05. Dark days come

858 97 11
                                    

Jaemin mulai mempelajari ilmu teknologi dan programmer, beberapa hari terakhir ia memang fokus dengan pembelajaran itu, mengabaikan mata pelajaran sekolah hingga membuatnya dihukum beberapa kali karena tidak mengerjakan tugas serta nilai-nilai harian rendah.

Jeno yang ada disebelah Jaemin jadi heran, padahal pemuda Na itu hampir tiap hari memiliki mata panda, jarang juga ia melihat Jaemin keluar rumah, malah ia yang sering keluar karena diajak main sama Mark.

Tak seperti biasanya, hari ini Jaemin terlihat sangat kelelahan hingga tertidur dikelas. Jeno juga tak ada niatan ingin membangunkan, karena guru belum datang meski kelas sudah dimulai 15 menit yang lalu.

"Jeno ... "

Panggilan dari teman duduk didepan membuat Jeno keheranan. Beberapa dari mereka juga melihat kearah Jeno.

"Apa?" Tanyanya heran, lalu salah satu dari mereka mengkode.

Ketika netra kelam milik pemuda Lee itu melihat kearah pintu, ia terperangah melihat seorang siswa laki-laki yang bersedekap diambang pintu melihatinya sambil tersenyum miring.

Keadaan seketika hening senyap saat siswa laki-laki itu berjalan perlahan memasuki kelas, sepatu putih kusam rusak dibeberapa bagian, seragam yang tak rapi keluar dari celana serta kancing dia teratas terbuka dan ada kalung salib menghiasi lehernya.

Berhenti disamping meja, sepatu dari pria tersebut menendang kaki meja hingga mejanya tergeser kecil, menganggu tidur dari Jaemin.

Tak sekali, dua kali dilakukan. Beberapa kali hingga Jaemin mengerutkan kening terusik.

"Yohan, hentikan!" Seru Jeno pada siswa brandalan itu.

"Ah ... Jeno kita membela teman baru," siswa yang bernama Yohan itu menepuk bahu dari murid didekatnya. "Seberapa banyak yang kulewatkan?" Guraunya tertawa renyah, namun satupun orang dikelas tak ada yang berani memberikan respon.

Kim Yohan memang dikenal sebagai siswa berandalan yang suka membuat onar, meski sering mendapat sanksi dan teguran, itu tak membuat kelakuan nakalnya berhenti, tetap lanjut.

Duak!

Sekali lagi tendangan pada kaki meja dilakukan lebih keras, tak mendapat respon yang signifikan kembali tendangan dilakukan agak keras. Jaemin mengangkat kepalanya, tatapan dinginnya langsung tertuju pada Yohan.

"Out!"

Ada ketegangan yang terjadi, Jeno jadi was was sendiri. Jaemin mulai membereskan barang-barang, semuanya diangkut sekenanya. Ketika berdiri melewati Yohan, pemuda berandal itu dengan usil menyela kaki Jaemin hingga terjatuh.

Barang barang pemuda Na itu berserakan dilantai dengan suara deguman yang lumayan keras, tawa mengelegar satu satunya keluar dari Yohan, si tersangka. Meski begitu tak ada satupun yang berani membantu Jaemin, termasuk Jeno.

Ditempatnya, Jeno merasa tak nyaman hati. Ia menunduk memainkan jemari, bertengkar hebat dengan batin yang tak tega tapi tak berani bertindak.

Dengan tatapan sendu mengiba, Jeno melirik Jaemin yang membereskan barang-barangnya lalu berdiri berjalan agak tertatih menuju meja paling belakang, dapat Jeno lihat bila dagu Jaemin membiru.

Tatapan Jeno beralih pada Yohan disampingnya yang malah duduk bagaikan bos di warung makan dengan wajah songong. Tangan kanannya terulur dibelakang sandaran Jeno, sebelah kakinya bertumpu pada kaki lainnya.

Menghela nafas, kehidupan sehari-hari kembali suram.

Sedangkan Jaemin dibelakang duduk seorang diri, tatapannya terus tertuju pada Yohan dengan intens.


Next>>>

Stranger  - Jaemjen Ft. MarknoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang