13. Rifkal Lagi?

694 36 1
                                    

HAPPY READING...

" Tau kagak? " Tanya Reyyan yang memulai pergibahan.

Inti Black Dragon menggeleng kompak berbeda dengan Gabriella dan Leona yang tengah asik bercerita.

" Katanya ada murid baru "

Aksa berdecak pelan " Gila, banyak banget yang pindah sekolah "

" Lama - lama ni sekolahan jadi penampungan murid baru dah " Celetuk Banyu yang sedang menggambar sesuatu di tangan nya menggunakan pulpen, tidak ada kerjaan.

" Lo gabut apa gimana? Malah coret - coret pulpen di tangan, gak sah sholat lo nanti " Ucap Alaska.

Banyu melirik Alaska sekilas lalu kembali mencoret - coret lengan nya.

" Bisa di ilangin " Jawab Banyu yang masih fokus mencoret - coret tangan nya.

Alaska hanya menggelengkan kepala nya seraya terkekeh kecil melihat tingkah laku teman - teman nya.

Reyyan melirik ke arah Jaidan yang terdiam seraya mendengarkan lagu melow.

" Lo kenapa anjir? " Tanya Reyyan penasaran.

" Ratu " Lirih Jaidan yang membuat mereka mengernyitkan dahi nya, ada apa dengan Jaidan? Tidak biasa nya dia galau seperti ini.

" Gak usah bertele - tele anjir, tinggal bilang aja si Ratu kenapa! Lo di tolak sama dia atau apa dah? " Tanya Brayen kepada Jaidan yang seperti tidak ada semangat hidup.

" Dia jalan sama cowok " Lirih nya lagi yang membuat mereka mendatarkan wajah nya.

" Ngapain cemburu anjir? Lagian lo bukan siapa - siapa nya, lagian belum pasti dia mikirin perasaan lo, lo cemburu liat dia jalan sama yang lain, karena lo yang punya rasa sama dia. Tapi, bisa aja kan dia biasa aja saat liat lo jalan sama yang lain karena dia gak punya rasa sama lo? Gak usah berharap, berharap cuma bikin lo sakit, ibarat hanya bisa mengangumi tanpa bisa memiliki "

Jlep*

Di rasa seperti di tusuk pedang beberapa kali, sakit? Jelas, bahkan sangat saat mendengar penuturan buaya Black Dragon, siapa lagi jika bukan Reyyan?

Bukan bermaksud ingin membuat sahabat nya terluka, tetapi dia juga tidak ingin membuat sahabat nya jatuh sejatuh - jatuh nya karena di jatuhkan oleh harapan nya sendiri.

Keadaan mendadak menjadi hening saat Reyyan mengatakan itu, berbeda dengan Aksa yang sedang menahan tawa nya.

Reyyan mengernyit menatap Aksa dengan tatapan aneh.

" Kenapa lo? " Tanya nya karena melihat gelagat Aksa yang aneh, perlahan Aksa menetralkan nafas nya lalu berbicara " Ngakak gue liat wajah kalian "

Setelah kembali dari pikiran nya Cakra pun menyahut " Tumben lo bijak? Biasa nya juga sesad "

Reyyan menatap ketua nya seraya mengelus dada apakah diri nya di fitnah? Sejak kapan diri nya sesad? " Enak nya lo, gue itu anak baik - baik, gini - gini juga gue anak nya shaleh "

" Halah, shaleh dari mana nya? Orang tiap hari sesad, liat cewek yang bening dikit langsung di gebet " Sahut Bagas yang sedang bermain game.

" Bener juga yang di bilang si gas " Gumam nya membenarkan ucapan Bagas " Eh, tapi gak selalu anjir "

CAKRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang