eps 20

370 36 4
                                    

"Tae, aku sudah meropatkanmu beberapa hari terakhir ini. Kita akan membawa Jimin pulang hari ini.”

Taehyung tersenyum tenang: "Tidak masalah."

Jimin mendengus: "Aku tidak akan kembali. "

"Apakah tempat ini lebih baik daripada rumahmu? Sepertinya itu bagus.”

"Jangan khawatir paman, Jimin di sini tidak akan kekurangan apa pun. Aku juga di sini, dan aku juga tidak akan pulang. "

"Aku melihatmu sedang bekerja sepanjang waktu, tapi kenapa kamu tidak berencana untuk pulang?"

Taehyung menuangkan semangkuk sup kepada Sung Hoon "Paman, umurku sudah 24 tahun, aku tidak bisa tinggal di rumah setiap hari. Apalagi ibuku sering mengajakku untuk kencan buta. Aku di sini untuk bersembunyi darinya. Paman, makan dulu. "

Mereka berempat terus mengobrol dan karna Jimin masih tidak ingin pulang, jadi ayahnnya hanya memberitahukannya jika dia akan melakukan perjalan bisnis hingga waktu yg belum ditentukan.

*****

Perut Jimin yang semakin membesar juga menjadi sangat lembut, Dia tidak berani mendekatinya karena takut.

Jimin dan dia pernah berhubungan seks sebelumnya hanya karena Jimin ingin dia membuang anaknya. Dan itu tanpa sengaja terpatri di hati Taehyung seperti sebuah pelajaran jika kini dia harus merawatnya dengan hati-hati, tidak berani bermimpi bahkan tidak berani melampaui batas, hanya bisa tidur di ruang belajar.

Seokjin juga tidak bisa pergi, karena dia bertanggung jawab mengatur udara di antara mereka berdua, dan yang lebih penting, anak Jimin semakin besar, jadi dia harus terus mengamatinya.

Sekarang dia mempunyai kesempatan, untuk melihat dan mencatat bahwa anak dalam kandungan Jimin pasti laki-laki. Jika anak itu juga memiliki garis keturunan Jimin, maka dia harus memikirkannya terlebih dahulu.

Seokjin berpikir sejenak dan turun untuk makan. Berdiri di tangga, dia melihat pemandangan yang sangat harmonis.

Hari ini hari Sabtu, Jimin ada di rumah, Taehyung mengenakan celemek dan memegang sendok lalu memanggilnya: "Kemarilah dan cicipi untuk melihat apakah ini enak atau tidak?"

Jimin berdiri untuk mencicipinya. Taehyung meniup sendok dan membawanya ke mulutnya. Jimin mencoba seteguk dan dengan tidak sabar, wajahnya langsung cerah

"Ya, enak, tambahkan saus sambal. Aku ingin sedikit pedas!” Dia menimbang kata terakhir tapi tidak merasakan ancaman apa pun, jadi Taehyung tersenyum dan setuju.

Seokjin tertawa melihat mereka. Kedua orang itu terlihat sangat serasi. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama dan banyak hal untuk dibicarakan.

Seokjin mencoba memberitahu mereka sedikit di meja makan bersama. Dia tidak punya pilihan selain menjelaskannya. Anak mereka berusia lebih dari 6 bulan, dan Setengah bulan kemudian akan menjadi 7 bulan.

Seokjin hanya mengingatkan Jimin jika dalam waktu setengah bulan, anaknya bisa lahir kapan saja, jadi dia bercerita tentang situasi apapun yang tidak terduga.

Dalam situasi itu, Seokjin juga berbicara dengan sangat hati-hati, misalnya jika perut mulai terasa sakit, terus menerus sakit, sesekali sakit, dan semakin nyeri, berarti persalinan akan segera terjadi.

Jimin tidak mau mendengarkan dan sangat menolak. Begitu Taehyung melihat jika Jimin tidak menunjukkan wajah senang, dia segera mengganti topik pembicaraan.

"Bagaimana kalau nama belakangnya Kim?! Kim Taemin? Atau Kim Jihyung?”

"Nama belakang Park!"

"Nama belakangnya Kim!"

Pregnant With My Enemy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang