Dan

1.9K 91 2
                                    

Dan
Bila esok datang kembali
Seperti sedia kala
Di mana kau bisa bercanda

Dan
Perlahan kau pun
Lupakan aku mimpi buruk mu
Dimana telah ku tancapkan duri tajam
Kau pun menangis menangis sedih
Maafkan aku

Dan
Bukan maksud ku
Bukan ingin ku melukaimu
Sedarkah kau di siniku pun terluka
Melupakanmu menepikanmu
Maafkan aku

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kala
Caci-maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulukala

Dan
Bukan maksud ku
Bukan ingin ku melukaimu
Sedarkah kau di siniku pun terluka
Melupakanmu menepikanmu
Maafkan aku

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kala
Caci-maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulukala

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kala
Caci-maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulukala

(Sheila On 7 - Dan)

"Lio?"

Masih diam. Lio masih duduk di sofa kamarnya dengan gitar yang terus dipetik di pangkuan. Aku membuka pintu kamar lebih lebar. Nuansa maskulin semakin terasa, terlebih karena dominasi ruangan yang berwarna abu-abu dan putih. Hanya ada ranjang, lemari, dan dua sofa single. Benar-benar gambaran kepribadian Lio sekali!

Kapan terakhir kali aku masuk ke kamar ini ya? Hm... Ahhh sudah lama! Terakhir kali ya saat aku minta teddy bear yang Lio sembunyikan di kamarnya karena menentang mati-matian aku yang mau kuliah di Yogyakarta. Ck... Padahal kalau ga sama teddy bear itu, aku ga bisa tidur.

Karena sikap Lio inilah yang membuatku bertahan tiga tahun lebih di Yogyakarta. Aku ga mau sampai ga melanjutkan pendidikanku hanya karena Lio. Hubungan kakak-adik di antara kami memang membuat iri. Bahkan sampai pernah ada temanku yang mengira Lio itu pacarku saking protektif, sayang, dan deket sama aku.

Hahaha... kenyataan yang memperkuat fakta kalau Lio itu sister complex.

Gitar yang di pangkuan Lio masih terus terpetik. Yang ku tahu, lagu yang dinyanyikan Lio semakin sarat kesedihan.

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kala
Caci-maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulukala

Sampai akhirnya aku duduk di sofa lainnya, Lio baru melihatku. Telat!

"Aishhh Jen! Bikin kaget aja. Muncul tiba-tiba kayak jelangkung aja. Napa ga ketok pintu, heh?" Omel Lio sambil mengelus dadanya.

Hei, aku ga ngagetin! Salah sendiri fokus menggalau dan ga merhatiin aku yang dateng kayak jelangkung. Ehhh bukan artinya aku mengakui diri sebagai jelangkung ya! Lagian mana mirip sih kecantikanku sama makhluk halus? Ck.

"Gue udah ketok. Lu aja yang melamun ga jelas!"

"Gue melamun ya?" Lio tertawa garing. Ada apa ini? Ga biasanya Lio begini. Ada masalah atau apa. Biar gue ingat-ingat, terakhir kali Lio begini tuh kapan ya... Hm...

C for JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang