20 Lenora

929 76 7
                                    

Kiky menarik tangan Lenora untuk mengikutinya menuju kantin, duduk di satu meja yang sama dengan Beno dan teman-temanya.

Gadis itu nampak ceria berbeda dari Lenora yang bermalas-malasan, Nora yang di sampingnya juga mulai muak melihat Kiky, yang kali ini nampak menerima suapan dari Beno.

Lihatlah, setelah menerima suapan dari Beno, gadis itu menatapnya bersalah.

"Eh maaf ya Len, kita biasanya gini dari kecil" ucap Kiky dengan wajah sedihnya.

Kening Lenora mengerut, kepalanya sakit melihat wajah Kiky ini. Di tambah dengan tatapan beberapa orang yang seakan merendahkannya.

"Mau gimana lo sama dia dari kecil, gue gak peduli" ucap Lenora acuh tak acuh, lebih baik memikirkan ujian kelulusan dari pada memikirkan Kiky yang aneh.

"Ni si Kiky kek nya minta di mutilasi deh Len"

"Baru sadar Lo? Sejak kapan jadi kejam gitu?" Tanya Lenora terkekeh pelan, aksi gila nya itu di lihat banyak orang membuat gadis itu tersadar seketika, kali ini Nora lah yang seperti minta di mutilasi. Andai gadis itu tak mengajaknya bicara tak akan di tatap aneh begini dia.

"Wahhh enak ini"

Abima sekonyong-konyong nya datang, mencomot bakso milik Lenora lalu duduk di samping gadis itu. Tatapan tak suka di layangkan Beno, bukan karna cemburu namun ia memang tak suka pada sosok Abima.

"Kenapa?" Tanya Abima polos.

"Itu bakso gue sialan" ucap Lenora lansung melayangkan pukulan mautnya, hey hey heyyy bakso tersebut sengaja ia tinggalkan satu, bukan untuk Abima melainkan untuk dia makan perlahan agar lebih nikmat, namun lihatlah manusia satu ini.

"Aw AW AW iya ampun Len, ntar gue ganti awss, tenaga Lo kuat banget bangsit"

"Biarin, siapa suruh makan bakso kesayangan gue, ambil ni, makan ni pukulan maut gue" ucap Lenora menggebu-gebu.

Keduanya kini menjadi pusat perhatian, selain suara mereka yang berisik, kebanyakan siswa di sana tentunya merasa heran melihat Lenora yang dekat dengan seorang Abima, si cowok nakal yang kerap kali bolos sekolah.

Sejak kapan?

Sejak kapan keduanya dekat?

"Ehem"

Kegiatan Lenora terhenti, gadis itu baru sadar jika dia tak berada di taman belakang sekolah, melainkan di kantin yang ramai akan siswa siswi.

"Udah Len, wajah Abima masih ada bekas luka itu, nanti nambah sakit kalo Lo siksa" ucap Kiky setelah berhasil menghentikan keganasan Lenora dengan berpura-pura batuk.

"Eh, aduhh maaf Abim, ini luka kemaren ya? Aduh aduh maaf deh" ucap Lenora, mencoba menyentuh bekas luka Abima yang pernah ia obati.

Abima tak melarang, cowok itu malah tersenyum bodoh menerima perhatian Lenora.

"Gak papa, maaf di terima"  ucap Abima dengan senyum lebarnya, terlihat menyedihkan di mata Lenora namun beberapa siswi yang melihat itu mulai menjerit tertahan atas pesona seorang Abima. Walau nakal cowok itu cukup di gemari karna ke gantengnya.

"Yaudah, sana beliin gue bakso lagi"

Abima terdiam, gajinya sebagai tukang pukul sudah habis bayar hutang, Lenora malah minta traktir, huh salah dia juga sih yang mencomot bakso gadis itu dan berjanji untuk mengganti nya, tapi ya gak sekarang atuh.

"CK, pesan aja sana, buat Lo sekalian, ntar gue yang bayar" bisik Lenora seketika membuat Abima tersenyum cerah.

Katakanlah dia cowok matre, yah matre hanya pada Lenora yang baik hati.

LeNoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang