01-1000 LMR🥀

6.2K 196 22
                                    

Capek selingkuh naskah, setiap mau publish cerita bawaannya insecure mulu. Jadi gak pede dan endingnya malah diunpublish. Paling parah, malah tergoda sama ide baru.

Pengen namatin karya sekali lagi. Mohon dukungannya ya biar semangat. Komentar kalian juga ikut sertakan. Jangan biasakan jadi sider, belajar menghargai karya orang‼️

Untuk informasi terupdate, follow sosial media :

(Instagram)
@wp.rcha_01

@story.rcha

(Tiktok)
@wp.rcha_01
@gottaloveaca

Don't call Author or Thor. Call me Aca, okay?

Kalau ada typo, bantu tandai. Biar diperbaiki.

- H A P P Y R E A D I N G ! -

- H A P P Y R E A D I N G ! -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Begitulah sistem kehidupan. Kalau tidak pelangi, maka hujan yang datang silih berganti. Kalau mau hidupmu selalu tenang, lenyaplah. Dunia fana bukanlah tempatnya."

01.Bunda, Bulan juga manusia

DETAK jarum jam memecah kesunyian malam. Bulan terjaga di kala pasokan oksigen di sekitarnya terasa terkikis. Dada Bulan mulai naik turun, berusaha untuk bangun dari sofa menuju ke lantai dua mencari barang yang dibutuhkannya di laci nakas kamarnya. Ketika mendapatkan barang itu, Bulan taruh di mulutnya agar bisa mengontrol pernapasannya. Naas sekali obat di barang itu tak merespons. Sekali lagi dia mencoba berdiri, berjalan lunglai menuju kamar Bundanya. Mengetuk berulang kali pintu kamar Bundanya.

"Bunda.. napas Bulan b-berat banget.."

"Huh, mau apalagi itu anak." Terdengar gerutuan geram dari dalam, menandakan bahwa dia merasa terusik akan aduan Bulan. Selanjutnya, pintu terbuka dengan kasar. Disapa oleh air muka tidak bersahabat yang ditunjukkan oleh Laras.

"Ck, ganggu sekali. Kau tidak tau jam tidur hah?!"

Keringat bercucuran di kening Bulan. Bibirnya pucat pasi. Menutup matanya sejenak, mengatur pernapasannya yang memburu, mencoba mengisi saluran udara yang menyempit dengan oksigen. Demi apapun, rongga dadanya sangat berat, bagai ditindih oleh batu berukuran besar. Matanya terbuka, menatap Bundanya sayu. Bulan berusaha membuka mulutnya.

"T-tolongin Bulan Nda.. bawa Bulan ke rumah sakit.. B-bulan kesulitan bernapas..
Obat inhaler milik Bulan, habis.."

Menarik napas jengah. Laras masuk kembali ke dalam, sejenak Bulan menunggu sembari menumpukkan kedua tangannya di sisi pintu, tersentak kecil ketika gadis kecil itu dilempari oleh Bundanya uang. "Ke rumah sakit sendiri sana, jadi anak yang mandiri jangan manja. Sesak dikit aja langsung ngeluh minta di bawa ke rumah sakit!"

1000 Luka Mendekap RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang