Sejenak aku pun terpana
Melihat dia di depanku
Dia menjerat hatiku
Menatapku tajamDi sini di dalam dadaku
Ada getar luput tak ku sebut
Dia menjerat hatiku
menatapku tajamMataku dengan kurang ajarnya terus mengikuti pergerakan lelaki itu. Kaus hitam yang dipadu celana jeans, tapi cukup membuat dadaku bergetar. Senyumnya yang masih sama, matanya yang selalu memancarkan kehangatan, suara rendah yang terdengar samar-samar dari tempat aku berdiri ini.
Rasanya aku ingin berteriak memanggil namanya, meneriakkan jutaan getaran di setiap sarafku.... tapi rasanya semua hanya menggumpal di tenggorokanku.
Kuakui tubuhku melunglai
Sempat ku memuji dalam hatiku
Jangan pikir aku kan mencinta
Ku hanya kagumi, hanya memujiEnggaakkkk! Aku bukan hanya memuji. Tapi.....
Lebih dari itu!
Di sini di dalam dadaku
Ada getar luput tak ku sebut
Dia menjerat hatiku
Menatapku tajamKuakui tubuhku melunglai
Sempat ku memuji dalam hatiku
Jangan pikir aku kan mencinta
Ku hanya kagumi, hanya memuji(Marcell ft. Shanty - Hanya Memuji)
Aku langsung mematikan lagu dari IPod. Melepas headset dan melipat asal ke dalam tas kecil yang ku bawa. Apa-apaan sih, kesel banget kenapa bisa lagunya pas ngena gitu. Padahal aku cuma dengerin radio yang puterin lagu secara random!
Oh Tuhannnn...
Aku nyesel! Harusnya aku menolak mati-matian ajakan Daddy. Udah jelas tujuan Daddy ke sini itu untuk ketemu dan ngumpul sama temen-temennya. Udah jelas juga kalau temen-temennya itu bakal bawa anak-anak mereka. UDAH JELAS JUGA aku pasti ketemu sama lelaki itu di tempat ini. Tapi ga ku sangka semua sarafku, bahkan dadaku masih mampu bergetar karena dia.
Bukannya udah selesai semua?
Bukannya air mataku udah habis?
Pandanganku terhalang badan atletis cowok yang tanpa perlu ku dongakkan kepala pun, tahu siapa. "Jen? Lu ngapain sih di pintu lama bener? Gue bilangin Om Nico loh lu mau ngelamar kerja jadi satpam pintu rumahnya! Ayok ah." Ajak Lio yang langsung menarik tanganku.
Aku hanya bisa menghela nafas. Jika keadaannya seperti biasa, aku akan langsung mukul kepala Lio karena bersikap nyebelin gitu. Peduli amat ditegur Mommy karena kurang ajar sama kakak sendiri. Tapi ini keadaannya ga seperti biasa!
Belum sempet aku melepaskan diri dari tarikan Lio, aku udah ditarik sama yang lain. Aih aihhh... Tangan aku, please! Ditarik dari dua arah berbeda, dan jelas tarikan baru di tangan kiri ku terasa lebih kuat dan diikuti pekikan bernada tinggi.
"Jenniferrr?! Astagaaa... Udah lama Tante ga liat kamu. Ya ampunnn... Tambah cantik ya!"
Belum aja aku mengenali siapa yang bicara, udah ada yang cipipa-cipiki. Yahhh syukur ada Lio yang aku yakin masih terus mengawasi walau tangannya sudah melepaskanku. Karena Lio ga ada tindakan apa-apa, aku rasa orang yang memeluk aku sekarang ini pasti aku kenal baik. Maklum, Lio cukup protektif, terutama karena aku salah satu dari adik perempuan tercintanya. Dia kan sister complex!
Setelah pelukan dilepas, aku baru sadar. Astagaaaa! Tante Amara!
"Tante! Ya ampunnnn.... Udah lama ya ga ketemu! Tante juga tambah cantikkkk!" Teriakku tanpa malu lalu memeluk wanita paruh baya yang seperti ku katakan tadi, tambah cantik.
"Ah bisa aja kamu! Tambah tua gini mananya yang cantik. Makin banyak keriput sih iya. Akhir-akhir ini aja sibuk banget di rumah sakit, sampe Om Ello bantu-bantu Tante biar ga stress! Yahhh namanya juga punya suami psikiater, harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Iya ga?" Tawa Tante Amara.
KAMU SEDANG MEMBACA
C for J
RandomAnother Story dari "I LOVE HER" dan "My Love Song Story". "Maafkan aku... Maafkan keegoisanku... Tapi aku mohon, ijinkan aku menjadi pemeran utama di kisah cintaku sendiri. Memilikimu kembali untuk diriku sendiri." -Jennifer Brawijaya-