DALAM CERITA INI HANYA FIKSI
DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN
TERIMAKASIH SEBELUMNYA
*
*
*
.
.
.
Adel masih Apartemen Chika
Chika ngeluarin napas panjang, merasa lega.
Dia senang banget karena akhirnya berani buka diri ke Adel, dan ngerasa beban di pundaknya tuh hilang. Ini pertama kalinya setelah lama banget, dia merasa bener-bener tenang. Dia juga merasa puas karena ngerasa selangkah lebih dekat buat sembuh.
Keheningan yang nyaman banget ngeliputi mereka berdua pas lagi pelukan.
"Aku nggak ngerti kenapa kamu sering kelihatan marah dan galak di luar, padahal sebenernya kamu tuh beruang besar yang suka dipeluk di dalam." gumam Chika, sambil tanpa sadar mainin bisep Adel. Kakinya melilit di kaki Adel, dan tangan Adel menariknya lebih deket, kalau bisa sih lebih deket lagi.
"Aku nggak galak dan nggak marah." gerutu Adel.
"Itu sih kata orang-orang di kantor." Chika bilang sambil senyum menggoda.
"Serius? Terus kamu tahu dari mana?" tanya Adel, penasaran.
"Aku ada sumbernya." Chika jawab, sambil senyum misterius. Yang dimaksud sumbernya ya si Adelyn, yang kebetulan ngeliat sendiri kekesalan Adel. Plus Lucas juga bisa diandalkan, soalnya dia suka nggak bisa nutupin informasi dari pacarnya.
"Kurasa bagi orang lain aku cuma jadi monster dingin." ucap Adel sambil muter mata.
"Kamu bukan monster dingin kok. Cuma, orang-orang itu susah banget ngerti kamu." bantah Chika, sambil ngajak tangan buat nyentil hidungnya.
"Ya, waktu kecil sih emang susah buat percayain orang. Sampai sekarang juga, cuma ada beberapa orang yang bisa aku percayain sepenuhnya. Semakin tua, aku jadi bisa ngeh siapa yang cuma deket karena uang sama ketenaran doang. Banyak banget orang yang nyelipin pisau di belakang aku buat alasan egois mereka." ucap Adel sambil desah, ngerasa banget gimana orang-orang ngeliat dia.
Adel bisa ngerasain sakit yang keluar dari suaranya. Dia nggak kebayang sih, gimana rasanya hidup di posisi itu, yang harus terus waspada sama orang-orang yang cuma mau manfaatin kepercayaan.
"Kamu pasti capek banget ya." bisik Chika, sambil deketin dan menatap matanya. Begitu mereka saling tatap, Chika bisa lihat sisi rapuh dari mata Adel yang selama ini tertutup sama wajah dinginnya.
"Emang capek. Tapi, aku tumbuh dengan cara itu karena aku bakal jadi pewaris kerajaan Papaku, jadi aku udah ngerti apa yang diharapkan. Aku bersyukur sih, orang tua aku ngebesarin kami dengan cara yang baik. Mamaku bisa bikin kekacauan kalo kami cuma anak-anak manja." jawab Adel, senyum sedih muncul di wajahnya.
"Mamamu keren banget ya." kata Chika, ngerasa banget betapa Adel sayang sama keluarganya, terutama Mamanya.
"Ya, Mamaku tuh mesti ngurusin kami berenam—tiga cowok dan tiga cewek. Setelah Adelyn lahir, dia mutusin buat ngelindungin adik-adik aku dari sorotan publik. Itu cara terbaik buat mereka, apalagi ngeliat apa yang kita semua alami, termasuk Aldo, Adeline, sama aku." ucap Adel, senyum lembut muncul di wajahnya pas inget tentang Mamanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/374037627-288-k376765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyatukan Dua Dunia: Miliarder dan Arsitek (END) [TAHAP REVISI]
RomanceDALAM CERITA INI HANYA FIKSI DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN. TERIMAKASIH SEBELUMNYA. Radelo Adel Cruz dikenal kejam. Tumbuh sebagai pewaris perusahaan multi-miliar dolar, ia segera menyadari bahwa orang-orang selalu punya mo...