08. A Secret

740 82 21
                                    

Donghyuck tak henti menepuk pelan punggung Jeno yang berada di pelukannya. Tangisan Jeno juga sudah reda beberapa jam yang lalu, dan sekarang ia yakin bila Jeno tengah tertidur.

"Hyuck ... " Panggil pelan Mark yang muncul di depan pintu kamar Jeno.

"Stt!" Donghyuck memberi kode agar Mark tidak berisik dengan jemari kiri berada didepan bibir.

Mark menutup mulutnya, lalu mengangguk perlahan. Tangan yang membawa plastik hitam diangkat tinggi dengan isyarat tangan yang satunya menyendokkan makanan kemulut.

Setelah Donghyuck memberikan jempolnya, Mark keluar. Menutup lagi pintu kamar Jeno sepelan mungkin agar tak mengganggu Jeno yang tengah tidur.

Dalam tidurnya, Jeno menggeliat lalu membuka mata yang membengkak karena kebanyakan menangis.

"Sudah bangun? Mau makan?" Tawar Donghyuck yang mendapat gelengan.

Donghyuck menghela nafas, perutnya sudah keroncongan jadi ia pamit untuk mengisi perut dulu, meninggalkan Jeno sendiri yang masih dalam posisi rebahan menyamping membelakangi pintu.

"Jeno," panggil suara yang Jeno yakini itu milik Mark.

Seketika pemuda Taurus itu bangun, menoleh kearah pintu dimana Mark masuk kedalam kamarnya, tak lupa menutup pintu.

"You okey?" Mark duduk disamping Jeno, lalu memeluk yang lebih muda masuk kedalam dekapan hangat. Jenopun tak menolak dan balas memeluk Mark.

"Apa yang terjadi didalam toilet sebelum guru dan aku datang?" Tanya Mark lembut mengelus lengan Jeno.

Tak ada jawaban, penjelas yang Mark nantikan tak kunjung diberi. Bahkan tadi selepas dirinya dan satu guru laki-laki mendobrak pintu toilet, mereka hanya melihat keadaan Jaemin terkapar yang tak sadarkan diri, Jeno yang duduk dilantai bersandar di dinding sambil menangis, dan tiga biang kerok pembuat masalah terkejut dengan kedatangannya.

Setelah Yohan beserta kedua temannya di bawa guru konseling, Jeno hanya terus menangis tanpa suara. Menutup wajah merahnya tak ingin dilihat siapapun, juga tak memberi penjelasan apapun.

"Yohan ngancem kamu? Dia mukulin kamu?"

Gelengan kecil Jeno berikan, Mark dibuat bingung. "Terus kamu kenapa jadi murung? Dia apain kamu didalam?"

"D-dia-- dia," meremas kemaluanku, andai Jeno dapat mengatakannya secara gamblang. Namun, suaranya tercekat.

Ia merasa malu untuk mengatakannya dan masih syok dengan pelecehan yang didapatkan.

Tiba-tiba Jeno teringat sesuatu, ia mengurai pelukan dan melepaskan tangan Mark darinya. "Yohan siapanya kamu?" Tanya Jeno.

Pupil mata Mark membesar, cukup kaget dengan pertanyaan tersebut yang tak terprediksi. Sempat terdiam beberapa saat, Mark memutar posisi duduknya menyamping, menghindari tatapan mata Jeno.

"Dia sepupuku, ayahnya adik ibuku."

Jeno sudah menduga, pantas saja Yohan menyenggol pasal Mark waktu di toilet tadi saat ia membela Jaemin.

Jeno menunduk memainkan kukunya, berkata dengan lirih, "kejadian di mobil tempo hari lalu ... Kamu cerita sama dia?"

Mark menggeleng kuat, ia menoleh dengan wajah panik, tau arah pembicaraan. "Enggak! Aku gak pernah cerita sama siapa-siapa! Aku juga gak bakal ngira kalo Yohan bakal ngambil kamera di dashboard mobil--"

"Kamera?! Mobil kamu ada kameranya!"

Mark menutup mulut keceplosan, tentu Jeno terkejut bukan main dibuatnya. Berarti kejadian waktu itu didalam mobil dilihat oleh Yohan, makanya dia bersikap kurang ajar terhadapnya.

"Jadi dia lihat! Mark?! Ambil kamera itu Mark!" Jeno histeris, Mark lalu memeluknya, berusaha menenangkan.

"Oke, oke. Aku bakal ambil kameranya, gak akan ada yang tau. Tenang okey?"

"Mark ... Jangan sampai kesebar," lirih Jeno takut. Tak menyangka bila kejadian dimana ia dan Mark khilaf melakukan hubungan badan didalam mobil akan terekam dan rekamannya ditonton oleh orang lain.

Jeno rasa ia tak punya muka bila harus bertemu dengan Yohan, apalagi sampai rekaman itu sampai kesebar dan ditonton banyak orang.
Hidupnya akan terancam, semua fasilitas yang didapat akan ditarik oleh pemerintah karena kelakuan buruknya.

Tanpa mereka sadari, bila ada kamera pengintai diatas lemari yang merekam kegiatan keduanya yang tengah membicarakan sebuah rahasia.

Next>>>












Terimakasih untuk perhatian yang kalian berikan saat aku curhat gak jelas, semua feedback berupa komentar dan vote pada cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terimakasih untuk perhatian yang kalian berikan saat aku curhat gak jelas, semua feedback berupa komentar dan vote pada cerita ini. Juga beberapa notif dari kalian yang memasukkan book ini kedalam reading's list. I am very grateful. I love you all❤️

Btw, dashcam yang dimaksud diatas itu yang dual camera. Sekian, jumpa lagi di chapter berikutnya ...

Stranger  - Jaemjen Ft. MarknoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang