04 • Nona Pertama Killian

1.9K 158 14
                                    

"Apa karena anak angkat, tuan muda Elvano mengenakan warna pakaian yang berbeda dari saudaranya yang lain?" Tanya seorang wartawan.

Vela yang mengakibatkan Vano mengenakan baju berwarna hitam sontak melangkah dan hendak berbicara. Namun tangan gadis itu di tahan oleh Vano.

Sekretaris Theo datang dan membisikkan sesuatu pada Theo, "Tuan, semua yang masuk dan pertanyaan sudah diatur. Sepertinya ada pihak dalam yang ikut campur."

Theo mengangguk menanggapi hal itu. Harusnya wartawan yang masuk ke acara ini adalah orang mereka, namun entah apa yang terjadi saat ini.

"Sudah saya katakan, tahun putra-putri saya menjadi penerus masih jauh. Jadi, untuk sekarang masalah ini tidak perlu terlalu dibahas."

"Yang kami tanyakan adalah, apakah benar putra pertama Anda Elvano D'Killian adalah anak angkat?"

"Seperti yang kita tau, bahwa ini merupakan ulang tahun istri saya. Jadi, mohon saudara semua tidak membahas terlalu banyak hal lain." Theo mengisyaratkan pada ajudannya untuk menangani wartawan-wartawan itu.

Setelahnya, acara ulang tahun itu berlanjut dengan lancar. Namun Theo dan putranya Vano, meninggalkan tempat acara. Keduanya pergi ke sebuah ruangan untuk melakukan sebuah perbincangan.

"Vano, untuk saat ini, jika ada yang bertanya apakah kamu anak angkat. Kamu jawab tidak tau, mengerti! Termasuk jika saudaramu yang lain bertanya!" Perintah Theo.

"Ya."

"Jangan sembarangan bepergian, perusahaan sedang ricuh, dan besok kamu kembali ke Australia."

"PA!" Vano tidak ingin pergi secepat itu.

"TIDAK ADA BANTAHAN, ELVANO D'KILLIAN!"

Vano langsung pergi meninggalkan ruangan itu dengan emosi. Kesabarannya sudah berada di ujung batas, mulai hari ini, ia tidak akan lagi menjadi Vano yang bisa dijadikan panutan oleh adik-adiknya. Ia lelah harus berpura-pura menjadi sosok yang sempurna.

Ia akan menjadi dirinya sendiri. Menjadi Elvano, bukan Elvano D'Killian.

"Kakak."

Sebuah suara panggilan yang sangat familier menghentikan langkan Vano. Cowok itu berbalik dan menatap ke arah sumber suara.

"Kak." Vela berlari kearah Vano dan memeluk Vano.

Vano yang dipeluk oleh Vela tentunya terkejut, baginya ada batasan tertentu antara dirinya dan Vela. Ia tidak bisa jika Vela memeluknya seperti ini.

"Kak, maafin Vela, gara-gara warna baju Kakak beda, Kakak jadi dikira anak angkat."

Vano mengernyit mendengar ucapan Vela. Gadis itu sungguh tidak berubah, masih sama bodohnya dengan Vela 5 tahun lalu. Apakah Vela tidak sadar jika pertanyaan-pertanyaan itu ditanyakan bukan karena baju?

"VELA!" Panggil Theo, sambil menarik tangan Vela.

Vano yang melihat Papanya datang dan menarik tangan Vela tentunya terkejut. Wajah cowok itu nampak marah.

"APA MAKSUD PAPA!" Sentak Vano. Bagaimana ia tidak marah jika Papanya menarik tangan Vela seperti itu.

"HARUSNYA PAPA YANG MENANYAKAN ITU, ELVANO!" Theo masih tidak bisa melihat putrinya berada di dekat Vano.

"Papa gila! Bukannya kemarin Papa ngasih izin Vano!"

Theo yang tau akan kemana percakapan ini menyuruh putrinya untuk pergi.

ELVANOVELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang