"AAAAAKKHHH KIRANA KERAN AIR NYA NGGAK MAU KELUAR AIR!!!!"
"Kan aku udah bilang buat panggil orang perbaikan."
"Ya kan kemarin masih bisa, aduhh mata aku perih."
Lagi lagi masalah keran air tidak ada habisnya. Padahal sudah satu Minggu keran air itu sering rusak terkadang nyala terkadang tidak, dan aku sudah bilang pada dia untuk dibetulkan. Lihat saja sekarang dia juga yang kesusahan karena tidak ada air yang mau keluar.
"Ini kamu pakai ini dulu buat bilas, aku buru-buru dahh aku pergi dulu." Ku tinggalkan air mineral ukuran besar didepan kamar mandi untuk dia gunakan.
"KIRANA GILA INI BAHKAN NGGAK ADA SETENGAH AIRNYA. BALIK KE SINI JANGAN PERGIIII!!!!!"
Masa bodo aku meninggalkan temanku itu dengan kesulitannya, aku sudah hampir terlambat untuk sampai di kantor tempatku bekerja.
Padahal aku sudah berlari saat bus baru saja berhenti, tapi aku kalah cepat jadi sekarang aku berdiri tidak mendapatkan kursi. Oh haruku harusnya hari secerah ini dimulai dengan awal yang baik, dan semoga saja dengan akhir hari yang baik.
Sebenarnya aku bisa saja menaiki mobil ku sendiri, tapi aku harus berangkat lebih pagi agar tidak terjebak macet dan kalian tau sendiri tadi pagi ada insiden air mati, jadi aku tidak bisa berangkat lebih awal dan juga selain itu aku malas jika harus berkendara saat pulang karena itu sudah melelahkan.
Ciiittttttt......
Dua halte sebelum saatnya aku turun, bus berhenti disebuah halte dekat dengan SMA. Para siswa turun berdesakan membuat penumpang yang berdiri harus ber dorong dorongan. Hampir 80% bus yang aku naiki berisi siswa yang akan berangkat ke sekolah.
"Astaga handphone ku." Berbarengan dengan mereka yang turun aku melihat handphone ku untuk memastikan sesuatu, saat akan memasukkannya kembali tiba-tiba saja seseorang menyenggolnya hingga jatuh kelantai bus.
"Jangan diinjak!" Terlambat, nyawaku rasanya melayang melihat handphone milik ku diinjak oleh kaki besar itu. Orang yang melihatnya kaget dan menyayangkan hal itu.
Astaga handphone-nya retak...
Ya ampun itu tadi diinjak
Sudah jatuh kena injak pula
Kira kira begitulah bisikan orang orang disana yang melihat.
Kuambil handphone ku yang malang itu, dia tidak mau menyala saat ku pencet tombol power berkali kali aku coba hasilnya tetap sama. Untung saja semua pekerjaanku ada pada laptop jadi tidak terlalu masalah jika handphonenya tidak mau menyala, hanya saja aku tidak bisa mengabari orang orang.
"Pagi mba Kirana." Sapa office boy yang tempo hari sering bertemu denganku.
"Pagi juga pak." Aku berlalu begitu saja, lagipula mau apa lagi.
Keadaan kacau saat aku baru saja memasuki ruangan. Sepertinya ada yang salah kali ini.
"Ada apa?" Tanyaku pada Ayra, jika rambut perempuan itu sudah di kuncir sepagi ini artinya ada masalah yang menimpa.
"Ada yang nyuri bahan berita kita. Dua puluh menit yang lalu beritanya muncul."
"Coba aku lihat beritanya."
Ku Baca dengan seksama dari atas hingga bawah, benar berita yang ditulis di blog ini memang mirip sekali dengan punya kami yang masih diselidiki lebih lanjut tapi, seseorang anonim baru saja menguploadnya disebuah blog dan mendapatkan banyak komentar mengenai beritanya.
"Wah, kenapa dia nulisnya begitu? Bukannya itu bisa memprovokasi pelaku yang belum tertangkap." Aku tidak habis pikir dengan kalimat per kalimat yang dia gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Goodbye
FanfictionKisah cinta yang dimulai dua tahun lalu kini masih berlanjut, hubungan layaknya sepasang kekasih masih dilakukan setiap hari. Suatu hari Kirana merasa ada yang salah dengan hubungannya, semakin dia pikirkan dia tidak tahu jawabannya bahkan saat dia...