BAB 13

196 8 3
                                    

"Tunggu, kita mau kemana? Kenapa kamu tidak meninggalkanku di rumah?" Tharn bertanya ketika dia melihat dia belum sampai di rumah.

"Sudah malam, kamu tidak ingin ibumu bangun. Kamu tidur di kamarku dulu. Besok kembalilah ke rumahmu," kata Ares. Tharn tidak ingin banyak berdebat saat ini. Karena mereka berdua lelah. Baik lelah maupun sibuk.

Mereka segera sampai di hotel tempat Ares membeli penthouse di dekat laut. Tharn memandang dengan familiar ke hotel di depannya. Karena hal itu sering terjadi. Dan tahukah Kamu juga kalau ukuran kamarnya biasa saja dan harganya sangat mahal.

"Apakah kamu menyewa kamar di sini?" Tharn bertanya dengan rasa ingin tahu.

"Tidak, aku beli seluruh hotelnya. Lagi pula, sekarang aku harus sering datang ke Thailand. ini sedikit terkejut.

"Beli seluruh hotel?" Tharn bertanya dengan kaget. Ares mengangguk.

"Kamarku ada di atas," kata Ares lagi. Tharn terdiam. Tapi itu cukup untuk dipahami. Jika Ares sekaya ini, tidak aneh jika dia membeli hotel ini, tapi dia tidak menyangka akan semudah itu untuk membelinya.

"Bagaimana dengan barang yang kubeli?" Tharn bertanya tentang barang-barang yang dia beli ketika dia mengingatnya.

"Besok akan ada truk yang membawanya. Jangan lupa ada dalam kotak," tegas Ares terkait hal tersebut. Tharn mengangguk mengerti, karena dia benar-benar membeli banyak. Untungnya, harga tiap item masih bisa diterima Tharn.

Ares membawa Tharn ke lotengnya. Ini juga pertama kalinya baginya. Membuka pintu, Ares melihat sekeliling dengan puas. Penthouse ini memiliki 3 kamar tidur, 4 kamar mandi, ruang tamu, dan dapur besar. Pengawal Ares, J.Lo, membawanya langsung ke kamar tidur utama, tempat Ares dan Tharn akan tidur. Mengetahui bahwa meskipun Kamu meminta untuk tidur di kamar lain, Ares mungkin tidak akan menyerah.

"Apa kau lapar?" tanya Ares.

"Sedikit, tapi menurutku aku akan minum susu saja," jawab Tharn, karena dia akan segera tidur. Jadi Kamu tidak ingin makan sesuatu yang berat.

"Kami membeli beberapa makanan segar untuk dimasukkan ke dalam lemari es dapur," kata Zelo yang sudah menyiapkan segalanya untuk Ares.

"Um, terima kasih. Ayo kita istirahat," ajak Ares pada pengawalnya. Ares itu membuat semua orang tinggal di sini juga. Tapi mereka juga mengatur tugas jaga untuknya.

"Aku mau mandi dulu. Kamu tidak perlu mengikutiku," katanya. Dia takut Ares akan masuk juga. Dia mungkin tidak mandi dengan baik. Ares mengangkat kedua tangannya untuk menunjukkan bahwa dia akan melakukan apa yang diinginkan Tharn.

Tharn kemudian pergi mandi sendirian, merasa nyaman. Setelah mandi dan berganti pakaian, Ares akan masuk dan mandi. Setelah tinggal bersama Tharn dan datang ke Thailand.

Hal itu juga yang membuat Ares ketagihan untuk sering mandi, padahal Ares tidak menyuruhnya mandi selama satu atau dua hari. Namun pihak lain tidak memiliki bau badan yang membuatnya merasa tidak enak.

"Apakah kamu ingin minum sesuatu? Aku akan membuatkannya untukmu," Tharn bertanya dengan enggan kepada orang lain.

"Beri aku kopi," jawab Ares karena kebiasaan.

"Kamu tidak akan tidur, kan?" Tharn bertanya lagi. Ares sedikit diam.

Lalu ambil apa saja. Terserah kamu." Jawab Ares sebelum masuk ke kamar mandi. Tharn hanya bisa tutup mulut dan terus mengeluh pada Ares. Ia kemudian berjalan menuju dapur dan melihat dua pengawal Ares duduk di sofa dekat pintu keluar. .

"Oh, kenapa kamu tidak istirahat saja?" Tharn bertanya pada salah satu pengawal. Tharn sedikit mengernyit. Dia mulai semakin ragu mengapa ada begitu banyak orang yang melindunginya.

LS : ARES & THARNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang