Eps 2

584 41 4
                                    

Sekarang Seokjin akhirnya mengerti bagaimana kedua orang ini bisa terluka parah. Dia masih mencoba yang terbaik untuk memijat perut Jimin dengan lembut, orang luar yang melihat ke dalam akan mengira jika Seokjin adalah ayah dari anak di Perut Jimin.

Taehyung meninju dinding dengan keras, dadanya terbakar, dia menjambak rambutnya, mengeluarkan sebatang rokok, dan hendak menyalakannya ketika dia mendengar ponselnya berdering. Taehyung harus menghentikan niat merokok, mengeluarkan ponselnya, ia melihat nama si penelepon, wajahnya menjadi lembut. Tak bisa dipungkiri, bagaimanapun keadaannya, dua kata Park Bogum selalu menjadi obat penenangnya.

Taehyung mengangkat telepon:

"Bogum ah." Uhuk!, tenggorokannya sakit seperti terkoyak, sehingga dia harus menutup mulut dan batuk, Bogum di sisi lain mulai ragu.

"Apa yg terjadi dengan tenggorokanmu?"

"Tidak ada, Apa ada masalah?"

"Apa yang kamu bicarakan? Kamu bilang kamu akan membawa dokumen profesor itu kepadaku. Ini sudah 9 jam dan masih belum ada tanda-tanda keberadaannya"

Taehyung tiba-tiba teringat akan dokumen itu. Tuan Muda Kim menutup matanya rapat rapat. Saat berkelahi dengan Jimin, dia secara tidak sengaja menjatuhkan setumpuk dokumennya ke tanah.

Brengsek!

Gara-gara bajingan itu sakit perut hingga membuatnya lupa. Sial!

Taehyung memukul kepalanya dengan keras, memukul lukanya lagi. Taehyung menarik napas.

Bogum di seberang mendengar suara yang agak aneh.

"Tae, apa yg terjadi denganmu?"

"Tidak apa-apa, dokumennya, aku lupa. Aku akan menyuruh seseorang untuk membawanya."

"Tenang saja, kenapa terburu-buru? Lagipula, besok adalah akhir pekan, kamu bisa membawakannya untukku."

Taehyung secara naluriah menghela nafas lega. Dia benar-benar tidak memiliki apa pun untuk dikirim malam ini, dokumen itu berisi semua informasi yg cukup banyak, tidak hanya berita online, tapi juga materi di perpustakaan yang semuanya ditulis dengan tangan.

Itu Hilang!

"Apa yg terjadi malam ini, kamu tidak datang ke sini, Jimin juga tidak terlihat, hari sudah gelap dan anak itu masih belum pulang. Teleponnya bahkan tidak dijawab... Kamu belum melihat wajah ayahku, dia sangat marah."

Taehyung memegang Telepon dan segera berhenti bergerak, dia bersandar kaku ke dinding, melirik orang yang terbaring di tempat tidur, Jimin terlihat sangat nyaman berbaring, teknik pijat dari Seokjin sepertinya sangat bagus.

Taehyung sedikit terkejut, Bogum di seberang akan menutup telepon

"Ya sudah Tae, aku akan menutup teleponnya."

"Bogum, Jimin ada di tempatku."

"Jiminie ada di tempatmu?"

"Ya, Jimin bersamaku. Bukankah dia akan memasuki tahun kedua kuliahnya? Katanya ada sesuatu yang ingin dia tanyakan padaku."

Meskipun Bogum skeptis, tapi kalau dipikir-pikir, itu masuk akal. Meskipun hubungan keduanya tidak baik, tapi dia harus menjawab

"Baik, mungkin itu merepotkan, tapi tolong antar dia pulang untukku. Kamu tidak tahu betapa hitamnya wajah ayahku! Aku akan turun memberitahukannya Jimin ada denganmu."

Alis Taehyung berkerut, matanya terbakar, penampilan dinginnya tampak sangat berat. Sayangnya, Bogum di sisi lain tidak mengetahuinya, karena Taehyung tidak pernah memiliki wajah seperti itu di hadapannya, dia akan selalu berbicara dengan lembut, karena dia takut suara keras akan menakuti Bogum

Pregnant With My Enemy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang