas kita.
Lalu bagaimana cara kalian menghadapi rasa itu?
Bagiku mengubah pola pikir itu penting.
Setiap orang pasti memiliki ritme kehidupan yang berbeda-beda, jadi berhentilah membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan mulai lah fokus pada dirimu untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Dengan berfokus pada dirimu, maka kamu tidak akan memiliki waktu untuk insecure lagi.
With you end
Terimakasih ya yang sudah baca :)
Sunnie💥
(12.06.22)
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
RandomHanya kumpulan Oneshot sebagai selingan cerita yang lain :) Sunniee💥