Sepertinya berdiri di balkon saat malam hari, menjadi rutinitas Alexis sekarang,gadis itu menatap langit. Dia terus merutuki dirinya yang tak henti memikirkan Curt
"paan sih gue mikirin dia mulu" rutuknya dalam hati.
"cewek gak baik kena angin malam,sana masuk kamar."seru seseorang dari balkon sebelah Alexis. Itu Curt.
"Apa peduli lo?"tanya Alexis ketus.
"Ya gue peduliah."
"Terus gue percaya?nggak tuh."
Alexis beranjak meninggalkan balkon dengan perasaan campur aduk. Dia merasa Curt hanya mempermainkannya saja, Curt sama saja dengan cowok yang lainnya. Pengumbar janji busuk.
***
Dengan langkah tergesa-gesa ,Alexis membuka pintu rumah . Alexis tak mau bertemu dengan Curt, jadi dia harus bangun pagi-pagi ke sekolah.
Saat pintu terbuka betapa Alexis terkejut mendapati Curt yang sudah berada di teras rumah.
sial!
"Pagi Al." sapa Curt.
Alexis menahan napas. Alexis menatap wajah Curt , dia sangat tampan pagi ini .
"Al!"seru Curt.
Alexis mengerjap,betapa bodohnya dia memperhatikan Curt sampai tak berkedip.
"Mau gue anter Al?"
"Nggak,gue mau berangkat sama Cam."
Alexis merasakan perubahan air muka Curt, oh apakah itu masalah Alexis? Bukan.
Alexis meninggalkan Curt setelah suara klakson motor Cam terdengar.
***
A/n
Detik-detik ending nih haha *ketawa miris* kagak ada yang baca. Hikzz*lari ngadu ke luke hemming*
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted
Teen Fiction'I was enchanting to meet you' Tapi itu dulu saat lu belum menghancurkan semuanya.