LDR

1.4K 85 9
                                    

Aku meninggalkan Mello di pinggiran kolam gitu aja. Aku butuh segelas air untuk menenangkan diri, juga Lilis yang bisa ku peluk. Semua ini terlalu menguras tenaga, dan aku mau istirahat.

Gukkk...

Loh? Suara apa itu?

Guk gukk...

O-oke. Suara apa itu? Seriusan ini. Errr... Sebenernya sih aku tahu itu suara gonggongan anjing. Tapi sosoknya dimana? Kok ga terlihat dimana pun? Ga mungkin kan kalau jaman sekarang ada hantu berbentuk anjing?

"Lisss...." Panggilku dengan takut-takut.

Sedari tadi aku berkeliling, ga ada sosoknya sama sekali. Ga mungkin dia pulang sendirian kan? Jadi dia dimana? Hm... Apa di kamar tamu di atas? Lilis kan suka di sana karena pemandangan balkonnya yang menyegarkan mata. Iya ya... Kenapa aku ga kepikiran sejak tadi?

"Lis..." Panggilku seraya mendorong pintu kamar itu.

"Hai Kak!!! Sini... Kenalin deh ini..."

Guk gukkk

Aha! Ini toh sumber gonggongan yang bikin aku merinding sedari tadi. Wow, sejak kapan Mello pelihara anjing? Aku tahu sedari dulu dia menyukai hewan, tapi karena alasan sibuk dan segala macam urusannya, dia ga pernah ambil risiko buat memelihara.

Apa sekarang dia sudah ga sibuk ya?

"Namanya siapa Lis?" Tanyaku sambil mendekat ke anjing yang ku yakini betina. Kesan pertamaku melihatnya yaaa dia cantik, terawat, dan sepertinya........

Dia ga suka sama aku. Well, salah aku apa sampai dia menggeram dan mengonggongi ku? Hei hei... Calm down....

"Nel... Nelly...." Lilis menenangkan, bahkan memeluk anjing yang bernama Nelly itu agar ga melompat ke arahku. Astaga, salahku apa?

"Lis... Kakak keluar aja ya." Lilis kengangguk dan aku segera kabur.

Yah ya sudahlah. Ini pertama kalinya aku ditolak hewan peliharaan. Apa sebelumnya aku dan Nelly pernah ketemu ya? Kok sepertinya dia ga suka sama sekali denganku. Bahkan lebih seremnya, dia menunjukkan gigi-gigi runcingnya ke arahku. Wah, ini perlu dicaritahu penyebabnya. Kan ga lucu kalau aku berantem sama Nelly tanpa sebab.

"Jen..." Panggil suara rendah itu dan sontak membuatku kaget.

"A-apa?" Tanyaku masih dengan nada dingin.

"Ayo balikan..."

"APA?!" Teriakku heboh.

"Bulan depan kamu ada perform di Paris kan? Aku ikut."

"Ta-tapi..."

Mello ga menjawab. Dia hanya mendekatiku dan mengacak rambutku. "Ayo kita bicarakan semua baik-baik. Ke kamarku aja ga apa?"

Keramahan Mello ini sungguh membuatku tertekan. Bahkan... Aku belum menjawab di saat Mello sudah menarik tanganku seenak jidatnya.

Ku teringat dalam lamunan
Rasa sentuhan jemari tanganmu
Ku teringat walau telah pudar
Suara tawamu, sungguh ku rindu

Itu...... Ah, jangan-jangan suara lagu dari hp-ku masih belum dimatikan ya! Dihhh... Harus dimatiin.

Tanpamu langit tak berbintang
Tanpamu hampa yang ku rasa

Terus aja! Ini lagu malah mengingatkanku dengan capeknya menahan rindu. Huhhh...

Seandainya jarak tiada berarti
Akan ku arungi ruang dan waktu dalam sekejap saja
Seandainya sang waktu dapat mengerti
Takkan ada rindu yang terus mengganggu
Kau akan kembali bersamaku

C for JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang