KF : 10 - Rasa Insecure Fara

14 1 0
                                    

Haiii haiiii apa kabar semua?

Semoga selalu sehat dan bahagia teruss yaaaa.

Maafin aku baru bisa update sekarang karena beberapa bulan ini aku super sibuk hihi mohon dimengerti ya<3

Siapa yang kangen Mas Kei?

Boleh acunggg jempolllll.

Selamat Membacaaa

Playlist - Rumah - Salma Salsabila






















Disisi lain Mama Tia mengajak besannya untuk berbicara empat mata sambil melihat koleksi bunga yang Mama Tia miliki, Bu Shakina sesekali menyentuh bunga-bunga tersebut karena terpesona dengan keindahannya.

"Saya berterimakasih banyak sama Ibu karena sudah merestui Kei untuk menjadi suami putri saya, maaf apabila Fara jauh dari eskpetasi Ibu shakina." Mama Tia memasang tersenyum kaku.

Bu Shakina memeluk Mama Tia, menghibur sedikit hati sang Besan. "Saya enggak papa kok, Mbak. Semua orang berhak untuk berproses menjadi baik, dulu Lintang masa SMA sampai kuliah semester empat juga sama seperti Fara. Apa saya menekan dia untuk segera berhijrah? Sesekali memang sering saya ngomong sama dia, tapi hidayah untuk Lintang belum hadir jadi Lintang gak nurut sama saya. Tapi diluar tentang berhijab dia patuh sama aturan saya, abang-abangnya juga turut sabar membimbing Lintang sampai pada suatu saat Allah menunjukkan kuasanya Mbak. Lintang menjemput hidayahnya dan langsung berniqab, meski perjalanannya setelah berniqab sangat terjal untuk dilalui tapi masyaallah sekali Lintang tetap istiqomah sampai bertemu dengan suaminya." tutur Bu Shakina panjang lebar. "Biarlah Fara menemukan jalannya sendiri, kita bantu melangitkan doa sebanyak mungkin supaya Allah segera mengetuk pintu hati Fara."

"Aamiin." Mama Tia turut mengaminkan doa. "Saya gak memaksa, benar kata ibu biar Fara menemukan jalannya sendiri."

"Heem betul biar dari hati paling dalam, Mbak ini kok bunganya cantik sekali ya. Saya jadi pengen bawa pulang." decak Bu Shakina kagum sambil mengelus mawar putih.

Mama Tia terkekeh gemas. "Boleh, nanti saya bungkus untuk Ibu bawa pulang ya."

"Eh, jangan saya cuma bercanda lho."gurau Bu Shakina. "Lagipula dirumah juga sudah banyak bunga, Lintang yang ngurus saya cuma bagian menonton."

"Tapi yang seperti ini belum ada kan, Teh? Gapapa, kebetulan saya masih punya bibit yang lain. Nanti saya packingkan ya." lanjut Mama Tia.

Bu Shakina menggaruk pelipisnya yang tak gatal, merasa sungkan dengan Tia. "Aduh, saya teh jadi ngrepotin."

"Enggak kok." sanggah Mama Tia cepat. "Saya malah senang kita bisa klop dan se-frekuensi tentang tanaman."

"Alhamdulillah ya, Mbak." balas Bu Shakina lembut.

Laura berlari demi mengejar Kei yang terus mengejeknya. Bocah berusia dua tahun itu terus memanggil nama Kei supaya Kei berhenti. Namun, Kei masih usil terhadap bayi sang Teteh.

"Lau capek yom, berhenti dooonk."pinta  Laura hampir menangis. Mata bocah cantik itu sudah berkaca-kaca sebelum menangis kencang Fara mengambil alih untuk menggendong Laura.

"Lau kesel sama yom, Lau capek huaaa."  Dan benar saja Laura segera menangis keras membuat Fara ketar-ketir dibuatnya. Fara menepuk punggung Laura lembut demi meredakan tangis anak bayi tersebut.

KeiFaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang