3. Ancaman Ibu

52 5 4
                                    

Ancaman Ibu
(Cari Istri Secepatnya! Atau Nikah Sama Mantan Adik Ipar?)

Kabut tipis mulai bergerak menyelimuti beberapa titik area perumahan yang masih dekat dengan hutan atau area persawahan di kota ini. Salah satu titik areanya adalah perumahan mewah yang dihuni oleh keluarganya Dhanu.

Duda tampan itu sedikit mengangkat sudut bibirnya saat melihat kabut tipis tersebut mulai membasahi dedaunan di taman rumahnya ini. Salah satu tangannya pun mulai dijulurkan ke arah luar jendela untuk bisa merasakan langsung embun pagi yang terbawa oleh kabut tersebut.

"Dingin," gumamnya pelan dengan senyum yang makin melebar.

Belum puas menikmati udara pagi segar di luar lewat tengah bingkai jendelanya yang terbuka, tiba-tiba terdengar suara ketuk di pintu kamarnya, sehingga membuat Dhanu segera menengok ke arah belakang punggungnya.

"Den Dhanu, sarapan pagi sudah siap," ucap art dari balik pintu. "Kata Ibu suruh cepetan datang ke ruang makan."

"Iya, Mbok," jawab Dhanu singkat. "Aku akan segera ke sana."

Dengan pakaian santai ala kadarnya, Dhanu segera melangkah menuju ke ruang makan, yang sudah terdengar cukup ramai oleh orang-orang di dalamnya.

Meski hanya menggunakan kaos oblong polos berwarna putih dan dipadu-padankan dengan celana pendek di atas lutut berwarna cream kecoklatan -tidak membuat kharisma Dhanu luntur. Justru ketampanan dan ke-hot-an-nya makin meningkat drastis ketika otot lengannya nampak jelas di indra penglihatan semua orang meski masih tertutup lengan pendek kaos putihnya.

Beberapa gadis di ruang makan pun tersipu saat melihat sosok duda tampan yang maskulin itu -mulai memasuki ruang makan pagi ini.

"Lho." kernyit kecil mulai muncul di kening Dhanu saat melihat seorang perempuan yang merupakan adik dari mantan istrinya terdahulu -sudah ada di rumah ini, padahal waktu masih sangat pagi.

"Pagi, Kak Dhanu," salam Aura sambil tersenyum manis dengan tangan yang sedang memegang sendok makan batita milik Aga -anaknya Dhanu.

"Pagi, Ra," jawab Dhanu meski masih merasa kebingungan dengan hadirnya Aura di tengah sarapan pagi keluarganya.

Dhanu tahu kalau Aura adalah salah satu murid lukis ibunya, yang kerap kali datang berkunjung untuk berlatih dan melukis bersama dengan ibunya, namun biasanya gadis itu akan datang di jam-jam agak siangan, tidak seperti pagi ini.

Yang membuat Dhanu lebih heran lagi adalah interaksi antara Aura dan Aga (anaknya) sudah nampak akrab dan sangat dekat sampai-sampai Aga yang jarang mau dekat-dekat dengan orang asing, mau-mau saja ketika disuapi oleh Aura.

Melihat kebingungan putranya, Ibu Wanda mulai bersuara, "Kemarin Ibu iseng ngajak Aura untuk pergi bareng ke kebun binatang hari ini bareng sama Aga. Eh, kebetulan banget dia free hari ini, makanya pagi ini Aura udah ada di sini pagi-pagi sekali. Soalnya beres sarapan pagi, kita mau langsung berangkat."

"Oh." angguk Dhanu mengerti dan mulai mendekat ke arah Aura dan Aga (putranya) yang sedang disuapi oleh gadis itu. "Biar aku aja, Ra!" pinta lelaki itu ingin mengambil alih mangkuk dan sendok makan Aga yang ada di tangan Aura.

"Nggak, Kak," tolak Aura dengan senyum manisnya. "Biar aku aja yang suapin Aga. Udah tanggung."

"Nggak, Ra." Dhanu nampak bersikeras. "Kamu tamu di sini. Jadi lebih baik kamu fokus mulai sarapan aja bareng Ibu," tegasnya. "Lagipula nyuapin Aga itu tugasnya Sus Lulu."

"Biarin aja sih, Nu," sela Ibu Wanda nampak memihak Aura. "Lagian Aga-nya juga seneng banget disuapin sama Aura. Siapa tahu di masa depan Aura bisa jadi I-"

"Bu!" potong Dhanu cepat dengan sorot mata penuh protes pada ibundanya.

Ibu Wanda hanya tersenyum evil sambil meledek kecil pada putranya lewat tatapan matanya.

Sedangkan Aura malah tersipu malu ketika mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Ibu Wanda. Meski belum terselesaikan sepenuhnya, namun Aura paham ke mana arah tujuan kalimat wanita tua itu.

Gadis cantik itu nampak tidak keberatan sedikit pun jika memang suatu hari nanti Dhanu ingin menjadikannya istri. Sebab sejak dulu pun -Aura memang sudah jatuh hati pada mantan kakak iparnya itu. Namun dulu dia menahan diri karena Dhanu sudah bersama dengan kakaknya -Lami. Akan tetapi hubungan pernikahan mereka kandas, yang akhirnya membuat Aura memiliki harapan kembali untuk bisa bersama dengan Dhanu dan mulai mengejarnya secara halus lewat Ibu Wanda dan Aga (putra Dhanu).

Sementara para gadis muda lain (para pekerja) yang ada di ruangan makan ini nampak merengut tidak suka mendengar percakapan barusan, sebab diam-diam mereka juga menyukai Dhanu dan berharap bisa menjadi Cinderella yang dipersunting oleh pangeran tampan dan kaya seperti di cerita-cerita dongeng.

Dan benar saja perkiraan Dhanu.

Setelah selesai sarapan, sebelum kepergian Ibu Wanda ke kebun binatang bersama dengan cucunya dan Aura, wanita tua itu sempat mengobrol sebentar dengan putranya itu.

"Nu, Ibu udah bosan kamu rusak semua kencan buta yang Ibu buatkan untuk kamu," tekan Ibu Wanda penuh keseriusan. "Jadi ...." nampak wanita tua itu menarik napas panjang dalam-dalam. "Ibu bakalan kasih kamu kesempatan untuk cari sendiri calon istri yang kamu inginkan."

Dhanu tidak bereaksi, namun detak jantungnya makin berdegup dengan kencang karena dia mencium ada aroma yang mencurigakan.

"Namun jika dalam satu bulan -kamu belum mendapatkan calon istri, maka ... mau tidak mau kamu harus nikah sama Aura."

Duaaaar

Dhanu merasa seperti baru saja terkena serangan bom mendadak.

"Bu, Aura itu mantan adik ipar aku," protes Dhanu cepat. "Bisa-bisanya Ibu minta aku buat nikah sama dia. Ibu gila ya?"

"Ibu nggak gila," sahut Ibu Wanda santai. "Lagipula Aura juga nampak jelas tertarik sama kamu. Dia juga kadang suka minta Aga untuk manggil dia -mama."

"Nggak, aku nggak mau nikah sama Aura."

"Kalau nggak mau. Cepet cari calon istri secepatnya! Sebelum kamu -Ibu seret ke KUA bareng Aura," tandas wanita tua itu tegas.

Kini Ibu Wanda langsung melenggang pergi dengan iringan suara rengek protes dari Dhanu.

Selepas kepergian ibunya, Dhanu langsung frustasi sambil mengacak rambutnya dengan wajah yang kusut.

"Nggak bisa. Aku nggak bisa biarin Aura jadi istriku," ucapnya pada diri sendiri. "Jika sampai terjadi, maka ... bagaimana dengan perasaan Lami?"

"Arghhhhh," erangnya putus asa. "Bisa-bisa aku nggak ada kesempatan untuk bisa balikan sama Lami lagi."

"Aku harus segera nyari calon lain secepatnya," gumamnya penuh tekad. "Yang paling penting, wanita itu bisa dengan mudah aku lepaskan. Jadi aku harus nyari wanita yang nggak terlalu tertarik sama aku."

Dhanu pun segera menghubungi tangan kanannya untuk mencarikan calon istri secepatnya saat ini juga.

***

Di belahan wilayah yang lain, Aya sedang tertekan oleh tatapan tajam dari Mommy angkatnya.

"Gimana progres pencarian jodohmu?"

Gluk

Aya kesulitan menelan nasi yang ada di dalam mulutnya.

To be continued ....

Bab selanjutnya akan up tanggal 14 Agustus 2024

DUDA PANAS SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang