Langit telah menampakkan waktu jauh malam. Semua orang rumah telah ke kamarnya masing masing untuk beristirahat. Zora yang sudah berada di kamar, ia pun melanjutkan dengan membereskan bukunya yang akan di bawa ke sekolah. Setelah selesai Zora bermain ponsel sebelum tidur di tempat tidurnya.
Vano berjalan ke kamar Zora untuk mengecek apakah ora sudah tidur atau tidak. Vano mengetuk pintu kamar Zora tetapi tidak dapat jawaban dari dalam, Vano membuka pintu kamar Zora dan Zora terkejut menagapa kakak ke 3 ke kamar nya.
"Aduhh, ngapain sih ka ke kamar aku. Ngagetin aja tau gaa. Mana muka kek setan gitu"
Ucap Zora sambil mengerutkan alisnya karena ulah kakak nya."Apasih, setan dari mana, orang muka ganteng gini di bilang setan" ujar Vano sambil membanggakan kegantengan wajahnya.
"Ihh si paling punya muka tampan" ledek Zora kepada Vano.
"Heh, asal lu tau ya gua ini paling ter fames di sekolah bahkan ada yang ngejar ngejar gua tapi gw bodo amat" ujar Vano dengan nada sombong.
"Ya ya ya ya in aja" jawabnya Zora sambil menggelengkan kepala.
"Truss lo mau ngapain ke kamar gue hah?" Tanya Zora.
"Gua mau ngecek lu udah tidur atau belum ehh ternyata belom bukannya tidur malah main hape" katanya sambil mengangkat alis.
"Ya udah sih terserah gue mau tidur apa engga, itu pun juga bukan masalah lo kan? Jadi yaudah lah" balasnya Zora dengan nada kesal.
"Heh, masih bagus gue inget lo ya daripada gue ga anggep lo adik. Lo tuh harusnya bersyukur gue masih peduli sama lo, bukannya malah ngelawan kayak gini," jawabnya dengan nada sinis, menatapnya tajam.
"Si paling dah si paling" balas ia sambil memutar mata, jelas menunjukkan kejengkelannya.
Kakak adik itu saling menyombongkan diri dan mengejek satu sama lain. Tetapi itu adalah bentuk sayangnya Vano kepada adiknya, begitu pula dengan bentuk sayangnya sang adik kepada sang kakak.
Vano berjalan ke arah kasur Zora dan langsung duduk di bagian tepi kasur. Ketika Vano sudah duduk Zora langsung duduk dan bersenderan di tembok sambil memegang bantal yang ada di sebelahnya.
"Kenapa belom tidur?" Tanya ia ke pada sang adiknya dengan nada halus.
"Aku belom bisa tidur, aku masih kepikiran buat besok" jawab Zora yang merasa takut ke sekolah barunya besok.
"Kenapa?" Tanya Vano yang mengangat satu alisnya.
"Aku ngerasa takut aja nanti ada yang ga suka sama aku, apa lagi nanti ada orang yang populer dan lain lain" katanya pelan, suaranya penuh ke khawatiran dan matanya menunduk.
Vano menghembuskan nafas kasar, karena ia mengetahui bahwa sekolahnya banyak yang cewek populer dan bahkan ada yang membuli temannya dengan egonya sendiri dan bahkan Vano juga memikirkan jika adiknya berada di dekat kakak kakaknya pasti cewek cewek itu akan melakukan hal yang sama pada adiknya sendiri.
"Engga, gak bakal ada gituan gua yakin 100% ga ada yang kayak begituan. Kalaupun ada kamu bisa ngomong ke gue kalo ada yang kayak gitu ke elo" jawabnya tegas dan berusaha meyakinkan ke khawatiran Zora.
Zora hanya menggerakan kepalanya dari atas ke bawah sambil senyum terpaksa dan kembali menundukan kepalanya sambil bengong. Vano mengusap kepala Zora dengan kasar sehingga rambut Zora berantakan dan tangan Zora memukul tangan Vano agar berhenti mengacak acak rambutnya.
"IHH BERANTAKAN LAGI TAU GA. CAPEK NIH HARUS SISIRAN LAGI" serunya Zora kesal sambil merapikan rambut dengan tangan.
Vano cengengesan karna tingkah laku adiknya yang lucu.
"Udah dah tidur gih besok kita berangkat pagi banget, ntar telat loh kalo ga tidur cepet" ujarnya sambil menyuruh dengan tegas dan lembut nadanya.
"Iya iya makanya sono keluar adek mau tidur" balasnya Zora sambil mengibaskan tangan, menyuruh pergi.
"Selamat malam, mimpi yang indah yaa" katanya sambil tersenyum hangat sebelum beranjak dari kasur Zora.
"Ya, Selamat Malam juga" balasnya Zora secara singkat sambil menarik selimut nya.
Vano beranjak pergi dari kasur Zora dan mematikan lampu kamar agar Zora bisa cepat langsung tidur. Setelah Vano mematikan lampu kamarnya, Vano menghampiri pintu kamar. Zora langsung memanggil Vano.
"Ka Vano" ucap Zora.
Vano langsung menoleh ke sumber suara sambil bertanya - tanya di pikirannya. Vano pun berjalan ke arah Zora dan duduk kembali di pinggir kasur Zora.
"Kenapa?" Tanya Vano.
Hai guys, maaf ya up nya lama karena sibuk dengan sekolah dan lagi banyak tugas tugas yang ga bisa aku tinggalin. Tapi tenang aja aku tetep berusaha agar cerita lanjutannya ke up secepat mungkin yaa.
Oh iya jangan lupa vote yaa.
THANK YOU ALL
KAMU SEDANG MEMBACA
WOLFREZ
RomanceKehidupan Zora berubah drastis setelah kehilangan orang yang dia cintai. Dan semua orang bingung apa yang terjadi dengan Zora yang sikapnya berubah dari awal hingga akhir. Hai guys, ini karya pertama aku. Mohon maaf banget kalo ada yang salah kalima...