3. Tidak ingin peduli

40 5 0
                                    

Roe memandangi ponselnya dalam diam setelah dengan tidak berperikemanusiaan sang kembaran mematikan telepon sebelum ia selesai bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roe memandangi ponselnya dalam diam setelah dengan tidak berperikemanusiaan sang kembaran mematikan telepon sebelum ia selesai bicara. "Padahal belum ada 5 detik. Bodoamat lah mau pulang atau tidak bukan urusanku!"

Roe menggerutu ribut sambil kembali mengerjakan tugas di meja belajar. Ia meletakkan ponselnya setelah mencari playlist lagu yang cocok untuk menemaninya belajar. Kemudian memutarnya. Tersenyum puas.

Suasana belajar seperti ini yang Roe harapkan. Tenang sembari mendengarkan musik sesekali ia ikut bersenandung mengikuti lirik lagu.

Fokusnya sedikit terpecah saat mendengar notif masuk terdengar beberapa kali sehingga membuat lagunya melirih keras melirih ker― AISH! Mengganggu saja.

Bibir Roe mengerucut pelan saat menangkap pengirim pesan di handphonenya merupakan anak kelas yang tidak ingin Roe jelaskan.

📩 Elos
――
20.35 Woi cupu, kerjain tugas gue!
20.35 Awas lo kalo besok pagi belum ada di meja gue.
20.35 Gue abisin lo. Cupu!

"Apaansih! Sukanya ngancem. Ngga cape apa gangguin aku terus. Aku aja cape diganggu dedemit kaya kamu!" gerutu Roe kesal dengan tangan yang meremas ponselnya sedikit kuat.

Sial. Suasana hatinya menjadi berubah total. Tidak kembarannya tidak Elos semuanya dengan tidak tau permisi selalu muncul di pikirannya. Mereka menyebalkan sekali.

"Argh!"

Ia berteriak frustasi dengan tangan yang mengacak kasar rambut miliknya. Tidak bisakah ia tenang untuk hari ini.

Roe mengambil napas perlahan agar lebih rileks kemudian mematikan lagu favorit miliknya yang sedang terputar. Rusak sudah suasana belajar tenangnya.

Ia kembali mengerjakan tugasnya― sekaligus milik Elos yang ia tulis dengan ogah-ogahan. Sesekali menekan tulisan dengan bolpoin sehingga menghasilkan tulisan yang menebal. Hal itu menunjukkan kekesalannya ketika ia teringat perlakuan buruk Elos kepadanya akhir akhir ini.

"Kenapa pula Agas tidak mau satu sekolahan denganku. Kan biar aku ada teman di sekolah" pikirnya.

🖇

"Saya melakukan kesalahan lagi Hanum. Saya.. Saya telah menampar Ragas di depan Roe. Saya benar benar tidak bisa menahan amarah saya sendiri" jelas Barnet kepada Hanum yang sedang mengetik laptop di pangkuannya.

Saat ini mereka sedang berada di dalam kamar mereka. Setelah makan malam tanpa kehadiran Ragas yang sama sekali tidak membuat Hanum mempertanyakan hal tersebut lebih lanjut sehingga Barnet berinisiatif menjelaskan. Yang memang seharusnya tidak usah ia jelaskan.

"Ya itu salahmu! Harusnya jangan sampai Roe melihatnya. Sudah cukup kejadian lima tahun lalu. Jangan membuatnya mengingat hal menyakitkan itu lagi. Beritahu dengan baik anakmu itu untuk tidak berada dekat dengan Roe" balas Hanum tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.

Geminos ;Dum Vita Est, Spes Est. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang