"Tamara?" ucap Zachary mengenali perempuan yang mendekatinya,
"Aku tidak menyangka akan bertemu kakak disini, aku bersama temanku datang menemui Paman Paul," jelas perempuan berambut panjang yang kini aku ketahui namanya; Tamara, dan biar aku tebak, perempuan berambut pendek di sampingnya itu bernama; Gisela.
Dua nama dokter yang Prof Paul sebutkan, dua nama dokter yang mengambil jatah surat rekomendasi rumah sakit, yang seharusnya salah satunya di berikan padaku.
Aku kepo dan tidak ingin membiarkan ini berlalu, aku mulai mendekati perlahan sembari memakai jas putihku yang awalnya hanya mengantung di tanganku.
"Kenapa kau menemui Prof Paul?" tanya Zachary, dia juga sudah memakai jas putihnya yang kontras dengan kaos hitam yang dia gunakan di baliknya, "Oh, kami datang untuk mengambil surat rekomendasi, ya, kan Gi?" jelas Tamara, Gisela di sebelahnya mengangguk.
"Surat rekomendasi?" Zachary tampak bingung, "Bukannya surat rekomendasi seharusnya keluar ketika kalian mengabdi di rumah sakit minimal dua tahun?" tanyanya, aku juga ingin menanyakan pertanyaan yang sama, "Kalian baru saja jadi dokter umum, kan?"
Sesuai firasatku, mereka betul-betul dokter umum baru, yang baru saja menetas...
"Iya, tapi kata Paman Paul, nanti akan ada peraturan baru kalau tidak harus mengabdi dulu baru dapat surat rekomendasi, bisa mengabdi nanti setelah selesai sekolah spesialis," jelas Tamara lagi, "Peraturan baru?" tanya Zachary yang juga baru mendengar hal itu, aku pun.
"Iya,"
Hidup sialan,
Aku tahu perubahan itu penting untuk sistem yang lebih baik, tapi bagaimana denganku? aku yang sudah membuang-buang waktu ku hanya untuk mendapatkan surat rekomendasi sementara surat rekomendasi bisa di dapatkan tanpa mengabdi lebih dulu? Iya, BAGAIMANA DENGANKU!?
Aku ingin marah tapi aku tidak tahu harus marah ke siapa...
...rasanya aku ingin menangis lagi,
Aku tidak bisa menyalahkan Prof Paul, aku juga tidak bisa menyalahkan Tamara ataupun Gisela, aku hanya bisa meratapi nasibku, aku yang hidup serba salah, serba tidak beruntung.
"Ruangan Prof Paul ada di-" sementara Zachary menjelaskan letak kantor Prof Paul pada Tamara dan Gisela, aku berjalan menjauhi mereka semua, aku terlalu lelah untuk segalanya-
"Dokter Behati,"
Hm?
Aku berpaling sejenak, siapa yang memanggilku?
Itu Zachary, "Ada yang ingin ku katakan padamu," ucapnya, ucapan yang membuatku berhenti melangkah dan berbalik padanya, "Ada apa, Dokter Zachary?"
Tamara dan Gisela langsung pergi begitu mendapatkan petunjuk, aku sendiri tidak bisa pergi karena bajingan ini menahanku pergi, dia mau apa sih?
"Mulai hari ini dan seterusnya, kau tidak perlu memegang pasien ku, aku tidak ingin pasien ku di sentuh olehmu. Aku sudah memberitahu kepala perawat jadi kau-"
"Apa katamu?" a, aku, aku tidak habis pikir apa yang dia lakukan?
"Aku tidak bisa mempercayai pasien ku lagi padamu," jelas Zachary sejelas-jelasnya dan di dengar oleh semua orang di tempat ini, termasuk para gerombolan domba nya; atau para koas nya, beberapa perawat dan juga pasien serta keluarganya yang lalu lalang.
"Aku tidak bisa mempercayai pasien ku kepada dokter yang tidak bisa profesional dalam bekerja." tambahnya lagi,
Ucapan yang membuatku marah,
"Tidak bisa profesional?" apa dia tidak bisa sehari saja tidak membuatku ingin menyumpah serapahinya?
"Apa kau tidak ingat 'apa yang kau lakukan' pada pasien ku tahun lalu," ucap Zachary yang tampaknya masih sangat dendam padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You The Most
Chick-LitBehati MEMBENCI Zachary, sangat membencinya... Persoalannya adalah mereka adalah kolega, teman sejawat, rekan kerja di rumah sakit yang sama. Jadi sebenci-bencinya Behati, dia tetap harus menghadapi Zachary. Alasan Behati membenci Zachary adalah kar...