bab 6 (Misi)

1 0 0
                                    

Tim Pasukan khusus kini sedang bersiap dan melakukan misi mereka termasuk Naradhipta

Pasukan khusus ini terdiri 6 anggota yaitu Rey, Kaivan, Dimas, Fahri, Yunanda, dan Naradhipta yang memilih tim tersebut

Mereka pun langsung menaiki pesawat militer dengan pakaian tentara serta senjata lengkap mereka bawa, Misi sekarang menyelamatkan para tentara yang di sandera.

"Kalian tau?" Ucap Kaivan langsung menarik perhatian yang lain. Mereka langsung menoleh arah Kaivan yang duduk sebelahan dengan Naradhipta

"Kapten kita sudah tunangan" Ucap Kaivan menimbulkan keributan dan pertanyaan bertubi-tubi di tanyakan oleh Naradhipta

"Kapan kapten tunangan?" Tanya Rey

"Siapa kapten?" tanya Yunanda

"Kok ga ada undangan kapten?" Tanya Fahri

"Siapa Kapten?" Tanya Dimas

Naradhipta mendengarkan hanya memejamkan mata, menurut nya Kaivan kasih informasi yang kurang tepat

"Seminggu yang lalu saya tunangan, Acara tunangan hanya dihadiri keluarga, kalian kenal dokter yang rawat saya dia adalah tunangan saya" Jawab Naradhipta membuat mereka mengucapkan 'oh' secara bersamaan

"Dikit lagi kita akan sampai jadi bersiap" Ucap Naradhipta

"Siap kapten" Ucap mereka secara bersamaan

Pesawat pun mendarat dengan sempurna di sebuah bandara dilanjutin dengan helikopter tempat misinya di lakukan.

Sedangkan di Jakarta

Anindya berlari kencang menuju UGD dan memakai snelli nya serta membawa stetoskop.

Tidak lama sampai Anindya pasien nya pun tiba dengan darah yang keluar. Anindya terkejut siapa pasien yang tiba

"Giantama" gumam Anindya terdengar oleh Chaira

"dokter kenal?" Tanya Chaira, Anindya mengangguk

"bawa ke bed" Ujar Anindya, Pasien pun di bawa ke bed

Anindya memeriksa pasien tersebut mendengarkan napas serta jantung yang sedikit aneh

"Pasang oksigen" suruh Anindya ke Chaira dia langsung mengambil selak oksigen dan mamasangkan oksigen ke pasien

"Saturasi nya 58" ujar Chaira

"Gunting chai" Ucap Anindya, Chaira langsung mencari gunting lalu kasih ke Anindya

Anindya menggunting baju Giantama melihat bagian dada memar, Anindya memeriksa mata Giantama

"Pupil nya ga bereaksi" ucap Anindya

"Siapkan ruang operasi, Scan bagian dada pasien sebelum operasi lalu telepon dokter adrian" Ujar Anindya ke Chaira

"Baik dok" Chaira

Anindya langsung menyiapkan dirinya untuk operasi

. . .

"Ada penjagaan di depan kapten" Ucap Rey

"Rey dan Dimas berjaga di luar, nanti saya kasih sinyal jika kondisi buruk terjadi tembak lah para penjahat, sisanya masuk kedalam" Ujar Naradhipta mereka mengangguk

Naradhipta dan pasukan nya mulai menyelinap masuk, Mereka perlahan menaiki pagar secara aman dan mulai misi penyelamatan nya

satu persatu penjaga di kalahkan oleh pasukan mereka tanpa tembakan, Kaivan melihat situasi depan dan mengangguk kondisi aman, mereka perlahan masuk gedung dengan hati-hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semesta dan TakdirnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang