KF : 12 - aksi diam

21 1 0
                                    

Haiii haiiii

Lagi rajin jadi update lancar hehe.

Cusss.
Selamat membaca 🫶🏼🫀

Semoga suka ya.

Semoga suka ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Sang surya mulai memancarkan sinarnya, waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Meski mereka saling diam Fara tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri, ia membantu Kei bersiap-siap ke kantor dan menyiapkan bekal untuk sang suami.

Kei mengulum senyum melihat Fara yang sibuk merapikan paperbag, setidaknya gadis manis itu tak benar-benar marah. Merasa diperhatikan oleh Kei, Fara mendongakkan kepala lalu pandangan mereka saling bertemu. Namun, sedetik kemudian Fara segera memutus kontak mata.

"Saya hari ini pulang jam tujuh, kamu berangkat jam berapa?" tanya Kei mencoba basa-basi. "Maafin sikap Ibu ke kamu kemarin ya, sampai kapanpun saya akan tetap pertahankan kamu walaupun saya harus menentang Ibu." sambungnya penuh penekanan.

"Hm, sembilan." balas Fara singkat.

Kei tersenyum tipis. "Ya sudah, saya berangkat dulu by the way terimakasih untuk bekal makan siangnya sepertinya nanti saya harus membatalkan puasa supaya saya bisa mencicipi masakan pertama kamu."

Fara membulatkan kedua bola mata, ia tak tahu bahwa Kei sedang berpuasa. Tak dapat Fara pungkiri, ia sedikit tersipu saat Kei mengatakan akan membatalkan puasa demi memakan hasil masakanya yang tak seberapa enaknya.

"Jangan dibatalin sayang banget mending buat buka nanti. Gue masak ayam suir kemangi sama sosis pedas manis semoga enggak basi." Fara menyahut cepat.

Kei mengangguk setuju, ia mengulurkan tangannya dengan cepat Fara menyalimi tangan pria dua puluh lima taun tersebut. Kei sedikit menguyak rambut Fara pelan lantas segera berjalan.

"Saya berangkat dulu, assalamu'alaikum." pamit Kei lembut.

"Waalaikumussalam."

Honda HR-V putih segera melaju bebas membaur dengan kendaraan lain. Setelah kepergian Kei, Fara memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu.

Mama Tia terkekeh melihat wajah sang putri yang lahap sekali dengan menu sarapannya, perempuan baya itu menarik kursi lalu mendudukkan diri.

"Kei kemana kok enggak diajak sarapan? Kata Bibi kamu tadi masak, masak apa sayang?" tanya Mama Tia sambil mengelus rambut Fara.

Fara menguyah makanan dengan cepat, lekas ia menelannya sehabis itu segera meneguk air hingga setengah. "Aku cuma masak ayam suir kemangi, Mas Kei udah berangkat baru aja. Woiya, Ma, aku mau cerita boleh."

Mama Tia mengangguk setuju. "Boleh, kamu mau cerita tentang apa?"

"Bu shakina, aku bingung mau cerita sama siapa, Ma. Pliss.... mama jangan cepu sama Kei ya. Kami saling diam dari kemarin sempat cekcok Mama gak perlu ikut campur untuk urusan itu, kata Kei sebisa apapun masalah rumah tangga jangan ngadu sama Mama, tapi aku keceplosan deh." gerutu Fara sebal.

KeiFaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang