Seperti hari hari biasanya, Kirana hari ini akan bekerja dan menghadapi semua kesibukan yang ada.
"Kirana Kirana kamu harus lihat apa yang terjadi, ini bukannya dari tempat kamu kerja?"
Kirana yang masih sibuk mengeringkan rambutnya itu mendekat.
Matanya berhasil membulat sempurna setelah melihat apa yang terjadi pada berita yang dia unggah kemarin. Disana banyak sekali yang meninggalkan komentar buruk dan banyak yang berasumsi kalau beritanya hasil melakukan plagiat dari berita yang sebelumnya sudah muncul pada blog.
"Gawat aku harus pergi sekarang."
Kirana kembali ke kamarnya, dia memasukkan semua barang yang dia butuhkan terutama laptop yang berbeda di meja.
"Hey hey handphone handphone." Temannya mengingatkan saatnya Kirana akan pergi begitu saja melupakan handphone yang dia cas.
"Eh iya handphone Davin, handphone ku rusak lagi dibetulkan."
Elen teman Kirana itu mengangguk mengerti sambil meminum kopi yang dia buat tadi pagi, dia sedang santai dulu diarea dapur sekaligus meja makan.
"Aku pergi dulu, sebelum kamu keluar cuci dulu piringnya."
"Iya iya aku mengerti."
Kirana berlari menuju halte bus demi mendapatkan bus yang sebentar lagi akan tiba, dia mencari yang tercepat dari yang biasanya dia naik bus selanjutnya dia menaiki bus yang awal.
Saat dalam perjalanan dia bertemu dengan Bara yang mengendarai mobil menyamakan dengan Kirana berlari.
"Hey Kirana!" Teriak Bara dari dalam mobil.
"Eh? Ada apa Bara?"
"Berhenti dulu, ada yang mau aku tanyakan."
Bukannya berhenti Kirana justru semakin mempercepat langkahnya, bus yang akan dia naiki sudah terlihat.
"Aduh maaf Bara nanti aja kalau mau ngobrol, aku lagi buru buru."
"Hey ayo naik aku antar__" sayang sekali saat Bara mengatakan itu Kirana sudah berada jauh dan akan menaiki bus.
Lagi lagi Bara jauh dari Kirana. Dia hanya bisa memandangi Kirana berlalu begitu saja dengan bus yang membawanya, padahal butuh waktu lama untuk Bara untuk menjadi lebih dekat lagi dengan Kirana, tapi entah kenapa takdir seperti tidak berpihak padanya.
Saat SMA dulu Bara tidak pernah akur dengan Kirana, Bara yang notabenenya anak nakal dan Kirana yang selalu suka mencari kesalahan Bara di setiap apa pun yang Bara lakukan.
Plakkk
Tidak ada angin tidak ada hujan Kirana umur 18 tahun itu tiba tiba saja memukul kepala Bara.
"BRENGSEK MAKSUD MU APA?" Bara berdiri sambil menendang meja yang ada didepannya.
Suara teriakan Bara berhasil membuat semua orang berpusat pada dia.
"Sudah saatnya giliranmu buang sampah." Kata Kirana sambil melempar pandang pada tempat sampah yang sudah penuh dibelakang.
"Peduli apa aku sama Sampah, suruh saja yang lain."
"Hey bahkan hampir seluruh isinya itu sampah mu dan berhentilah membuang sampah permen karet sembarangan." Kirana sengaja meninggikan suaranya dia bahkan tidak segan segan melemparkan bungkus permen karet yang dia kumpulan setelah lama.
"Jangan cari masalah denganku karena aku nggak akan segan-segan memukul perempuan."
Begitulah sedikit cerita yang terjadi dimasa lalu. Tapi sepertinya Bara berubah saat dia tidak sengaja ditangkap oleh polisi karena diduga terlibat tawuran pelajar dengan preman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Goodbye
FanfictionKisah cinta yang dimulai dua tahun lalu kini masih berlanjut, hubungan layaknya sepasang kekasih masih dilakukan setiap hari. Suatu hari Kirana merasa ada yang salah dengan hubungannya, semakin dia pikirkan dia tidak tahu jawabannya bahkan saat dia...