01 • Killian

3K 212 8
                                    

Elvano, putra pertama keluarga Killian.

Itulah yang orang-orang ketahui, itulah yang adik-adik Vano ketahui. Mereka tidak tau jika Elvano atau yang biasanya dipanggil Vano itu merupakan putra angkat di keluarga Killian. Sampai saat ini, Vano tidak tau siapa orang tuanya. Vano juga baru mengetahui fakta itu setelah ia mengalami kecelakaan, tepatnya pada masa wisuda SMP.

Setelah mengetahui fakta itu, Vano memutuskan untuk melanjutkan studinya di negara lain. Vano merasa asing dengan keluarganya. Seseorang yang begitu dekat dan menjadi tempat bertopangnya, menjadi rumahnya, ternyata bukan rumah yang sesungguhnya.

Mata Vano terfokus pada berita tentang keluarga Killian yang ada di TV, sedangkan pikirannya fokus mengkritik berita itu.

Saat ini, para pemegang saham dan berbagai media mengira bahwa ialah yang akan mewarisi seluruh Killian Group.

Rumor dan dugaan itu bukanlah tanpa dasar. Mereka semua mengira ia disekolahkan di luar negeri untuk mendidiknya sebagai anak yang akan menjadi pewaris.

Ia hanya bisa tertawa mendengar rumor itu. Apakah anak tiri bisa menjadi pewaris?

Satu-satunya marga Killian yang tidak memiliki darah Killian. Kadang ia berfikir, apakah itu penyebab namanya Elvano D'Killian, bukan Elvano Killian.

"Tuan," panggil seorang pria, tepatnya seorang asisten yang diberikan oleh Papanya.

"Ya?"

"Tuan Killian menginginkan Anda kembali untuk merayakan ulang tahun ke 40 Nyonya," jelas pria itu.

Elvano terdiam, berfikir sejenak, haruskah ia datang?

"Bagaimana Tuan? Jika iya, saya akan memesankan tiket penerbangan sekarang."

Elvano menatap pria itu sekilas. Jika ia tidak kembali, Mamanya pasti akan sedih. Karena ia sudah tidak kembali selama 5 tahun. Juga, kapan lagi ada kesempatan ia diundang langsung oleh Papanya.

"Ya, pesan kan tiket penerbangan."

Setelah mengatakan itu, Vano beranjak pergi, ingin mempersiapkan hadiah untuk Mamanya.

Mempersiapkan hadiah untuk seorang selebriti seperti Mamanya terasa sangat sulit. Berapa banyak kado yang akan sama nantinya? Kado dari Brand, dari partner, dari perusahaan.

Belum lagi kado dari adik-adiknya. Ia benar-benar tidak tau kado apa yang akan ia berikan. Karena selama 10 tahun terakhir. Mamanya tidak pernah mengadakan acara ulang tahun dan selalu menolak segala hadiah, termasuk hadiah dari anak-anaknya. Yang Mamanya itu terima hanya hadiah dari Papanya.

Ia sebenarnya penasaran, mengapa Mamanya tiba-tiba mengadakan acara ulang tahun.

Elvano menaiki bus, memutuskan pergi ke sebuah tempat wisata, tepatnya ke Blue Mountains.

Setelah menaiki bus, Elvano berjalan kaki menuju The Nook Craft Co-Operative, sebuah toko yang menjual kerajinan dan seni. Begitu melihat toko itu, Elvano langsung terpikirkan hadiah apa yang akan ia beri. Ia akan memberikan sebuah gantungan kunci. Menurutnya, walaupun ada 100 orang yang memberikan gantungan kunci, gantungan kunci tetap bisa terpakai dan tidak mungkin ada yang menyamai.

Saat melihat-lihat hadiah, mata Vano tertuju pada sebuah kalung pasangan, kalung kelinci dan wortel. Kalung lucu itu cocok untuk kepribadian Vela, adiknya.

Vano keluar dari toko itu dengan membawa sebuah gantungan kunci dan sepasang kalung. Walaupun rasanya pada Vela sudah hampir memudar, namun ia ingin membeli kalung pasangan itu.

Sebenarnya ada sedikit ketakutan di hatinya. Ia takut jika bertemu Vela lagi, ia jatuh hati lagi pada Vela. Selama 3 tahun ini ia tela berusaha untuk tidak menghubungi Vela, tidak melihat sosial media gadis itu.

Ia tidak ingin rasa itu tumbuh sebelum waktunya. Karena jika menyangkut Vela, ia benar-benar akan menjadi tidak waras, lagi.

~0~

Sementara itu di kediaman Killian, saudara-saudara Vano sangat antusias begitu mendengar kabar kembalinya Elvano D'Killian. Mereka semua merindukan Kakaknya yang sedang berkuliah di luar negeri itu.

"Papa serius, serius Kak El dateng?" Tanya Brianna dengan antusias.

"Ya... namun tidak sampai satu minggu," jawab Theo, Papa mereka

"Wajah Kak Vano sekarang gimana ya? Kak Vano nggak punya sosmed," ucap Vela.

"Iya, 5 tahun udah kayak hilang ditelan bumi. Takutnya, begitu bertemu kita jadi canggung," keluh Derion.

Ditengah pembahasan yang begitu antusias, sekretaris Theo datang dan membisikkan sesuatu pada Theo. Sesuatu yang terkesan penting dan misterius, hingga wajah Theo menjadi tegang dan serius.

Setelah mendapat bisikan itu, Theo dan sekretarisnya pergi, meninggalkan anak-anak yang saat ini merasa penasaran.

"Kenapa?" Tanya Caravela.

"Mungkin masalah perusahaan," jawab Aldero, kembaran Caravela.

"Tapi kenapa wajah Papa tegang? Rion jadi takut."

Brianna memukul kepala Rion. "Bocah, lo nggak lihat berita kemarin! Tiba-tiba ricuh masalah pewaris." Ya, kemarin puluhan mobil keluar masuk rumahnya, banyak yang mengkhawatirkan masalah pewaris. Padahal usia Papanya masih muda, Papanya kini berusia 47 tahun. Tapi dari dulu, memang banyak yang tidak menyukai Papanya karena latar belakang pendidikan Papanya.

Antheo Killian Papanya, dikatakan menjadi pewaris hanya bermodalkan saham dan dukungan ketua beserta nama Killian, namun tidak berkemampuan. Semua hal terkait masa muda Papanya disinggung habis-habisan demi menurunkan citra dan mendukung mundur Papanya.

Elvano, Aldero, Caravela, dan Brianna merupakan saksi, betapa sulit Papanya mengendalikan perusahaan dan media waktu itu. Mereka adalah saksi Mamanya yang terus-terusan menangis karena Papanya bahkan tidak punya waktu untuk sekedar makan bersama.

"Bukannya Papa udah pernah bilang kalau yang mewarisi perusahaan itu Kak Dero?" Tanya Derion.

"Iya, justru karena itu. Kenapa tiba-tiba ada rumor kalau yang mewarisi itu Kak El." Jawab Brianna. Brianna juga tidak paham. Mengapa tiba-tiba saja hal yang masih lama ini dipermasalahkan. Mereka semua bahkan belum lulus kuliah.

"Emm, kenapa Papa nggak jadiin Kak El sebagai pewaris. Kenapa Kak Dero?" Tanya Vela sambil menatap kembarannya.

"Mungkin karena Kak Dero itu udah Papa Approved, anak bintang limanya Papa yang dari kecil nggak pernah dimarahin," jawab Brianna.

Aldero sebagai pihak yang dibicarakan hanya bisa menghela napas. Ia sendiri tidak tau mengapa dirinya, bukan Kakaknya yang dipilih. Tapi 3 tahun lalu, Papanya seperti sedang marah dan memutuskan begitu saja.

"Untung aja bukan gue yang jadi pewaris, gue mau jadi pembalap!" Ucap Derion.

"Untung juga bukan gue, gue mau jadi artis yang tinggal foto dapet duit," celetuk Brianna.

"Untung bukan Vela, soalnya Vela bodoh." Vela ikut berkata dengan wajah yang menunduk. Meratapi bahwa dirinya bodoh dan tidak memiliki impian.

Sebagai anak yang terkenal paling menyusahkan, sakit-sakitan, paling bodoh, dan paling manja, Vela sadar jika dirinya lebih banyak kekurangan dibanding saudara-saudaranya.

Walaupun ia tidak nakal, namun dengan sifatnya yang terlalu manja dan bodoh saja sudah membuat kesal keluarganya.

"Nggak kamu aja yang bodoh Vela..., gue juga bodoh. Nilai gue 60," ucap Brianna, menghibur Kakaknya.

Vela hanya menjawab dengan senyum singkat. Brianna mendapatkan nilai 60 dengan tidak belajar. Sedangkan ia, ia mendapatkan nilai 60 dengan mencatat dan belajar sungguh-sungguh.

__________

ELVANOVELA by Lilylayu

ELVANOVELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang