Aku menatap takjub gedung besar ini lalu menatap kepada Curt. Di usia mudanya dia bekerja meskipun itu dari Mamanya, tapi menurutku itu keren. Aku aja disuruh nunggu salah satu butik Ibu aku tolak itu sangat membosankan
"Ngelamun aja,ayo kedalem"Curt menarikku ke dalam
"Lo jadi direktur di sini?"tanyaku. Curt tertawa kecil membuatku kesal
"Gue jadi pemilik aja. Kalau urusan mengurus perusahaan Mama udah nyuruh orang untuk mengaturnya.Gue terlihat membangkang karena sebenarnya gue gak pengen jadi penerus perusahaan ini"Aku melihat sorot mata Curt sendu. Aku sangat tau perasaannya ,dia kehilangan Mamanya itu udah sakit banget. Dan sekarang Papanya nikah lagi tanpa mempedulikan Curt itu sangat sakit
Saat kami melewati karyawan di sana semua orang menundukan kepala hormat. Curt masih dengan wajah so datarnya"Senyum dong Mas,kasian tuh karyawannya kayak liat setan aja ketemu lo"bisikku
Curt tidak menggubris perkataanku dia mengajakku ke lift dan kita sampai di lantai paling atas gedung ini
Aku terpaku ini menakjubkan. Karena di sini Bandung sangat indah"Gue baru tau Bandung keren banget"jeritku
"Alay lo"cibir Curt. Aku tak peduli,aku duduk di tepi gedung itu,cuaca Bandung saat ini mendung,dan ini udaranya seger banget
"Heh lo awas jatoh,nan..."
Aku membekap mulut Curt,"Diem gue pengen merasakan ini disaat-saat terakhir gue"
Ups!aku melepaskan tanganku, hampir saja aku membocorkannya
"Maksudnya apa?"Dia menatapku intens
"Nggak kok,Curt"
"Bohong"
"Bener kenapa sih lo?"
"Tapi lo bohong"
"Gue jadi badmood gue pengen pulang"ucapku
"Okay"kata Curt dingin
Di mobil sampai kita pulang dan masuk kamar tak ada percakapan lagi antara kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted
Teen Fiction'I was enchanting to meet you' Tapi itu dulu saat lu belum menghancurkan semuanya.