Bad Of Roses
Keengganan terus saja menemani laju Ji Won, gerak lambat dari mobil yang ia kendarai seperasaan dengan diri Ji Won yang sangat berharap tidak pulang, dan tentu terhindar dari bertemu Soo Hyun di rumah mereka.
"Dasar bodoh!!! Apa yang akan kau katakan kepada semuanya jika Soo Hyun membuka mulutnya?"
Sesekali Ji Won menepuki kepalanya sendiri, memukul kebodohan dan kelalaiannya menghindari Soo Hyun mengetahui semua ini, dan kemudian memilih terluka.
"Sekarang lihat hasil dari prestasimu tahun ini, Ji Won", sindirnya pada diri sendiri yang masih dibayang-bayangi oleh artikel dan foto dari ponselnya.
Tentu, Ji Won melakukan semua ini atas nama cinta, tidak terniat untuk menyakiti Soo Hyun dengan kebohongan sekalipun saat ini mereka saling membenci. Kemungkinan itu sama sekali tidak ada dalam rencana, dan entah mengapa sekarang terjadi.
Sangat sulit melihat wajah pria itu saat ini. Terutama setelah membaca berita yang ternyata sudah menyebar sejak subuh pagi tentang hubungan asmara Siwon ke publik, dan seharusnya itu memang Ji Won bagi Soo Hyun. Satu-satunya saksi yang melihat wajahnya di lokasi yang disebutkan.
Ego di kepala Ji Won masih menahannya untuk tetap tidak bertemu dengan pria itu sementara ini. Ji Won tidak tahu harus bersikap di depan pria itu lagi. Apakah Ji Won harus berpura-pura tidak tahu bahwa Soo Hyun sudah tahu?
Begitu juga sepertinya sulit.
Belenggu di kepala Ji Won terus menyerang, berharap siapa saja bisa menyelamatkan dirinya dari semua ini. Setidaknya untuk sekarang. Sampai semua terasa mudah untuk dilaluinya.
Lalu penyelamat yang Ji Won harapkan menghubungi, dan tidak perlu waktu 2 menit untuknya menyambungkan panggilan dengan girang. Tidak perlu 7 hari untuk menunggu mukzizat, jika saatnya tiba, dan terjadilah.
"Eomeoni..." ujarnya sok manis. Menyisihkan debaran hebat sang jantung yang sulit berdamai dengan kenyataan, bahwa ia nyaris mati mengetahui bahwa Soo Hyun tahu segala hal.
Wanita itu mendengar dengan seksama apa yang berusaha disampaikan seseorang yang ia panggil itu dengan sebutan Eomeoni. Mencoba terdengar berbahagia di atas segalanya untuk menampik kemungkinan sang ibu juga mencurigainya seperti yang Soo Hyun lakukan.
Ya, karena Ji Won tahu. Untuk memenangkan ini menjadi kekalahan bagi Soo Hyun, maka Ji Won harus memenangkan hati sang ibu. Lalu Soo Hyun akan tunduk pada apapun yang menjadi keputusan orangtuanya, dan selalu seperti itu.
"Tidak. Aku sedang tidak sibuk", jawabnya lagi kepada seberang.
Lihat? Adakah rasa bersalah Ji Won untuk Soo Hyun? Yang wanita itu permasalahkan hanya kepercayaan orangtua mereka, bukan perasaan Soo Hyun.
Well, sepertinya Ji Won sama sekali tidak percaya atau mengambil hati ujaran Yoona, bahwa Soo Hyun mungkin memang akan marah hanya karena dibohonginya, bukan karena jatuh cinta padanya.