AGAM • Bab - 8

335 59 42
                                    

UPDATED!

Jangan lupa emot 😃 ketika berkomentar  Annacondaners 😭😍

***

Playlist
Mess It Up - Gracie Abrams

***

"Resepsi di kapal pesiar? Another party?" Tissa memainkan undangan berwarna putih gading bermotif pola klasik. Di sampul undangannya ada seal, sebuah stempel lilin emas dengan inisal JI---Jaden Ilona.

Liviup, sebuah restoran dimana mereka breakfast sekaligus bertemu adalah salah satu dari sekian banyak cabang restoran milik Jaden, suami Ilona. Sosok wanita yang menjadi alasan mereka meluangkan waktu untuk berkumpul.

Tissa menyeruput jusnya, siku dengan pergelangan terlingkar jam tangan Matoa bertopang di sisi meja. Mata bulatnya mengamati sepuluh teman-teman Ilona, yang menjadi bridesmaid bersamanya minggu lalu, semua hanya dikenalnya sambil lalu. Beberapa adalah model yang pernah tampil di fashion show yang pernah ia selanggarakan. Yang lain, anak dari pengusaha yang menjalin kerjasama bisnis dengan keluarganya.

Satu-satunya yang Tissa kenal dekat belum kunjung menunjukkan wajahnya.

"Ini private, jadi pure gue sama Jaden adain buat teman-teman kita doang. Dan semuanya dibebaskan kalau ingin membawa plus one mereka."

"Teman? Kalau gitu Agam Smith datang juga 'kan? Gue lihat interaksinya sama suami lo kemarin. They must be close friends. Rumor has it, not everyone can be close enough to invite him. Agam is difficult to get close to other people."

"Ya, tapi jangan sampai pada patah hati, ya? Kalau dia beneran datang terus gandeng si Jessica Huang itu. Kalian pasti udah dengar rumornya?" geli Ilona.

"Lo sempat cerita Arland senggang di tanggal itu. Jadi gue atur disana, bagus 'kan?"

Bisikan yang datang dari samping telinganya mengagetkan Tissa. Menoleh kesamping, ia menemukan cengiran khas Ilona yang menunjuk ukiran font emas di undangan yang sudah terbuka. Sementara wanita-wanita di depan mereka sudah telanjur sibuk sendiri.

"Lo harus datang sama dia. Setelah gue yang nikah, gue berharap lo sama Arland nyusul. Kalian udah tunangan lama 'kan? Tujuh tahun lho, Sa."

Tissa mengendik. "Arland masih fokus sama kariernya. Mungkin gue bakalan nyusul lo sekitar lima atau tujuh tahun lagi?" ucapnya tidak yakin.

Tawa kecil Ilona mengudara. Senyum tipis tercipta di garis bibir Tissa, ia ikut tertawa sekalipun merasa bingung, untuk apa ia tidak yakin dengan kalimat terakhirnya sendiri?

* * * *

"Ini ada daftar nama yang bisa masuk tanpa persetujuan dan yang tidak. Ini sangat penting, Lavana. Saya cukup yakin sebenarnya kebanyakan waktu kita bakalan sama-sama. Tapi, Pak Agam juga nunjuk kamu sebagai asisten pribadi. Artinya saya bakalan mengajarkan jauh lebih banyak dari ini."

"Beliau orang yang cukup pilih-pilih, tapi mandiri. Mungkin karena dia ngerasa lebih tahu tentang dirinya, karena itu keberadaan asisten pribadi tidak terlalu diperlukan."

Andre mendorong naik kacamata bening berbingkai bulat miliknya, kedua mata dengan warna khas Indonesia tersebut memandang serius wanita yang baru mengisi kekosongan kursi disebelahnya selama lima hari.

Sebagai sekretaris Agam, Andre hapal hal-hal yang cukup mencolok dari pria itu. Termasuk Agam yang tidak dalam kapasitas membutuhkan asisten pribadi, saat ia sendiri cukup mandiri dalam mengurus beberapa hal.

Hello, AGAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang